Semarang, Maarifnujateng.or.id – Sejumlah peserta Lomba Poster dalam perhelatan Pekan Olahraga dan Seni Ma’arif (Porsema) XII Lembaga Pendidikan Ma’arif NU PWNU Jawa Tengah masih terjebak pada gambar ilustrasi. “Teknis membuat poster mulai berkembang, poster lebih menyampaikan isi dan maksud namun sayangnya banyak yang terjebak pada hanya bagus-bagusan ilustrasi gambarnya, seharusnya pesan pada poster gampang diterima dan harus sampai,” kata Juri Lomba Poster, Dany Dwia kepada media, Sabtu (11/2/2023).
Photographer dan Graphic Designer tersebut berharap, agar pesan dalam sebuah poster tersampaikan, tidak sekadar mengutamakan ilustrasi saja. “Harapannya terus dikembangkan, terutama pesan yang ingin disampaikan harus terasah. Bukan hanya mengacu nilai estetika gambar,” kata dia.
Sementara itu, Juri Lomba Poster dari Purwokerto, Efen Nurfiana, juga berkomentar membuat poster tidaklah mudah, karena anak-anak harus bekerja keras. “Saya menyadari kreativitas bekerja di kepala anak-anak muda lebih keras. Keberanian memilih media, mengolah warna, menerapkan ide, sekalipun sifat dari anak anak di dalam poster-poster ini tidak lantas mendadak dewasa dan bernapas dengan banyak pengalaman, namun ini menjadi suatu yang menggemaskan,” katanya.
Juri yang menjadi redaktur di literary.com ini menjelaskan, bahwa karakteristik, bentuk dan ekspresi yang dikeluarkan, perlu untuk kita lihat dan teruskan. “Menyaksikan secara langsung bagaimana kreativitas itu menciptakan dirinya di dalam poster poster ini, seolah-olah menghidupkan bentuk bentuk dasar keberanian sekaligus menekan bel peringatan, di mana kreativitas yang berlimpah tidak muncul dengan kekosongan. Poster karya SMP/MTS, SMA/MA/SMA sederajat ini membuktikan itu pada saya hari ini,” papar dia. (adm/HI).