JALAN KE SURAU
-buat AZN
1/
gerimis tipis
bulan kian sembunyi
jalan ke surau
2/
berganti tahun
hujan kian menderas
doa melangit
2020.
- Iklan -
NELAYAN, (1)
Di pekat amis laut
kau menjala nasib.
Harapan adalah layar,
sedang hidup adalah angin.
Kembalilah ke tepian
kala gelombang kian pasang
dan burung-burung camar
telah pulang bersarang.
Jika samudera
tak lagi memberimu ikan,
belajarlah kepada karang
tentang kesabaran
juga ketabahan;
dan segeralah mengangkat jangkar
dan berlabuhlah ke batas lain:
batas yang akan mengantarkanmu
pada kedamaian
pada segala kerinduan.
2019-2020.
NELAYAN, (2)
Kaukah nelayan itu: pergi melaut
jauh sebelum pagi menjemput;
perahumu iman, jalamu harapan
yang tak lekang dikoyak sunyi zaman.
Kaukah nelayan itu: pergi berlayar
dengan hasrat yang terbakar;
dzikirmu kesunyian yang diterbangkan
kicau burung-burung camar.
Kaukah nelayan itu: hadapi gelombang
dengan tekad sekeras karang;
doamu hamparan pasir yang dibasahi
nyanyian lantang anak-anak pesisir.
Kaukah nelayan itu: menjala ikan
dengan segala kepasrahan
di riak zaman yang tak usai
mengasinkan segala keresahan.
2018-2020.
SABDA LAUT
(1)
Kau takkan pernah menjelma karang
jika tak sanggup menahan
segala terpaan.
(2)
Karena peluhmu adalah garam
maka hiduplah dalam riak gelombang.
Jadilah laut dalam
dimana segala keheningan
terbenam di dasar paling dalam.
(3)
Berluas-luaslah di kedalaman,
berdalam-dalamlah di keluasan
yang luas
yang dalam
di luas
di dalam
di batas
di diam
di aku
di engkau.
2019-2020.
PADA SEBUAH PELAYARAN
Pelayaran ini telah menyisakan kerinduan:
kicauan camar, lambai pohon kelapa,
laut yang pasang, bentangan senja,
cinta yang tertambat di dermaga.
Pelayaran ini telah menyisakan kepedihan:
jala yang koyak, jangkar yang patah,
deburan ombak, karang yang basah,
sampan-sampan yang berlabuh.
2019.
*Galih M. Rosyadi, lahir di Tasikmalaya 5 Februari 1991. Masa kecil dan remajanya dihabiskan di Pondok Pesantren Riyadlul-Huda Sukaguru, Tasikmalaya. Kemudian menempuh Pendidikan pada Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah Institut Agama Islam Cipasung Tasikmalaya. Bergiat di Sanggar Seni Harsa. Puisi-puisinya telah tersiar di sejumlah antologi, antara lain: “Tasbih Cinta” (2018), “Bulan-bulan Dalam Sajak” (2019), “Pesisiran: Dari Negeri Poci 9” (2019), “Situs: Antologi Puisi Nusantara” (2020), “Rantau: Dari Negeri Poci 10” (2020), dan lainnya. Puisi-puisinya juga telah tersiar di sejumlah media massa, antara lain: di Harian Umum Radar Tasikmalaya, Majalah Gema Mitra, Buletin Sastra Katalis, Harian Umum Pikiran Rakyat, dan lainnya.