Oleh Ismi Nurhayati
Pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan fondasi penting dalam membentuk karakter, spiritualitas, dan kecerdasan anak. Pada masa inilah nilai-nilai dasar kehidupan ditanamkan, termasuk nilai-nilai keagamaan. Dalam konteks Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU) sebagai organisasi Islam terbesar memiliki peran strategis dalam pengembangan pendidikan Islam, termasuk pada jenjang PAUD. Melalui lembaga-lembaga pendidikan yang tersebar di seluruh pelosok negeri, NU berkontribusi besar dalam membentuk generasi Muslim yang berakhlak, toleran, dan cinta tanah air. Salah satu fase terpenting dalam pendidikan adalah masa anak usia dini, yaitu usia 0–6 tahun, yang dikenal sebagai masa emas (golden age) perkembangan manusia.
Pada masa inilah fondasi kepribadian, moralitas, dan kecintaan terhadap ilmu mulai ditanamkan. Nahdlatul Ulama (NU), sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia, telah lama menyadari pentingnya pendidikan sejak usia dini. Melalui berbagai lembaga pendidikan seperti Raudhatul Athfal (RA) dan Bustanul Athfal (BA), NU berperan aktif dalam membentuk generasi muslim yang berakhlak mulia, cinta ilmu, dan berwawasan kebangsaan. Pendidikan anak usia dini di bawah naungan NU tidak hanya mengajarkan pengetahuan dasar, tetapi juga menanamkan nilai-nilai Islam Ahlussunnah wal Jama’ah yang moderat dan toleran.
Nahdlatul Ulama didirikan pada tahun 1926 sebagai respons terhadap tantangan zaman dan kebutuhan umat Islam Indonesia akan pemahaman agama yang moderat dan kontekstual. Sejak awal, NU tidak hanya bergerak di bidang dakwah dan sosial, tetapi juga sangat menekankan pentingnya pendidikan. Melalui Lembaga Pendidikan Ma’arif NU, pesantren, dan madrasah, NU telah membangun jaringan pendidikan yang luas dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi. Dalam beberapa dekade terakhir, NU juga mulai fokus pada pendidikan anak usia dini sebagai bagian dari strategi membangun generasi masa depan. PAUD NU hadir sebagai lembaga pendidikan yang tidak hanya mengajarkan keterampilan dasar, tetapi juga menanamkan nilai-nilai Islam Ahlussunnah wal Jamaah an-Nahdliyah.
- Iklan -
Pendidikan Islam dalam PAUD NU tidak hanya berorientasi pada aspek kognitif, tetapi juga spiritual, emosional, dan sosial. Konsep ini sejalan dengan pendekatan holistik dalam pendidikan anak usia dini. Prinsip-prinsip dasar pendidikan Islam dalam PAUD NU diantaranya menanamkan akidah sejak dini melalui pengenalan Allah, Rasul, dan ajaran Islam secara sederhana, membentuk akhlak mulia melalui pembiasaan perilaku baik seperti jujur, sopan, dan tolong-menolng, belajar ibadah dasar seperti doa harian, wudhu, dan shalat, mengembangkan kreativitas dan motorik melalui kegiatan bermain yang edukatif dan islami.
Dalam Islam, pendidikan anak usia dini memiliki kedudukan yang sangat penting. Rasulullah SAW bersabda, “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi.” (HR. Bukhari dan Muslim). Hadis ini menegaskan bahwa anak memiliki potensi suci yang harus diarahkan melalui pendidikan yang benar sejak dini. Kurikulum PAUD NU biasanya mengintegrasikan kurikulum nasional dengan muatan lokal dan nilai-nilai keislaman. Struktur kurikulum ini mencakup berikut.
Kurikulum yang diterapkan disusun berdasarkan tiga komponen utama, yaitu Kurikulum Nasional, Kurikulum Keislaman, dan nilai-nilai Aswaja Nahdlatul Ulama (NU).
Kurikulum nasional merujuk pada ketentuan yang diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) terkait pendidikan anak usia dini (PAUD). Kurikulum ini mencakup aspek-aspek penting dalam perkembangan anak, meliputi perkembangan kognitif, bahasa, motorik, sosial-emosional, dan seni.
Kurikulum keislaman melengkapi pembelajaran dengan materi keagamaan, antara lain pembiasaan doa-doa harian, pengenalan kisah para nabi, pembelajaran huruf hijaiyah, serta penguatan karakter melalui pembiasaan ibadah sehari-hari.
Sementara itu, nilai-nilai Aswaja NU diintegrasikan ke dalam pembelajaran sebagai upaya penanaman karakter sejak dini. Nilai-nilai tersebut mencakup toleransi antar sesama, cinta tanah air, sikap moderat dalam beragama, serta penghormatan kepada para ulama sebagai pewaris ajaran Nabi.
Kurikulum ini dirancang agar anak-anak tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga matang secara spiritual dan emosional. PAUD NU menggunakan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik anak usia dini, yaitu: Belajar sambil bermain: Anak-anak belajar melalui permainan edukatif yang menyenangkan dan bermakna. Pembiasaan: Anak-anak dibiasakan dengan rutinitas islami seperti membaca doa sebelum belajar, memberi salam, dan berbagi. Tematik-integratif: Materi disampaikan dalam tema-tema yang dekat dengan kehidupan anak, misalnya tema “Keluargaku”, “Lingkunganku”, dan “Ciptaan Allah”. Storytelling Islami: Kisah-kisah nabi dan sahabat disampaikan dengan cara yang menarik untuk menanamkan nilai-nilai moral. Peran Guru di PAUD NU tidak hanya berperan sebagai pengajar, tetapi juga sebagai pendidik, pembimbing, dan teladan. NU melalui LP Ma’arif dan lembaga pelatihan lainnya secara aktif untuk Melatih guru agar memahami pedagogi PAUD dan nilai-nilai Islam, menyediakan modul dan bahan ajar berbasis Islam Nusantara, mendorong kolaborasi antara guru, orang tua, dan masyarakat dalam mendidik anak.
Kelembagaan NU memiliki ribuan lembaga PAUD yang tersebar di berbagai daerah, baik di perkotaan maupun pedesaan. Lembaga-lembaga ini dikelola oleh: LP Ma’arif NU, Muslimat NU (melalui RA dan TK Muslimat), Fatayat NU, Pesantren-pesantren NU yang membuka unit PAUD. Jaringan ini memungkinkan NU menjangkau anak-anak dari berbagai latar belakang sosial dan ekonomi, serta memperkuat pendidikan Islam yang moderat dan inklusif. Tantangan dalam pelaksanaan dilapangan adalah Keterbatasan dana dan fasilitas di beberapa PAUD NU, terutama di daerah terpencil, kebutuhan peningkatan kompetensi guru secara berkelanjutan, kurangnya data terintegrasi tentang jumlah dan kualitas PAUD NU secara nasional.
Peluang NU dalam lembaga pendidikan PAUD dapat memberikan Kemitraan dengan pemerintah dan lembaga donor untuk pengembangan PAUD, digitalisasi pembelajaran dan pelatihan guru, penguatan kurikulum Aswaja sebagai ciri khas PAUD NU. PAUD NU berkontribusi besar dalam membentuk generasi Muslim yang Berakhlak mulia dan cinta damai,memiliki dasar keislaman yang kuat sejak dini, toleran dan cinta tanah air, sesuai dengan prinsip Islam Nusantara. Dengan pendekatan yang inklusif dan kontekstual, PAUD NU menjadi benteng awal dalam menangkal radikalisme dan intoleransi sejak usia dini.
Nahdlatul Ulama memainkan peran vital dalam pendidikan Islam pada lembaga PAUD. Melalui pendekatan yang holistik, kurikulum yang terintegrasi, serta jaringan kelembagaan yang luas, NU telah membuktikan komitmennya dalam membentuk generasi masa depan yang religius, moderat, dan berkarakter. Ke depan, penguatan kapasitas kelembagaan, peningkatan kualitas guru, dan inovasi pembelajaran akan menjadi kunci untuk memperluas dampak positif PAUD NU di seluruh Indonesia.
-Ismi nurhayati, mahasiswa Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Universitas Nahdlatul Ulama Purwokerto, lahir di Bumiayu pada 15-Juni-1991, bekerja di BA Nurani Aisyiyah Rejasari Purwokerto Barat dari tahun 2020 hingga saat ini .