Oleh Sam Edy Yuswanto
Anda tentu sepakat bila wajah yang berhiaskan senyuman itu lebih enak dipandang ketimbang wajah yang berselimutkan cemberut.
Wajah yang senantiasa memancarkan senyuman biasanya menunjukkan pribadi yang ramah bersahabat, juga berusaha menerima (terbuka) dengan segala situasi serta kondisi di sekitarnya.
Bahkan, meski senyum dan keramahan yang dipancarkan tersebut tak berbalas, dia tak akan merasa kecewa atau marah dan tak lantas mengubah wajahnya yang semula tersenyum menjadi cemberut.
- Iklan -
Mungkin, Anda pernah bertemu dengan orang yang raut wajahnya seperti berat untuk tersenyum
Alih-alih tersenyum, kedua bola matanya malah melebar, menatap tajam ke arah kita tanpa sepatah kata sapaan.
Bila kita bertemu dengan tipikal orang seperti ini biasanya akan membuat suasana hati kita jadi turun, merasa kesal, pokoknya nggak enak banget.
Selain itu, mungkin kita jadi bertanya-tanya dalam hati, “Salah apa kita sama dia ya, kok rautnya tak bersahabat begitu saat bertemu denganku?”
Bagi orang yang bisa menyikapi keadaan dengan bijaksana, dia akan berusaha memandang segala sesuatu dari sudut pandang beragam.
Bisa jadi, orang yang berwajah cemberut atau terkesan menantang itu sedang memiliki persoalan. Sehingga rautnya terlihat tegang karena jiwa dan pikirannya sedang dikuasai oleh emosi negatif.
Atau bisa jadi kedua penglihatannya sudah mengalami penurunan, sehingga dalam jarak sekian meter sudah tak bisa melihat dengan jelas orang-orang yang dia temui di jalan, makanya ketika berpapasan dengan orang kedua matanya langsung membesar dengan kening berkerut. Tapi bukan karena sedang marah melainkan sedang memperjelas penglihatannya.
Bicara tentang penglihatan yang sudah mulai kabur (karena efek usia atau yang lainnya) saya memiliki seorang saudara yang mengalami hal senada. Yakni penglihatannya sudah tak begitu jelas.
Sayangnya, dia enggan periksa ke dokter, juga enggan memakai kaca mata yang bisa membantu penglihatannya.
Jadi, ketika kita sedang sama-sama naik motor dan kebetulan berpapasan di jalan, biasanya dia cuek saja, alih-alih tersenyum dan bertanya pada saya mau ke mana, bla-bla-bla.
Wajah saudara saya yang terlihat cuek dan tak tersenyum itu sama sekali bukan karena sedang marah pada saya. Sama sekali bukan.
Tapi karena memang pandangannya yang sudah tak begitu jelas bahkan mengenali wajah saudaranya sendiri sudah tampak kabur.
Oleh karena itulah, ketika saya berpapasan di jalan dengan orang-orang, terlebih orang tersebut saya kenal, tapi wajahnya tampak tak bersahabat atau enggan tersenyum, saya berusaha tak marah.
Karena banyak hal yang kita tidak tahu mengapa orang tersebut bersikap seperti itu pada kita. Bisa jadi karena penglihatannya bermasalah, atau dia memang tak begitu memperhatikan setiap orang yang ditemuinya karena lebih fokus dengan kendaraan dan jalan di depannya, atau karena hal-hal lain yang pada intinya saya berusaha untuk berpikir positif.
Yang jelas, apa pun persoalannya, tersenyum dan menampakkan wajah ramah bersahabat, seyogianya selalu kita upayakan.
Dengan kata lain, mari kita berusaha selalu tersenyum meski hidup terasa berat.
Saya pikir, yang namanya hidup itu tak ada yang ringan, setiap orang pasti memiliki ujian atau cobaannya sendiri-sendiri. Tinggal bagaimana cara kita menyikapinya.
Hal yang juga tak kalah penting untuk kita ketahui dan pahami bersama, bahwa wajah yang dihiasi senyuman itu dapat membuat suasana hati menjadi lebih baik. Bahkan membuat kita lebih sehat.
Bicara tentang dampak positif senyuman, CNN Indonesia (10/10/2021) menjelaskan lima manfaat tersenyum. Berikut penjelasan ringkasnya:
Pertama, tingkatkan imun. Tersenyum dipercaya bisa membuat rileks. Alasannya, karena tersenyum dapat menenangkan otot wajah. Bahkan senyum dipercaya bisa meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan menghindarkan kita dari rasa cemas.
Kedua, menenangkan pikiran. Senyuman dipercaya bisa meningkatkan aktivitas mental, sehingga mengurangi ketegangan dan membuat pikiran lebih positif.
Ketiga, membuat awet muda. Saat tersenyum, orang tampak lebih cerah dan bahagia. Sebuah studi menunjukkan, tersenyum bisa melatih otot-otot di sekitar mulut, bibir, dan mencegah kendur juga keriput.
Keempat, kesehatan jantung. Tersenyum dapat menurunkan detak jantung dan menjaga tekanan darah tetap terkendali.
Kelima, mengurangi stres. Tersenyum dapat melepaskan serotonin dan dopamin dalam tubuh seseorang. Hormon-hormon ini mengendalikan tingkat kebahagiaan Anda dengan mengurangi stres.
Semoga dengan memahami manfaat tersenyum bagi kesehatan jiwa dan raga manusia, dapat membuat kita lebih menyadari betapa pentingnya memiliki wajah berhiaskan senyum dan keramahan.
Jadi bagaimana pun kondisinya dan apa pun masalahnya, jangan lupa untuk tersenyum. Tersenyumlah, meski hidup terasa berat. (*)
*SAM EDY YUSWANTO, penulis lepas mukim di Kebumen.