IBU, BUI, DAN BUAI
Ibu
Lagi Ibu
Lagi-lagi Ibu
Kau bui
aku di dalam rahimmu
ketika badai tiba bertubi-tubi
Lalu
aku mencium
baumu ketika kau buai
Hingga
kau mengabu di pusara
tanpa beribu iba
Cibinong, 22 Desember 2019
AKU, IBUKU, DAN ISTRIKU
Kerut di wajahmu
Mengisahkan deru angin
Meriwayatkan segala cuaca
Galau kemarau dan impian hujan
Kubaca firman-Mu dengan jelas
Surah Luqman ayat 14
“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada kedua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu-bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.”
Lembut tanganmu
Mengelus dahagaku
Berlaga di bawah matahari
Hingga aku tersungkur sesekali
Kubaca firman-Mu tanpa ragu
Surah Ar Ruum ayat 21
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.”
Ibuku
Ibu bagi anak-anaknya
Istriku
Juga ibu bagi anak-anaknya
Cibinong, 22 Desember 2019
- Iklan -
NENEKKU
Nenekku fasih membaca Al-Quran
setelah berhaji di Arab Saudi
saat zaman penjajahan
mengangkangi ibu pertiwi.
Nenekku mengajari mengaji
kepada anak dan cucunya
agar berserah kepada Illahi Robbi
berlandaskan iman dan takwa.
Nenekku selalu mengajarkan
kepada kami dengan sukacita
menghormati sahabat dan kawan
dengan senyum indah di mata.
Cibinong, 31 Juli 2020
DIALAH IBUKU
Manusia perkasa
menjagaku dalam kawah candradimuka
sembilan purnama lamanya.
Dialah ibuku.
Manusia berhati baja
berikan kehidupan sejak aku kedipkan netra
hingga tangisku merobek mayapada.
Dialah ibuku.
Manusia pengelana
semai dan suburkan tumbuh-kembang anaknya
lalu aku menjadi penakluk segala cuaca.
Dialah ibuku.
Cibinong, 23 Desember 2019
TANGAN IBU
Jika ada tangan yang mampu
menampung rindu, syahdu, dan sendu,
tangan ibu itu tentu.
Jika ada tangan yang memberi
tanpa meminta balas budi,
tangan ibu itu pasti.
Jika ada tangan yang membelai
tak dilumuri gegar sansai,
tangan ibu itu wahai.
Jika ada tangan yang menghibur
bagi galau yang berkesiur,
tangan ibu itu melebur.
Jakarta, 22 Desember 2019
*Syukur Budiardjo, Penulis dan Pensiunan Guru ASN di DKI Jakarta. Alumnus Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni (FPBS) Jurusan Bahasa Indonesia IKIP Jakarta. Menulis artikel, cerpen, dan puisi di media cetak, media daring, dan media sosial. Kontributor sejumlah antologi puisi. Menulis buku kumpulan puisi Mik Kita Mira Zaini dan Lisa yang Menunggu Lelaki Datang (2018), Demi Waktu (2019), Beda Pahlawan dan Koruptor (2019), buku kumpulan esai Enak Zamanku, To! (2019), dan buku nonfiksi Strategi Menulis Artikel Ilmiah Populer di Bidang Pendidikan Sebagai Pengembangan Profesi Guru (2018). Akun Facebook, Instagram, dan Youtube menggunakan nama Sukur Budiharjo. Email budiharjosukur@gmail.com.Tinggal di Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.