Weton Wage-Pahing
kecemasan itu bukan datang darimu
melainkan dari kedua orang tuamu.
merpatinya akan terbang bebas
dan mereka siap melepas.
namun, kadang, melepas bukan semata ikhlas
tapi juga diselimuti was-was.
weton dihitung.
agar kelak kau tak berduka
karena harus kehilangan orang tua.
wage-pahing tak boleh bersanding.
- Iklan -
sebab tak ada yang rela kehilangan orang tua
secara tiba-tiba.
apa yang pantas dipercayai?
tak ada. kau hanya perlu percaya pada hatimu.
sungguhkah itu?
bukankah ilmu titen itu semacam wahyu?
jika kau tahu, tundalah segala keinginanmu.
tapi kau bisa memilih
antara keras kepalamu
atau nasib orang tuamu.
(Karanganyar, 2021)
Adu Cocor
rumah yang telanjur dibangun
kini megah dan indah.
kau hidup di dalamnya dengan segala cinta.
di depannya, telah lama berdiri rumah lainnya
dan orang yang meluluhkan hatimu menetap di sana.
cinta adalah justru ketika kau berkata
aku tidak bisa mencintainya
karena kami sudah seperti saudara.
nyatanya, yang disebut saudara
jauh lebih kau cintai
daripada yang mencintaimu.
cinta bagi saudara yang kau maksud
telah berubah artinya.
di hadapan rumahmu,
waktu telah beku
dan kau tak mampu mengelak
sebab dalam hatimu tumbuh melati,
ia telah jadi yang kau cintai.
tapi nyatanya
inginmu juga inginnya
tak mampu terpenuhi
sebab: akan seperti apa kata tetangga, nantinya.
(Karanganyar, 2021)
Jejer Wuwung
di hadapan takdir, kadang,
penerimaan jauh lebih berat dari keinginan.
tak ada yang bisa diharapkan dari inginmu
ketika orang yang kau cintai
ternyata selama ini berada tak jauh darimu.
kau memandangnya saban hari
kau memandangnya pagi hingga malam hari
kau memandangnya dengan perasaan
yang tak bisa dibohongi.
tetapi, di hadapan takdir, kadang,
apa yang kau inginkan,
akan jelas-jelas terbantahkan.
sebab jika itu terjadi,
pamali tak dapat kau hindari.
(Karanganyar, 2021)
Hangayomi, Hanganyemi, Hanyayangi
/hangayomi/
takdir Gusti Pangeran sampai di sini
ketika laki-laki sudah matang dan siap meminang.
ia telah tumbuh menjadi pohon.
rimbun daun, batang tegak, akar kuat, dahan kokoh.
waktu menempa,
rimbunnya bukan untuk diri sendiri
tapi juga untuk sang istri.
juga untuk segala bakal keluarga nanti.
jadilah ia pengayom untuk semua.
/hangayemi/
ketenangan adalah penanda waktu
bahwa ia siap jadi menantu.
bagi laki-laki, melindungi keluarga tak lain pertaruhan harga diri
dan di dalamnya, menciptakan kenyamanan adalah kewajiban.
kelak jika semua terjadi
ayem akan menyelimuti.
/hanyayangi/
jadilah laki-laki sebagai penuntun
karena kunci bahagia ialah hidup rukun.
rukun yang kau beri
tak lain untuk utuhnya keluarga
dengan harta, juga dengan cinta
(Karanganyar, 2021)
Mugen, Tegen, Rigen
/mugen/
tak ada mekar mawar
seperti halnya hari-hari sebelumnya
ketika kau tanggalkan segala tanggung jawabmu.
perempuan adalah empu di keluarga
sehingga seluruh tanggung jawab di rumah harus disangga.
bukan bermaksud membebankan melainkan sebagai kebanggaan.
sebab hal itu yang menjadi penentu:
sebaik apa tabiat anaknya
seperti apa keharmonisan keluarga
sebahagia apakah rumah tangganya.
/tegen/
hatimu yang batu
mau tidak mau
harus kau pecah-pecah.
keras kepala harus dipendam sedalam-dalamnya.
kelak kau sadar bahwa
semua akan berguna:
untuk ibumu, untuk bapakmu
untuk peminangmu, dan tentu
untuk dirimu sendiri.
sebab kau akan menjadi istri.
/rigen/
kelak jika menjadi istri dan hidup bersama,
ia berhak membagi tugas di dalamnya.
aku menanak nasi
kau menyapu halaman.
aku menggendong bayi
kau mencuci.
aku suapi anak kita
kau mencukupinya.
aku menyulam
kau menyiram kembang.
mekarlah kebahagiaan.
(Karanganyar, 2021)
Tentang Penulis:
EKO SETYAWAN, lahir di Karanganyar, 22 September 1996. Mahasiswa Pascasarjana Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta. Bergiat di Komunitas Kamar Kata Karanganyar. Buku yang telah terbit Merindukan Kepulangan (2017), Harusnya, Tak Ada yang Boleh Bersedih di Antara Kita (2020), & Mengunjungi Janabijana (2020). Buku puisi Mengunjungi Janabijana memperoleh penghargaan Prasidatama 2021 dari Balai Bahasa Jawa Tengah kategori Buku Antologi Puisi Terbaik. Memperoleh penghargaan Insan Sastra UNS Surakarta 2018, serta memenangkan beberapa lomba penulisan puisi dan cerpen. Karya-karyanya termuat di media massa baik lokal maupun nasional.