Oleh Hamidulloh Ibda
Griya Riset Indonesia (GRI) menggelar Akademi Kepenulisan bertajuk “Penyusunan Proposal Skripsi” pada Sabtu (14/2/2025) dengan mendaulat saya sebagai narasumber. Dalam kesempatan itu, saya menegaskan bahwa teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) sangat membantu dalam kerja-kerja akademik dan riset. Namun, AI bukan pengganti, bukan manusia yang bisa mengerjakan proposal riset dengan sendirinya. AI sekadar alat, tools, asisten, untuk drafting proposal riset, bukan menuliskan proposal. Begitu!
Dalam pelatihan itu, saya sengaja membuat materi bertajuk “Memaksimalkan AI for Research (AIFoR) untuk Penulisan Proposal Skripsi, Tesis, dan Disertasi” agar mahasiswa tidak asal-asalan menggunakan AI.
Di tengah perkembangan pesat teknologi, kecerdasan buatan atau AI semakin meluas penggunaannya, tidak terkecuali di dunia akademik. Bagi mahasiswa yang tengah disibukkan dengan penulisan proposal skripsi, tesis, atau disertasi, AI hadir sebagai mitra atau bahasa kasare “babu” cerdas yang bisa meringankan beban mereka. Meski menulis karya ilmiah adalah proses yang rumit dan penuh tantangan, kehadiran AI kini membuka peluang baru untuk meningkatkan efisiensi, kualitas, dan kreativitas dalam penulisan.
- Iklan -
Ragam dan Jenis AI for Research
Saya membagi AI for Research ke dalam tujuh bagian. Pertama, AIFoR untuk penentuan tren riset proposal skripsi, tesis, dan disertasi. Kedua, AIFoR untuk penyusunan judul proposal skripsi, tesis, dan disertasi. Ketiga, AIFoR untuk penyusunan abstrak proposal skripsi, tesis, dan disertasi. Keempat, AIFoR untuk penyusunan pendahuluan proposal skripsi, tesis, dan disertasi. Kelima, AIFoR untuk penyusunan kajian pustaka/kajian teori proposal skripsi, tesis, dan disertasi. Keenam, AIFoR untuk penyusunan metode riset proposal skripsi, tesis, dan disertasi. Ketujuh, AIFoR dan tools untuk penyusunan proposal skripsi, tesis, dan disertasi.
Untuk menentukan tren riset dalam proposal skripsi, tesis, dan disertasi, perlu dilakukan sejumlah hal. Pertama, sesuaikan dengan tren riset global. Kedua, sesuaikan dengan paradigma keilmuan atau body of knowledge (BOK) Prodi, Jurusan, atau Departemen. Ketiga, sesuaikan dengan profil lulusan. Keempat, sesuaikan dengan roadmap riset LP2M atau perguruan tinggi. Kelima, sesuikan dengan 8 Misi Asta Cita (Menuju Indonesia Emas 2045). Keenam, sesuaikan dengan Sustainable Development Goals (SDGs).
Sementara rincian AI dan tools yang dapat digunakan tiap bagian proposal, dapat diterapkan melalui sejumlah tahapan. Tools rekomendasi untuk penentuan tren riset bisa menggunakan openknowledgemaps.org, scholar.google.com, sciencedirect.com, tandfonline.com, elsevier.com, bisa juga lewat Publish or Perish, atau VOSviewer. Berdasarkan praktik baik yang dilakukannya, terdapat beberapa AIFoR atau tools untuk menyusun judul skripsi, tesis, maupun disertasi, yaitu ChatGPT, Gemini, Connected Paper, Humata Ai, Scite.ai, Perplexity, Researchrabbit.ai, SOM AI, Hivespell.com, Aruna AI, Scispace.com, Elicit.com, Koleksiskripsi.com, ratu.ai/judul-skripsi, skripsy.com/cari-judul, popai.pro, dan lainnya. Sementara macam-macam AIFoR untuk Abstrak yaitu ChatGPT, Deepseek, Gemini AI, nelsenso.net/en/abstract-online.aspx, writefull.com, classgist.com/abstract-generator.aspx, ahelp.com/abstract-generator, writingmate.ai/free-tools/ai-abstract-generator, summarizer.org/abstract-generator, dan lainnya.
Dalam menyusun abstrak dengan AI, pertama prompt harus rinci dan jelas. Kedua, gunakan batasan jumlah kata. Ketiga, minta abstrak dalam beberapa versi, bisa bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Keempat, gunakan bahasa yang beragam dalam menggunakan AI. Pendahuluan, isinya beragam. Maka dari latar belakang, rumusan masalah, identifikasi masalah, manfaat penelitian, tujuan penelitian, ruang lingkup penelitian, hipotesis, bisa menggunakan beragam AI.
Saya merekomendasikan sejumlah AI untuk menyusun pendahuluan proposal skripsi, tesis, dan disertasi meliputi ChatGPT, Deepseek.com, Gemini AI, Perplexity.ai, blackbox.ai/chat/ckTg3aY aiktp.com/id/introduction-generator, Typeset.io Elicit.com, Researchrabbit.ai, Iask.ai, You.com, Copilot.microsoft.com, Claude.ai/new, dan lainnya. AI dan tools untuk membantu menyusun kajian teori / kajian pustaka dan metode riset yaitu ChatGPT, Deepseek.com, Gemini AI, Perplexity.ai, Openknowledgemaps.org, Google Scholar, Sciencedirect.com, Tandfonline.com, Elsevier.com, Publish or Perish, dan lainnya. Sedangkan penyusunan referensi, bisa menggunakan aplikasi atau tools manajemen referensi minimal menggunakan Mendeley atau Zotero. Pahami gaya selingkung, gunakan tools, kualitas referensi, dan redaksional.
AI: Babu Cerdas dalam Penelitian
AI jelas ya, dia pembantu alias babu dalam penulisan proposal skripsi, tesis, dan disertasi. Maka penulisan proposal itu membutuhkan pemahaman yang mendalam terhadap topik yang dipilih. Mahasiswa harus melakukan penelitian literatur yang mendalam, menyusun kerangka teori, serta merumuskan metodologi yang tepat. Proses ini sering kali memakan waktu yang lama dan membutuhkan ketelitian. Di sini, AI bisa menjadi pembantu yang sangat berguna.
Salah satu cara AI dapat membantu adalah dengan memberikan rekomendasi artikel dan jurnal yang relevan dengan topik yang sedang diteliti. Misalnya, aplikasi berbasis AI dapat memindai database akademik dan menyarankan artikel terbaru yang mungkin terlewatkan oleh mahasiswa. Dengan begitu, mahasiswa bisa mendapatkan referensi yang lebih lengkap dan up-to-date, tanpa harus menghabiskan waktu berjam-jam untuk mencari literatur secara manual.
Selain itu, AI dapat menganalisis tren penelitian atau gap dalam literatur yang ada, membantu mahasiswa menemukan area yang perlu diteliti lebih lanjut. Ini sangat berguna terutama dalam tahap perumusan topik yang sering kali menjadi tantangan tersendiri bagi para mahasiswa.
Peningkatan Kualitas Penulisan
Saat menulis proposal atau disertasi, aspek kebahasaan tidak bisa diabaikan. Gaya penulisan yang tepat, tata bahasa yang benar, dan struktur kalimat yang jelas sangat penting agar karya ilmiah tersebut dapat dipahami dengan mudah oleh pembaca. Namun, tidak semua mahasiswa memiliki keterampilan menulis yang memadai. Di sinilah AI memainkan perannya.
Aplikasi penulisan berbasis AI, seperti Grammarly atau Microsoft Word dengan fitur Editor, dapat membantu memperbaiki kesalahan tata bahasa, tanda baca, dan bahkan gaya penulisan. AI dapat memberikan saran perbaikan yang disesuaikan dengan konteks akademik, menjadikan tulisan lebih profesional. Bukan hanya itu, AI juga mampu membantu meningkatkan keterbacaan teks, sehingga proposal atau disertasi yang ditulis menjadi lebih mudah dipahami oleh pembimbing atau penguji.
Selain itu, AI dapat membantu dalam menghindari plagiarisme. Aplikasi deteksi plagiarisme berbasis AI dapat memindai dokumen dan membandingkannya dengan sumber-sumber lain di internet. Dengan begitu, mahasiswa bisa memastikan bahwa karya ilmiahnya asli dan bebas dari plagiarisme.
Menyusun Kerangka dan Struktur
Penulisan proposal atau disertasi memerlukan struktur yang jelas, mulai dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hingga metodologi. AI dapat membantu mahasiswa menyusun kerangka ini dengan memberikan template atau format yang sesuai dengan standar akademik.
Sebagai contoh, aplikasi AI dapat memberikan saran tentang bagaimana cara merumuskan tujuan penelitian yang tepat dan menggambarkan metodologi yang sesuai dengan jenis penelitian yang dilakukan. AI juga dapat membantu mahasiswa dalam merancang timeline penelitian, memperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk setiap tahap, serta memberikan pengingat atau rekomendasi tentang aspek-aspek penting yang mungkin terlewatkan.
Meskipun AI dapat memberikan banyak kemudahan, penggunaan teknologi ini tentu tidak tanpa tantangan. Salah satu tantangan terbesar adalah kecenderungan mahasiswa untuk mengandalkan AI sepenuhnya, tanpa memahami esensi dari proses penelitian dan penulisan itu sendiri. AI memang dapat membantu dalam proses penulisan dan penelitian, tetapi pemahaman mendalam tentang topik yang diteliti dan kemampuan berpikir kritis tetap menjadi hal yang tidak bisa digantikan oleh mesin.
Selain itu, tidak semua aplikasi berbasis AI dapat diandalkan sepenuhnya. Beberapa aplikasi masih memiliki keterbatasan dalam memahami konteks atau memberikan rekomendasi yang sesuai dengan kebutuhan spesifik mahasiswa. Oleh karena itu, penting bagi mahasiswa untuk tetap melakukan pengecekan ulang terhadap hasil yang diberikan oleh AI dan memastikan bahwa keputusan penelitian mereka didasarkan pada pemahaman yang benar.
AI sebagai Babu, Bukan Pengganti
Pada akhirnya, AI seharusnya dipandang sebagai mitra yang membantu, bukan pengganti, dalam proses penulisan skripsi, tesis, atau disertasi. Dengan bantuan AI, mahasiswa bisa lebih fokus pada proses penelitian yang lebih mendalam dan pengembangan ide-ide baru. AI dapat menjadi alat yang mempercepat pekerjaan, meningkatkan kualitas penulisan, dan meminimalkan kesalahan teknis, tetapi kreativitas dan analisis kritis tetap berada di tangan manusia.
Seiring waktu, penggunaan AI dalam dunia akademik akan terus berkembang. Mahasiswa yang bijak akan memanfaatkan teknologi ini dengan sebaik-baiknya, sehingga mereka bisa menghasilkan karya ilmiah yang tidak hanya canggih dari sisi teknis, tetapi juga original, mendalam, dan bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan.
Jadi, jika Anda sedang berada di tahap penulisan proposal skripsi, tesis, atau disertasi, pertimbangkan untuk memanfaatkan AI sebagai alat yang membantu, bukan sebagai jalan pintas. Dengan cara ini, Anda bisa memaksimalkan potensi diri dan teknologi dalam menciptakan karya ilmiah yang berkualitas.
-Penulis adalah Koordinator Gerakan Literasi Ma’arif (GLM) Plus LP. Ma’arif NU PWNU Jawa Tengah