MENDENGARKAN SIARAN RADIO, TANGGA LAGU SENDU DI MALAM MINGGU
barangkali di luar sana
orang orang tak menyangka
kau begitu bahagia
di temani radio, di sebuah Minggu malam
suara penyiar yang gampang menjemput perasaan
seseorang untuk jatuh cinta
alunan lagu sendu tentang kasih tak sampai
lagu lagu terus berulang, tetap sendu sendu melulu
orang orang begitu suka, ada yang ketawa ada yang meneteskan air mata, katanya
“agar hidup nampak seperti bahagia”
sampai di penghujung malam, jam perpisahan tiba
penyiar mengucap salam
“selamat tidur, sampai jumpa”
- Iklan -
kau beranjak ke kemar, teringat hidup yang makin sepi
waktu berjalan, tak lagi ada bunyi radio di hidupkan,
kau pun menua bersama kenangan kenangan yang mengharukan
ZIARAH KE PEKUBURAN IBU
suara burung
melenggang tenang
beriring risik daun kamboja
langit pekuburan membebaskan luka bersama waktu
sore dirundung kemarau
DI JEMBATAN SUNGAI JUWANA
aku ingin berjalan bersamamu
tanpa melintasi perasaan
agar tak ada yang hilang
dan meninggalkan duka
hanya air sungai yang kita pandang
bersama laju perahu yang memastikan bakal pulang ke pelabuhan
KENANGAN PADA SAJAK DESPEDIDA
-federico Garcia Lorca
demikianlah, kita pun memilih naik keledai tambun
pada sebuah fatamorgana tebing masa silam
“mungkin seseorang akan terbaring mati disini”
kita pun melepas ilusi denyar saputangan
terbang menjauh dari gelap kamar tidur
begitu jauh, tak terukur
dalam warna pagi kau lihat itu keledai
mulai mengasingkan pandangan dua matanya
konon ia rindu bau rumput rimbun
-kau di sana?
begitu lama balada romancere Gitaro mendekut
berdegup hingga tertececer
dalam perjalanan diselingi penghujan
rima rimis yang teramat santun
dan kita dalam duduk yang sepi
surga melahirkan rumah ketiga
rundung mengantar murung
biarkan dia pergi
biarkan…
sebab embusan tangan
lupa melepas Sonata Despedida
MENGGAMBAR RUMAH AYAH
-untuk Emily Dickinson
dalam kuasan pensil hitam
rumah itu tampak pendiam
cuaca kerap mengungsi
ke kebun
dan menyirami bunga bakung
apa gerangan yang didamba?
kuasan pensil hitam tak kunjung berhenti
menyelesaikan kisah rumah hingga rampung diminati
seseorang lupa menarik garis panjang
bersebelahan taman bermain masa kecilku
aku tahu di sana, ada segaris keharuan
menggambar kebahagiaan untuk bertemu
dari arsip keluarga
rumah ayah kelihatan bersahaja
menyimpan draf draf surat dari sahabat hingga tetangga
tak lupa menemani aku jadi perempuan
sampai kesepian di usia 56
hari ini
orang orang masih membawa cerita rumah ayah
pada sebuah perayaan paskah
*Puji Pistols, Penjual Kopi tinggal di Pati Bukunya Tokoh Tokoh Dalam Sepuluh Lompatan ( Basa Basi 2019)