BUKAN TIKUS BIASA
Kalian tidak hanya makan beras di dapur tapi juga uang di bawah kasur
Tidak hanya melahap kabel sepeda motor tapi juga anggaran kantor
Tidak hanya rusuh di sawah tapi juga menjajah sekolah bahkan rumah ibadah
Tidak hanya saat sepi dan gelap malam tapi malah dibagi sana-sini dan diviralkan
Kami hadi geleng-geleng kepala
Curiga kalian bukan tikus biasa
Diberi racun kalian cuekin
Pagar plastik kalian robek
Pagar seng tinggi kalian lompati
Pagar kawat listrik kalian buat konslet
Diesel pun terbakar
- Iklan -
Sepertinya kami harus sejenak memejamkan mata apakah ada bayang tikus pada cermin kita
JALAN SAJA
Mari sejenak berhenti
Jangan terus berlari
Tak perlu berburu hingga hilang waktu
Kasihan jantung hatimu
Terbelit semak benalu
Mari berjalan biasa
Nikmati irama udara alam raya
Berbagi senyum pada sesama
Sadari berbagai karunia
Biar Tuhan saja yang tahu keluh-kesahmu
Setelah usaha dan doamu
Selanjutnya tinggal menunggu
Dialah yang Maha tahu
Kita hanya sok serba tahu
Mari sejenak berhenti
Jangan terus berlari
Biar tidak terlalu sakit hati
Menyesal tak bisa kembali
Bila tersandung sakit
Atau mati
Mari sejenak berhenti
Jangan terus berburu mimpi
PULANG
Jangan lupa bawa pulang hatimu, Sayang
Jangan biarkan tertinggal di ladang
Atau tercecer di jalan
Atau terjepit di saku dada penjual gorengan
Bersihkan cangkul dan parangmu
Biarkan mereka istirahat dulu
Begitu juga kepala dan hatimu
Bantal guling selalu menunggu
Siap mengantarmu menikmati energi baru
Jangan lupa bangun, Sayang
Tak perlu menunggu alam terang
Biarkan mereka lanjut tidur tenang
Ajak hatimu bangun dari mimpi
Menyadari keterbatasan diri
Bersiap perbaiki diri
Lagi
Jangan lupa bawa hatimu
Sayang
Jangan biarkan tertinggal di ladang
Atau tercecer di jalan
Atau terjepit di saku dada penjual gorengan
Lagi
PULANG LAGI
Setelah jalan-jalan
Tentu kembali ke kendaraan dan pulang
Ke penginapan
Pulang lagi
Ke rumah
Pulang lagi
Ke tanah kelahiran
Pulang lagi
Ke tanah kuburan
Pulang lagi
Ke surga
TIDUR
Sudahlah
Sejenak pejamkan mata
Lupakan segala masalah
Nikmati dulu mimpi indah
Nanti kita mulai lagi
Pagi baru
Faiq Aminuddin lahir di Demak, Juli 1979. Lulusan FIB UGM dan MPI UNISNU. Belajar menulis sastra di Bengkel Sastra Bulak Sumur (BSBS), dan Akademi Kebudayaan Yogyakarta (AKY). Mengajar di MTs NU ITB Demak.