Jakarta – Ketua Lembaga Pendidikan Ma’arif NU PWNU Jawa Tengah, Fakhruddin Karmani, mendapat kesempatan audiensi dengan Sekretariat Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia (Kemnaker RI) di ruang kerjanya pada Selasa (17/06/2025).
Dalam audiensi tersebut, Sekjen Kemnaker RI, Cris Kuntadi, menyampaikan kesan baik atas kunjungan LP Ma’arif NU Jawa Tengah, karena merasa memiliki kedekatan emosional—sama-sama berasal dari Jawa Tengah.
Ketua LP Ma’arif NU Jateng, Fakhruddin, memaparkan sejumlah program yang relevan dengan Kemnaker RI. Salah satu fokus utama yang disampaikan adalah program magang ke Jepang, yang saat ini menjadi program prioritas Ma’arif Jateng sebagai upaya mengurangi angka pengangguran. “Diperkirakan, lulusan SMK Ma’arif NU Jateng tahun ini mencapai sekitar 30.000 siswa. Oleh karena itu, para lulusan perlu dicarikan peluang kerja yang baik,” katanya.
Ma’arif Jateng menargetkan program magang ke Jepang ini dapat diikuti oleh 1.000 peserta. Meskipun secara persentase masih kecil, setidaknya ada langkah konkret untuk membantu para lulusan dalam memperoleh pekerjaan yang layak.
Sekjen Kemnaker RI menyatakan kesiapannya untuk mendukung program dari Ma’arif Jateng. Salah satu bentuk dukungan tersebut adalah dengan menambah jadwal seleksi nasional (Seleknas) yang diajukan oleh Ma’arif Jateng. Ia juga menginformasikan bahwa Indonesia mendapatkan kuota tenaga kerja atau peserta magang sebanyak 4.500 orang pada satu perusahaan di Jepang. Hal ini menunjukkan bahwa tenaga kerja Indonesia telah mendapatkan penilaian positif dari industri di Jepang, terutama karena sikap kerja (attitude) dan semangatnya yang tinggi.
- Iklan -
Audiensi dilanjutkan dengan pertemuan bersama Subkoordinator Pemagangan Direktorat Vokasi Kemnaker RI, Syihab. Secara teknis, ia menyatakan siap memberikan jadwal seleksi nasional tambahan khusus untuk Ma’arif Jateng pada minggu kedua bulan September.
Target Kemnaker RI untuk pengiriman peserta magang ke Jepang tahun ini sejatinya mencapai 2.000 orang. Namun, hingga saat ini baru terserap sekitar 950 peserta. Artinya, masih terdapat kuota yang cukup besar dan belum terpenuhi sepenuhnya. (*)



