Oleh Usman Mafrukhin
Banyak orang berbeda dalam mengartikan sebuah pengabdian baik di lingkungan pekerjaan, organisasi masyarakat, kepemudaan dan lainya. yang latar belakangnya aktifis atau sosok organisatoris pun kadang berbeda prespektifnya, ada yang sebatas yang penting ikut berkecimpung itu sudah termasuk pengabdian, ada juga yang harus lebih ia harus berkontribusi besar punya andil besar dalam majunya tempat pengabdiaannya, bahkan yang miris ada yang salah niat ia hanya mengejar finansial tanpa menghiraukan hakikat pengabdian yang sesungguhnya.
Belakang ini, saya mengamati bahwa banyak sekarang lebih minat mengejar finansial daripada pengabdian yang tulus dilakukan, walaupun hal demikian tidak salah akan tetapi dari sini bisa dilihat mana yang betul tahan baja (mateng) sosok dirinya sebagai pengabdi sejati dan yang bukan. dilihat dalam presentase sekarang lebih banyak lulusan wisudawan S1 lebih memilih untuk memperbaiki karier dan mengharapakan mendapatkan SK P3K.
Akan tetapi pengabdian yang sesungguhnya kepada madrasah-madrasah, pondok pesantren atau kampus yang notabene masih swasta yang sekarang menurut hemat saya semakin sedikit peminatnya, tentunya hal tersebut sudah jelas alasanya kenapa bisa demikian.
- Iklan -
Yang jadi garis bawah adalah sikap apresiasi yang tidak boleh kebalik. orang kebanyakan mengapresiasi pencapaian lulusan, alumni ketika melakukan hal yang dirasa sudah marak diterima P3K misalnya. akan tetapi minim apresiasi terhadap lulusan/alumni yang notabene punya loncatan besar, pengaruh besar misalnya ia mau untuk rela di jalur pengabdian membangun sekolah dari NOL, ada yang istiqomah di madrasah swasta karena prihatin siapa yang akan menjadi generasi penerus selanjutnya, ada juga yang fokus enterpreneur atau teacherpreneurship kalau dalam buku yang pernah saya baca.
hal demikian justru harus mendapatkan apresiasi yang lebih karena sosok orang tersebut memang sudah matang di jalur pengabdian. ini juga salah satu mengharumkan nama baik. toh kalau yang di nilai hanya mendapatkan sk dan lain-lain tentunya kurang berimbang ketika lulusan alumni ukuran capainya nya hanya itu. sama sama di jalur pengabdian tapi impactnya lebih besar yang mana kita bisa koreksi bersama.
Jalur Pengabdian Yang Sesungguhnya
penulis masih dalam tahap belajar dalam urusan pengabdian, bukan berarti sudah paling unggul sisi ke istiqomahannya. namun mewakili yang lainya pejuang pendidikan pengabdian yang senantiasa istiqomah, madrasah madrasah harus tetap di kembangkan lewat sosok pengabdi yang memang istiqomah tersebut, sebab siapa yang akan tetap nguri uri madrasah secara umum ketika semua memilih memprioritaskan mendapat SK.
Ya, mau gimanapun madrasah saya yakin tetap akan eksis sampai seterusnya, tapi ketika tidak ada basik orang orang yang istiqmoah di jalur pengabdian ini akan menjadi penghambat perkembangan. maka mewakili orang orang yang istiqmoah penulis begitu menghargai dan memberikan apresiasi yang lebih.
Tulisan ini bukan bermaksud untuk siapapun namun hanya sikap apresiasi kepada orang orang yang senatiasa istikamah di jalur pengabdian, semoga selalu dalam lindungan yang maha kuasa. Amin
-Usman Mafrukhin, Penulis merupakan guru di Madrasah Aliyah D Baito Sunan Plumbon Temanggung