Oleh: Muhammad Muzadi Rizki
Agustus menjadi bulan yang amat bersejarah bagi masyarakat Indonesia. Di bulan ini, terdapat tanggal 17 yang mana merupakan identitas lahirnya Indonesia. Ir. Soekarno (Bung Karno), selaku Presiden pertama Republik Indonesia, menetapkan 17 Agustus sebagai tanggal sakral, tanggal Kemerdekaan Indonesia.
Dulu, dalam menggapai momentum itu, bukan perkara mudah. Para pejuang berpegang teguh pada semboyan ‘merdeka’ atau ‘mati’. Nyawa mereka ditaruhkan di medan laga berperang melawan penjajah. Oleh sebabnya, setiap momen kemerdekaan mutlak harus diperingati dan dirayakan penuh suka cita oleh seluruh lapisan warga negara.
Karena di zaman sekarang sudah damai, tidak ada lagi peperangan. Maka, perayaan kemerdekaan yang relevan dilakukan dengan menunjukkan rasa cinta tanah air (nasionalisme), kebanggaan, dan menghargai jasa para pahlawan. Adapun bentuknya, disamping upacara bendera, juga memasang bendera merah putih dan menghiasi lingkungan tempat tinggal bernuansa kemerdekaan; pakai cat dan alat pendukung lain.
- Iklan -
Hal ini termaktub dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 pasal 6 ayat 3, “Bendera Negara wajib dikibarkan pada setiap peringatan Hari Kemerdekaan Bangsa Indonesia tanggal 17 Agustus oleh warga negara yang menguasai hak penggunaan rumah, gedung atau kantor, satuan pendidikan, transportasi umum, dan transportasi pribadi di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan di kantor perwakilan Republik Indonesia di luar negeri”.
Jika ditelaah secara mendalam, terdapat nilai yang begitu agung dari adanya perintah di atas. Yakni, di bulan ini terdapat korelasi positif dengan peningkatan sektor ekonomi. Adapun yang memperoleh manfaat langsung, yaitu para pelaku usaha bendera merah putih dan ornamen kemerdekaan lainnya.
Bagaimana tidak, ketika momen perayaan kemerdekaan semakin dekat, permintaan bendera merah putih dan atribut semacamnya melonjak tajam. Masyarakat, mulai dari individu hingga perusahaan dan pemerintahan, berduyun-duyun mencari dan membeli untuk menyemarakkan perayaan hari bersejarah ini. Yang diperingati satu tahun sekali.
Coba bayangkan saja, ketika setiap RT memborong semua asesoris kemerdekaan untuk kebutuhan hias lingkungan setempat. Pastinya hal tersebut meningkatkan omzet dan keuntungan dalam jumlah yang besar. Ada bendera merah putih yang terjual, umbul-umbul, pring (pohon bambu), cat warna merah putih, baju seragam buat panitia, hingga jasa pembuatan karcis jalan sehat. Ini saja baru bicara lingkup RT, belum instansi-instansi lain.
Disisi lain, sektor peluang kerja juga menjadi terbuka. Seiring menghadapi peningkatan permintaan, para pelaku usaha dapat menambahkan tenaga kerja untuk efisiensi produksi, mobilisasi distribusi, dan menjual produk mereka. Atau, bila tidak mau, bisa membuka lapak dagangan sendiri. Entah di depan rumahnya atau ikut nimbrung di tempat yang agak ramai oleh lalu lalang manusia. Kalau orang-orang mengistilahkan, ‘pedagang musiman’.
Sifat dari pedagang musiman ini, sebetulnya termasuk cerdas. Sebab, ia independen dan jeli melihat peluang. Sektor apa yang sedang ramai, maka itulah yang dicoba untuk dipasarkan. Dalam konteks ini, pedagang musiman di bulan Agustus, adalah mereka yang di hari-hari biasa cenderung tidak melakukan transaksi jual beli, tapi tiba-tiba melakukannya di bulan Agustus. Tentu, mereka itu melakukannya selain untuk meramaikan Agustusan, juga untuk memburu cuan.
Kita bisa lihat, sekalipun panas menyengat, keringat membasahi dahi hingga sekujur tubuh, bukan menjadi suatu penghalang. Para penjual pagi, siang, sore selalu memadati dimana-mana. Serba-serbi merah putih bertebaran di sepanjang trotoar jalan raya dan lampu merah. Inilah bulan agustus membawa keberkahan tersendiri, khususnya bagi pedagang yang bergerak jual beli atribut perayaan hari besar Nasional.
Ya, momen ini membantu dalam memberikan kesempatan bagi banyak orang untuk mendapatkan penghasilan tambahan selama musim perayaan kemerdekaan. Kita patut berterimakasih kepada pelaku usaha tersebut. Dengan adanya mereka, perayaan kemerdekaan Indonesia menjadi semakin meriah dan penuh warna.
Agustus adalah bulan yang sarat makna. Semangat kebangsaan dan semangat perekonomian melebur jadi satu dan menciptakan dampak positif bagi kelangsungan bangsa Indonesia. Oleh karena itu, mari rayakan bulan Agustus (Kemerdekaan) dengan semangat kebersamaan, kreativitas, dan kesempatan yang membawa keberkahan bagi kita semua.
Selamat hari ulang tahun kemerdekaan negeriku Indonesia ke-78.
Terus Melaju untuk Indonesia Maju.
Merdeka!!!