DARI BALIK MAUT KULIRIK CINTA
telah Kau kabarkan maut mengendap-endap dari jauh
lampu di kamar telah lama padam tak ada lagi lagi kitab bisa dibaca
semua hangus dibakar detak yang memburu
zikir tinggal kelu
tahajud tinggal sajadah
namun, rinduku tak tertahan resah
sebab dari balik maut kulirik cinta
mari, rengut jiwaku
biar aku berulat di mawar cintaMu!
BERKACA PADA WAKTU
- Iklan -
seranting waktu tanggal dari dahannya
batangnya mengering haus mata air
seperti dusun yang jadi renta
jalan dan tikungan melingkar dalam kelam
segalanya tinggal huruf di kitab kuno yang tak bisa dibaca
waktu ternyata hanya sarang laba-laba
segera retas jadi sesaji bagi tanah
jadi abu yang segera disapu kepak angin
terbang terserak ke utara
dan kayon pun segera ditancap di tengah kelir
para perempuan menggali lobang
di antara halimun dan hujan
bergerak dengan diam, gontai dan mengerut
sementara anak-anak bergegas pergi sebelum parak pagi
tak akan pernah pulang kembali
ranting waktu tanggal dari dahan
rontok tanpa daun
tanda terakhir segala cahaya susut
di manakah segala matahari itu sembunyi, ibu?
samar di kejauhan terdengar lenguh rebab menggesek jantung
musim mengkristal pada batu dan lumut
perempuan-perempuan mengusap air mata di sisa halimun
wajah dan tubuh menghangus
bersama waktu pelan diserap jaring-jaring kubur
MENANTIMU
aku ingin bertandang di rumahmu.
sekedar bersalaman atau pelukan
Engkau tak ada
hanya ruang tamu yang bisu
kursi-kursi besi, meja besi, ranjang besi
kosong seperti waktu yang melompong
kutunggu
Engkau di situ
dari senja berlalu subuh
tak juga Engkau lalu
seperti bocah sekolah aku tersedu
bayangkan Engkau datang sebagai pangeran berkuda
dan aku putri termangu menunggu dengan usia yang kuyu
: hanya kudengar sayup derap kuda lari menjauh.
AKU TERENGAH-ENGAH
senja yang jingga membuatnya segalanya indah
nyanyian kanak-kanak menghangatkan masa silam
tapi, Engkau di mana?
lihat !
di antara semburat senja
aku berlari-lari melintas di parit dan kelokan-kelokan
meneriakkan janji itu
tapi Engkau di mana ?
di perbatasan senja aku terengah-engah menantiMu.
BERSIMPUH DI SERIBU SUBUH
aku ingin telimpuh sehingga lumpuh
sampai sujud ini Kau peluk
: ”sudah aku lawatkan pasrah yang patuh lewat beribu subuh
zikir yang berduka, syair yang membulirkan air mata
basuhlah segala peluh, hisaplah segala keluh!”
aku terus bersimpuh.telimpuh hingga lumpuh
”Kau lihatkah. lututku yang lunglai. beringsut.menggelepar seperti ikan di kailMu”
seribu subuh tetap telimpuh
kupukul-puukulkan kening sebagai tabuh memohon simpuh
JENDELA
jendela kamar selalu terbuka
bisa kutatap kelebat waktu yang lewat
isyaratMu yang menegur diam-diam
mengabarkan ada tamu yang akan mengetuk pintu
mengajakku menghitung helai uban di kepala
lantas membujukku bergegas memasuki sebuah perahu
berlayar menuju dermaga baru
tak sempat bercermin dan membasuh muka!
*) Tjahjono Widarmanto. Penyair dan esais yang tinggal di Ngawi.
Buku puisi Percakapan Tan dan Riwayat Kuldi Para Pemuja Sajak
mendapat penghargaan Lima Buku Puisi Terbaik Se-Indonesia
versi Hari Puisi Indonesia (HPI) di 2016.
BIODATA PENYAIR
Tjahjono Widarmanto, lahir 18 april 1969 di Ngawi, Jawa Timur. Menulis esai, artikel, cerpen dan puisi. Beberapa kali menerima penghargaan di bidang kesastraan antara lain, Lima Buku Puisi Terbaik versi Hari Puisi Indonesia 2016, Penghargaan Sastrawan Pendidik 2013 dari Pusat Pembinaan Bahasa, Penghargaan Guru Bahasa dan Sastra Berdedikasi 2014 dari Balai Bahasa Jawa Timur, Penghargaan Seniman Budayawan Berprestasi Jawa Timur 2012, Pemenang Sayembara Menulis Buku Pengayaan Buku Teks kategori Fiksi 2004, 2005, 2007, 2010, dan 2013, dan LCPI Komunitas Saung 2021.
Puisi, esai, artikel dan cerpennya dimuat di Horison, Basis, Jurnal Puisi, Republika, Jawa Pos, Kedaulatan Rakyat, Koran Tempo, Suara Merdeka, Pikiran Rakyat, Lampung Pos, Media Indonesia, Solo Pos, Lampung Pos, jurnal Faktual, SastraMedia, Lensa Sastra, Ceritanet, Asyik2.dotcom, Majalah LP. Maarif Jateng, Maghrib id, Majalah Karas Balai Bahasa Jateng, Tajek Balai Bahasa Bali, Majalah Kandaga Balai bahasa Jawa Barat, Majalah Kantor Balai Bahasa Sultra. Beberapa puisinya bersama penyair Indonesia lainnya sudah diterjemahkan dalam bahasa Jerman dan Inggris. Pun menulis dalam bahasa Jawa di Panjebar Semangat, Jaya Baya, Jaka Lodang.
Buku-bukunya yang telah terbit Bersepeda dari Barat ke Utara hingga Tulang Rusukku Tumbuh Bulu (buku puisi, Alang Pustaka:2021), Kitab Ibu dan Kisah-Kisah Hujan (buku puisi, Etankali:2020), Yuk, Nulis Puisi (Diva Press, 2019), Kata dan Bentuk Kata dalam Bahasa Indonesia (2019), Biografi Cinta (buku puisi, CMG:2019), Perbincangan Terakhir dengan Tuan Guru (buku puisi, Basabasi:2018), Percakapan Tan dan Riwayat Kuldi Para Pemuja Sajak (buku puisi, Satukata:2016), Pengantar Jurnalistik; Panduan Awal Penulis dan Jurnalis (cet.ke-2, Araska Publisher, 2016), Marxisme dan Sumbangannya Terhadap Teori Sastra (Satukata;2014), Sejarah yang Merambat di Tembok-Tembok Sekolah (buku puisi, Satukata:2014), Mata Air di Karang Rindu (buku puisi, Satukata:2013), Masa Depan Sastra; Mozaik Telaah dan Pengajaran Sastra (kumpulan esai sastra, Satukata:2013), Umayi (buku puisi, satukata:2012), Nasionalisme Sastra (bunga rampai esai sastra:2011), Drama; Pengantar dan Penyutradaraannya (Lingkarsastra Tanah Kapur, 2009), Mata Ibu (buku puisi, 2010), Kidung Cinta Buat Tanah Tanah Air (buku puisi 2007), Kitab Kelahiran (buku puisi, Dewan Kesenian Jatim:2003), Kubur Penyair (buku puisi, Diva Press:2002), dan Di Pusat Pusaran Angin (buku puisi, KSRB;1997).
Diundang dan mengikuti “Cakrawala Sastra Indonesia” (2004), “Pertemuan Sastrawan Asia Tenggara” di Kedah, Malaysia (2007), “Pertemuan Guru Bahasa Melayu-Indonesia”, di Bandar Sri bengawan Brunai Darussalam (2008), “Jakarta International Lirary Festival” (JILFEST) I 2006, “Poet Gathering International” Jambi 2015, “Temu Penyair Nasional” di Palembang 2017, “Temu Penyair Jawa Sumatera Bali” di Lampung 1997, “Festival Mei” di Tasikmalaya 1997, ‘Temu Sastrawan MPU” III, IV, VI, “Festival Seni Surabaya”, “Festival Cak Durasim”, “Borobudur Writer and Cultural Festinal” (BWCF) I, II, III, IV, V(2014-2020), “Kongres Bahasa Jawa”, “Kongres Budaya Jawa” II, III (2018, 2022).
Pendidikan Sarjananya diselesaikan tahu 1992 di IKIP Surabaya (sekarang UNESA), dan menyelesaikan S2/ Pascasarjananya di bidang bahasa dan sastra Indonesia tahun 2006. Pernah menempuh S3 di Universitas Surabaya. Pernah menjadi dosen, Pembantu Ketua III, Pembantu Ketua I, di STKIP Ngawi (1992-2019). Saat ini menjadi guru di SMAN 2 Ngawi Taruna I, pernah meraih guru berpretasi II Sejatim (2016).