BEBUNGA KRISAN
Hanya bebunga krisan
diseduh matahari
hangat mengalir dalam cangkir
bagai pekat warna teh
mengulum harum di senyum
Apa kabar pagi?
Semalam kutemukan kau dalam mimpi
tangkai dengan kelopak segar
menyentuh hidung
jendela-jendela yang terbuka
potret sempurna dan warna cahaya
- Iklan -
Setelahnya, tak ada lagi langit yang nganga
hujan gemuruh seperti air mata
Indramayu, 2020
DI PUCUK LOTUS
Di pucuk lotus, kutemukan merah bibirmu
yang mekar
meraba denyut kolam yang gemetar
wangi yang bekerja
menghimpun sejuta abjad
Meski demikian,
di antara daun-daun lebar kausembunyi
dan bersunyi
dari mata para pencuri
kecuali bagi yang menyelam dan berenang menggapai
Dan kau harus tahu, itu aku
Indramayu, 2020
BURUNG-BURUNG KUNING
Setelah burung-burung kuning terbang
musim pun pergi
ke batas kehilangan
Tak ada suara pagi dan gemerisik daun
ranting kering terlipat
lepas dan lepas
hari-hari labil seperti angin
di tengah semerbak bunga yang menjelma dirimu
tanpa peduli, tanpa hati
Malam pun melolongkan rintih anjing
aku meringkuk
dan terkutuk, memeluk mimpi yang menakutkan
Indramayu, 2020
SATU BABAK
Setiap senja jendela kayu itu menutup
Seperti layar pagelaran drama
Satu babak
Namun ini telah sekian episode
Tak ada tanda-tanda akan selesai
Daun-daun masih tertutup
Aku bertanya,
“Bagaimana akhir dari cerita kita?”
Aku mengetukmu pada ketukan terakhir
Lampu padam
Kau telah tenggelam
Sampai pagi baru jendela itu terbuka
Siapa yang membuka
Tak kutemukan lagi kau di ambang
Kurasa inilah jawaban itu
Indramayu, 2019
MEMETIK PEKAT TEH
Tangan pun terus memetik pekat teh
Sebab lidah sudah rindu menyeduh pahitnya
Genangan kenangan di cangkir
Yang menghangat
Yang sebentar lewat
Apa kau tak ingin mencelupkan daunmu di sini
Memberi warna dan aroma wangi melati
Seperti yang sudahsudah
Di ambang sore
Di suatu episode
Dan sepi ini adalah sepotong roti yang kuirisiris
Kuberi selai yang tinggal seujung sendok
Kuingat kembali cerita lama
Tak sempuna
Tak juga hilang derita
Bandung, 2019
*Faris Al Faisal lahir dan berdikari d(ar)i Indramayu, Jawa Barat, Indonesia. Bergiat di Komite Sastra, Dewan Kesenian Indramayu (DKI) dan Lembaga Kebudayaan Indramayu (LKI). Namanya masuk buku “Apa dan Siapa Penyair Indonesia” Yayasan Hari Puisi. Puisinya mendapat Hadiah Penghargaan dalam Sayembara Menulis Puisi Islam ASEAN Sempena Mahrajan Persuratan dan Kesenian Islam Nusantara ke-9 Tahun 2020 di Membakut, Sabah, Malaysia, Juara 1 dan mendapat Piala bergilir ‘Lomba Cipta Puisi Anugerah RD. Dewi Sartika (2019), mendapatkan juga Anugerah “Puisi Umum Terbaik” Disparbud DKI 2019 dalam Perayaan 7 Tahun Hari Puisi Indonesia Yayasan Hari Puisi, dan pernah Juara 1 Lomba Cipta Puisi Kategori Umum Tingkat Asia Tenggara Pekan Bahasa dan Sastra 2018 Universitas Sebelas Maret. Tersiar pula puisi-puisinya di surat kabar Indonesia dan Malaysia. Buku puisi keduanya “Dari Lubuk Cimanuk ke Muara Kerinduan ke Laut Impian” penerbit Rumah Pustaka (2018).