Oleh Fathorrozi
Shalat (dalam KBBI; salat) adalah rukun Islam kedua, berupa ibadah kepada Allah Swt., wajib dilaksanakan oleh setiap muslim mukalaf, dengan syarat, rukun dan bacaan tertentu, dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam.
Jika kita tahu akan pentingnya shalat, pasti kita tak akan meninggalkannya. Sama halnya dengan pentingnya makan dan minum. Jika kita tahu pentingnya makan dan minum, niscaya kita akan melakukan apa saja agar bisa kenyang dan hilang dahaga.
Sebagai manusia, kita diwajibkan menegakkan shalat. Perintah ini sebagaimana termaktub dalam Al-Qur’an surah Adz-Dzariyat ayat 56: “Dan tidak Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepadaKu.” Tujuan Allah menciptakan manusia dan bangsa jin hanya untuk beribadah kepada-Nya. Salah satu ibadah yang disyariatkan-Nya adalah shalat.
- Iklan -
Perintah wajib ibadah shalat tidaklah sia-sia, karena hanya manusia yang diamanahi untuk mengatur dan memakmurkan bumi. Agar kehidupan di bumi berlangsung damai, indah dan penuh cinta kasih sayang antar sesama, maka manusia dibekali dengan perintah shalat.
***
Agar dalam shalat kita tambah semangat dan khusyuk, maka penting bagi kita untuk mengetahui keuntungan dan manfaat shalat. Marenda Darwis dalam buku Rahasia Kecanduan Sholat, mengungkap keuntungan dan hikmah shalat yang sangat luar biasa. Beberapa hikmah shalat yang perlu kita ketahui, yaitu:
Pertama, memengaruhi mental. Perkara mudah bagi kita untuk menentukan mana teman yang rajin shalat, shalat jarang-jarang dan yang sama sekali tak pernah shalat. Orang yang terbiasa menegakkan shalat dengan mengerahkan segenap pikiran, hati dan jiwa kepada Allah Swt., maka ia akan terjaga dari perbuatan dosa. Orang yang hidupnya jauh dari dosa, wajahnya akan berseri-seri, bersih, bisa mengendalikan emosi, tidak mudah stres dan ucapannya terkontrol. Orang yang shalatnya dikerjakan dengan benar dan khusyuk, hidupnya akan tenteram, damai dan bahagia.
Rasulullah saw. menjadikan shalat sebagai media hiburan. Dalam sebuah kesempatan, Rasulullah meminta kepada Bilal bin Rabah untuk bersama-sama shalat dengan bersabda, “Hiburlah kami dengan shalat, wahai Bilal.” (HR. Abu Daud dan Thabrani). Artinya, shalat bisa dijadikan obat ketika kita sedang gabut, gelisah, galau dan merana. Dengan menunaikan shalat, insyaallah kita terhindar dari penyakit mental. Allah berfirman dalam surah al-Baqarah ayat 153: “Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar.”
Kedua, memengaruhi fisik. Shalat bisa membuat fisik kita jadi sehat. Banyak sekali buku-buku yang menjelaskan keterkaitan shalat dengan kesehatan, salah satunya buku Super Health, Gaya Hidup Sehat Rasulullah yang ditulis oleh Egha Zainur Ramadhani, mengatakan takbir merupakan latihan awal pernapasan. Takbir berarti kegiatan mengangkat lengan dan merenggangkannya hingga rongga dada mengembang seperti halnya paru-paru. Dan mengangkat tangan berarti merenggangnya otot-otot bahu sehingga aliran darah yang membawa oksigen menjadi lancar.
Egha Zainur Ramadhani juga memaparkan, sujud merupakan pijatan usus yang sudah dimulai sejak rukuk. Dilakukan dengan meluruskan tulang belakang dan meregang otot hingga rongga perut mengecil. Otot yang bertambah kuat akan mencegah berbagai penyakit (seperti hernia), membantu persalinan serta memiliki manfaat luar biasa bagi kesuburan dan organ kewanitaan. Sedang usus yang dipijat akan melancarkan peristaltik (gerak mencerna pada usus) dan buang air besar.
Masih banyak hikmah shalat yang berdampak positif terhadap kesehatan. Dan pada intinya, disyariatkannya shalat kepada kita tidaklah percuma.
Ketiga, dekat kepada Allah Swt. Dalam lagu Bimbo yang berjudul Tuhan terdapat lirik, “Aku jauh, Engkau jauh. Aku dekat, Engkau dekat.” Hal ini mengandung arti bahwa jika kita rajin ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah, maka Allah pun juga dekat kepada kita. Ketika Allah ada di dekat kita, pasti segala harapan dan doa yang kita panjatkan akan segera dikabulkan oleh Allah. Sedangkan jika kita malas dan enggan tunaikan shalat, niscaya kita akan jauh dari Allah dan Allah menjauh dari kita. Akibatnya hidup kita luntang-lantung tanpa tujuan dan sengsara.
Firman Allah dalam surah al-Baqarah ayat 186: “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, sesungguhnya Aku dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia berdoa kepada-Ku. Hendaknya mereka itu memenuhi perintah-Ku dan beriman kepada-Ku, agar mereka memperoleh kebenaran.” Janji Allah ini layak kita jadikan pedoman bahwa Allah itu dekat dan mudah menerima doa kita yang berusaha mendekat kepada-Nya.
Rasulullah juga bersabda dalam suatu hadis, paling dekatnya hamba dengan Allah dalam shalat ialah ketika posisi sujud. Jadi, saat bersujud usahakan memperbanyak permintaan kepada Allah dalam hati, sebab itulah detik-detik terdekatnya hamba dengan Allah dan waktu terkabulnya doa.
Keempat, terhindar dari maksiat dan kemungkaran. Dengan shalat lima kali sehari, apalagi jika ditambah shalat sunah (rawatib, duha, tahajud, hajat, dll.), tentu kesempatan untuk bertemu dengan Allah semakin besar. Jika kita seringkali bertemu dengan Allah, berarti kita jarang bertemu dengan setan. Apabila sudah jarang ketemu dengan setan, berarti jauh dari maksiat, sebab selama ini tugas utama setan ialah mengajak kita menuju murka Allah dengan bisikan maksiat.
Di dalam shalat kita membaca ayat-ayat Al-Qur’an. Sebelum membaca ayat, kita terbiasa mendahuluinya dengan doa taawuz, doa perlindungan dari gangguan setan. Jadi, semakin banyak shalat, kita semakin sering meminta perlindungan kepada Allah dari godaan setan. Jika telah selamat dari godaan setan, maka selamat pula dari maksiat.
Firman Allah dalam surah al-Ankabut ayat 45: “Sesungguhnya shalat mencegah perbuatan keji dan mungkar.” Dengan ini berarti bilamana kita shalat dengan benar dan khusyuk, insya Allah bisa terhindar dan jauh dari maksiat. Dengan jauh dari maksiat, hidup akan penuh kebajikan dan semakin bermakna.
Kelima, diampuni segala dosa. Hal ini telah menjadi janji Allah, barang siapa yang istikamah menegakkan shalat, akan diampuni segala kesalahannya, jauh dari api neraka dan dimasukkan ke surga.
Abu Hurairah mendengar Rasulullah bersabda, “Apakah kalian tahu seandainya di rumah kalian ada sungai, lalu kalian mandi di sungai tersebut lima kali dalam sehari, apakah masih tertinggal kotoran di badannya?” Mereka berkata, “Tidak ada kotoran yang membekas di badannya.” Beliau berkata, “Maka demikianlah perumpamaan shalat lima kali itu, Allah menghapus kesalahan-kesalahan.” (HR. Bukhari Muslim). Hadis ini mengungkap bahwa dosa-dosa yang kita perbuat akan dihapus melalui cara menegakkan shalat, seperti noda-noda di badan yang akan menjadi bersih dengan cara mandi. Jika kita mandi lima kali sehari, pasti takkan ada secuil noda yang menempel di badan. Demikian pula, bila kita tunaikan shalat lima kali sehari, pasti takkan ada dosa pada diri kita.
Dalam hadis lain, Tsauban berkata, “Aku bertanya kepada Rasulullah tentang amal yang bisa memasukkan ke surga.” Rasulullah saw. menjawab, “Hendaknya kamu memperbanyak sujud (shalat), karena tidaklah kamu sekali sujud kepada Allah, melainkan Allah mengangkat derajatmu dan menghapus kesalahanmu.” (HR. Muslim, Turmudzi, Nasa’i). Shalat, di samping menjadi perantara masuknya kita ke surga kelak, shalat juga menjadi sebab derajat kita diangkat oleh Allah dan menjadi lantaran dosa kita dihapus.
Itulah beberapa hikmah di balik disyariatkannya shalat. Semoga dari tulisan ini, kita semakin termotivasi untuk mendirikan shalat, syukur-syukur kita mampu melaksanakan shalat dengan benar dan khusyuk secara berjamaah di masjid. ***
*FATHORROZI magister UINKHAS Jember, pendidik di Pondok Pesantren Nurul Qarnain Sukowono Jember.