MONDOK
Saat kami mondok dulu
Mamak-bapak yang mengantarnya
dengan uang seadanya, pakaian seadanya
membawa oleh-oleh untuk Mbah Yai dengan apa yang kami punya: singkong, ubi dan palawija
Saat kami mondok
tidak ada kasur yang mewah hanya sajadah menjadi madah
sarung diganjalkan di kepala untuk bantal murah biaya
gota’an berukuran kecil
padat penghuni tapi meraka tak berpikir kerdil
di punggung lemari
tumpukan kitab kuning untuk ngaji setiap hari
Saat kami mondok
ranting kayu dan bambu masih digunakan sebelum
gas LPG ramai dipasarkan
lauk kami sayur kangkung yang dipetik
dari kali belakang nikung
masak bergiliran
merawat ketabahan dan
meruwat kebersamaan
- Iklan -
Saat kami mondok
perut lapar sudah biasa
tak ada makanan lanjut puasa
kadang sehari sekali namun
syukur kami berulang kali
saat kami mondok
sisa air minum Mbah Yai lebih menarik dari pada
soda dan teh tarik
dari sana berkah bermunculan menjadi
obat jiwa santri yang kehausan
saat kami bercerita mondok
masihkah sekarang keadaannya tetap sama?
Kudus-Ngayogyakarta
Catatan: Gota’an adalah kamar dalam Bahasa santri
BERCAKAP DENGAN BLACK PINK
/1/
Oye Oyeah..
Entah dengan apa lagi kegetiran ini akan sampai
Saat suaramu terdengar di mana-mana
Harum wangi rambutmu
Jenjang mulus kakimu
Semakin mesra merawat ingatan dan keinginan anak-anakku, istri, keluarga, serta tetangga.
Black Pink, begitulah namamu di antar dari negeri jauh
negeri yang dibangun dari warna-warni rambut remaja
dengan bunyi dentum bass serta nada-nada elektronika
/2/
Oye Oyeah
Ini hari kubuka Instagram
betapa kagetnya melihat anak-anakku yang masih SD menyayi dhu dhu-du
di halaman sekolah dengan baju sedikit basah dan mata penuh gairah
Bukankah mereka masih terlalu dini untuk mendesah-desah?
Ihi hari kubuka facebook
betapa kagetnya melihat istriku ikut pula menyayikan lagumu
siaran langsung: berdandan menor dengan bedak hasilku mandor
cucian dikeranjang masih kotor dan panas api belum nyala dari bibir kompor
Ini hari kubuka youtube
betapa kagetnya melihat tetanggaku berjamaah menyayikan lagumu
di gardu-gardu kampling, di sawah, di warung, di teras langgar, di seluruh pelosok desa
berteriak dhu du dhu oye oyeach Black Pink!!
/3/
Oye oyeach demi Mbah Buyutku
Siapakah yang pantas aku salahkan? Jika
semua orang menjadi sangat akrab denganmu dari pada
dengan diri mereka sendiri
seperti katamu,
aku tak bisa berpura-pura bersikap baik seperti orang lain
aku menyalahkanmu karena bibirku pun terkadang reflek menyanyikan dhu du du-mu itu
Pati-Ngayoyokarto
KITA MENIKAH DI KOTA
Kita menikah di kota, Kasih
Jangan bayangkan ada halaman luas
di sini semua sempit dan harganya tak bisa diajak irit.
Di kota, kita tak perlu duduk di padi-padi
Cukup saja memakai baju sendiri
Kita membaur dengan tamu saja
Berhimpit-himpitan di samping tembok tetangga
yang disusun dari ketidakpercayaan
yang semakin hari tinggi dirasakan
Kita menikah di kota, kasih
Jangan tanyakan di manakah para tetangga yang
mau ngalong beberapa hari tanpa gaji
karena mereka sibuk dengan urusannya sendiri
Kita menikah di kota, Kasih
…
atau begini saja
…
kita balik nikah di desa
Catatan:
Padi-padi ialah istilah orang jawa menyebut panggung tempat mempelai pengantin duduk menyambut tamu
Ngalong Tetangga membantu memasak dan apa saja sejak pesta pernikahan dilaksanakan sampai selesai
MEMANG SENGAJA KALIMAT INI TAK KUTUNTASKAN
Memang sengaja kalimat ini tak kutuntaskan, agar
aku dapat mencintaimu berulang kali, lagi dan lagi dan sekali lagi
cinta bagiku semacam pertaruhan antara memilih tanggal dan menetap tinggal, sebab
Siapakah yang berani memastikan semua akan berjalan sebagaimana mestinya?
Pagi masih di pengasingan
Dan langit malam ini telah menjadi dadamu
Sedikit padam dan resah.
Di antara meja kerja, serta
tumpukan surat yang lupa kemana dan untuk apa
Doa-doa semacam perahu berhamburan
Ada yang berwarna ungu dan merah jambu
Siapa tahu yang bersandar di dermagamu itu milikku.
Yogyakarta
PUISI UNTUK SEBUAH INGATAN
Jika kau berkunjung ke rambutnya
tak kan kau temukan apa-apa selain seorang lelaki yang bunuh diri berkali-kali
sambil menyebut namamu
Jika kau ingin berkunjung
datanglah saat bulan rebah di kaki seseorang yang selalu menatap wajahnya sendiri di wajahku
Sesekali ia tertawa, sebab itulah satu-satunya cara yang ia ketahui untuk merayakan kesediahan selain menangis, begitu pula jika kau berkunjung ke jantungnya
tak kan kau temukan apa-apa selain dirimu yang bersandar di bahu seorang laki-laki, maka kau tak perlu heran
ketika ia lebih memilih menyendiri di dalam diriku
menyendiri dari kegaduhan di luar itu.
Pati
BIODATA PENYAIR
Em Sastroatmodjo. Lahir di Pati, 25 maret . Alumni Pondok Pesantren Tahfidzul Quran Roudlotut Tholibin Piji Kudus, menempuh Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Ahmad Dahlan sekaligus santri kalong di Ponpes Al Munawwir Krapyak Yogyakarta. Meraih juara 1 Pemilihan Pemuda Pelopor Bidang Pendidikan Kabupaten Pati 2018 yang diselenggarakan oleh Dinas Pemuda dan Olah Raga, serta didaulat mewakili Kabupaten Pati mengikuti pemilihan Pemuda Pelopor di Provinsi Jawa Tengah 2018. Puisinya tersebar di belasan antologi bersama, diantaranya: Antologi Puisi menggenggam dunia (Mafaza Media Jakarta: 2014), Merpati Putih (FLP, 2011), Solo Dalam Puisi (Pawon Sastra 2014), Antologi Penyair Asia Tenggara: Lentera sastra II (Lentera Internasional 2014), Tifa Nusantara II (DKT 2015), Sopo Siro Sopo Ingsun (2015), Tifa Nusanara III (DKM Marabahan 2016), dst. Tulisannya tersebar di beberapa media, diantaranya: Tabloid wanita Kudus, Kabar Pesisir, Majalah Gandrung Sastra, Majalah Gusdurian Jombang, Republika, Tetas Kata Riau, Jurnal Khittah Nu Pati, dst. Pernah diundang oleh Lentera Sastra Internasional bekerjasama dengan Dewan Kesenian Cilegon mengikuti Pertemuan Penyair Asia Tenggara di Cilegon 2014, Pertemuan Sastrawan Arus Sungai Sastra Magelang, Pertemuan Sastrawan Tifa Nusantara II di Tangerang, Pertemuan Sastrawan Tifa Nusantara III di Marabahan Kalimantan Selatan, Mata Katulistiwa di Yogyakarta, dst. Bersama grup musiknya; AlFine, pada tahun 2016 mendapat juara 1 lomba Musikalisasi Puisi se-DIY& Jateng pada Festival Sastra UGM yang diselenggarakan oleh FIB Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Diundang tampil di Tembi Rumah Budaya, Balai Bahasa Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, dst. Mendirikan Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (LPPM) Dermowongsho, Pendiri sekaligus pengasuh Rumah Kreatif Ki Ageng Mojo (2018 mendapatkan penghargaan dari pemerintah Kabupaten Pati).