HIKAYAT BENDA-BENDA
_bersama pendongeng Agus Nur Amal
pulang ke mana silsilah benda-benda
panorama kota, gang-gang desa
- Iklan -
keseharian laut disana
menyusun gambaran benda-benda
di kepalamu
betapa ia rindukan sesuatu yang hilang
tutup ember di tangan
anak-anak bermain air asin
kantung kain, mobil-mobilan
manis batang tebu, keramba bambu
lemper penampung bumbu
penjual obat di pasar
lawakan Ibu, perahu Fanzuri
puyer bintang toedjoeh
pantun sebuku suku Gayo
tumbuh digenggaman tangannya
pelan-pelan melontarkan sebaris kalimat
“aku bikin kotak kayu, penampung sesuatu yang lampau
sesuatu yang galau di tenggelamkan laut”
malam yang larut
ia mainkan tanda-tanda dalam visual nan kusut
berbaris urut pada belahan rona wajah kerut
dan
miniatur benda di otak-atik
menjadi pesawat terbang kayu
topeng kupu-kupu
atau bayangan pahlawan masa lalu
di ingatan terbang seperti kenangan
seperti pelukan Ayah membagi mimpi
di dada anak-anak
di luar ada dunia, dunia dongeng
terkubur dilekuk laci almari
seperti hikayat dilahirkan
dituturkan tak sempat diselesaikan
dr. Susanto, 17-2019
Catatan :
Agus Nur Amal: Pendongeng asal Aceh yang di juluki PM TOH, anak dari penghikayat senior asal Siglie, Tengku Adnan PM TOH (almarhum)
SELUSIN DOA
_mengenang Syamsudin al-Sumatrani
dengan alif engkau ajari kami menemu jalan pulang
mengupas ba
melepas ta
hingga langit petang berwarna zaitun
menjemputmu pulang
kami belum selesai menuntaskan secangkir kopi hangat
dan nasi kuah Masam Keu-eung
di pagi hari, dingin
ada selusin doa di hari kemarin
mengingatkan “hidup bisa di putus kapan saja”
2017-2019
MAKAM SYIAH KUALA
latar pesarean mulai lenggang menuju jam 2 malam
kami bersedeku mengucapkan salam
dengan dada lapang
menderas nasib, berkarib suluk lurus kejantung
mata kami padam menyalip putaran jam
di kuburan sandarkan kekalahan
apa yang membuatmu kerap dihantui ragu?
berkah bahagia
dari hidup yang perih
dan berhenti
membekaskan cahaya pada sisi
batu nisan yang bersih
subuh datang seperti sebuah terang
seseorang entah siapa
pulang dengan menggendong perempuan kecil
berkerudung jenaka
ia bergumam dengan bahasa orang biasa
“jika lelah, sandarkan punggungmu di kuburan dengan bahagia”
2017-2019
Catatan:
Makan Syiah Kuala adalah makam ulama Aceh yang sangat terkenal pada masa dahulu, makam ini ramai pengunjung,makam ulama yang sangat kharismatik ini berada di jl. Syiah Kuala
TENTANG KITA
Novita sr. Afiz
sampaikah kita pada pekan perayaan hari kelahiran?
kau menumis buncis dengan bibir gemetar
dan
angin berisik sebentar
di atas tikar
aku diam dalam hidangan
bersama racikan merica, jahe, pala
berpendar cerita cinta
ada warna lampu dapur
polos
menjaga umur hidangan
barangkali ketemuan dan harapan
hanyalah sebuah pelintasan
Pati, agst 2016-2019
LANSKAP MALAM
Hening
Padi menguning
Kau sebut itu sepi
Dukuhmulyo.
2016-2019
Tentang Penyair
Niam At-Majha, lahir dan tinggal di Bumi Mina Tani Pati. Menulis novel dan puisi. Menulis buku puisi bersama Dari Dam Sengon Ke Jembatan Panengel (Dewan Kesenian Kudus, 2013) Solo Dalam Puisi (Pawon Sastra Solo, 2014), Sang Peneroka (Penerbit Gabang Yogyakarta, 2014) Tifa Nusantara 2 (Pustaka Senja, 2015), Tifa Nusantara 3 (2016), Ketua Komite Sastra Dewan Kesenian Pati (2015-sekarang), Suluk Santri (Diandra, 2018) buku puisi tunggalnya Nostalgi dan Melankoli (Pilar Nusantara, 2018). Akun FB; Niam At-Majha. IG Niam At-Majha.