AKU MENINGGALKAN SEBELAH HATIKU
aku meninggalkan sebelah hatiku
di tempat seluruh rumput tunduk kepadamu
di tempat seluruh mendung
dan semut-semut merunduk di bawah rahmatmu
di tempat bukit-bukit, langit dan terumbuk karang
bersyahadat atas namamu
asyhadu an laa ilaaha illallaahu, wa-asyhadu anna muhammadar rasulullah
surau tua, adzan renta
zikirku remang-remang
terbentang melingkar di perut ikan
aku meninggalkan sebelah hatiku
di tempat menit-menit berputar di lingkar takdirmu
di tempat seluruh keresahan mengikat ayat-ayatmu
di atas sajadah
di balik mukenah merah jambu
aku meninggalkan sebelah hatimu
di tempat kudirikan seluruh sukmaku
menatap
Mu
2022
- Iklan -
KANDANG
aku bermimpi menjadi Rumi
pohon-pohon yang mekar di dadamu
juga matamu yang menembus jantungku
seluruhnya berdegup
telapak kakimu berdiri di kejauhan
dan rinduku binatang buas
yang siap berhamburan, menerkam
ada diam
di lengkung bibirmu
helaan napas yang kau simpan rapat-rapat
memasukan diriku ke kandang
aku dikitari penyesalan
2022
OMBAK DI HARIBAANMU
ombak di haribaanmu
saban hari menyebarkan gemuruh rindu
punggung-punggung paus berupa sunyi yang memanjang
sore hari, tempat mata kita singgah
lenyap di balik pundakmu
hari itu. Sebelum waktu merumbai
buih-buih dari mulutmu bergerak mengikat tubuhku
samudra tanpa perahu menerjang telinga
di ujung gulungannya, kudengar rintih suaramu
pulau-pulau basah, dan aku melahirkan daratan baru
2022
TARIAN
hutan di bawah pusar
lembah yang meringkas zikirku
menerbangkan serangga-serangga hutan
yang bunyinya tersembunyi di impitan malam
tanah basah
bulu-bulu kecoklatan
gumpalan awan di langit-langit batinmu
mengingatkanku betapa wewangian
yang menguar dari selat-selat susu
begitu sulit kutemukan
dari matamu yang aduh
samar-samar kemerahan bibir
mendarat sebagai tarian
2022
TAHUN KE TUJUH
pada tahun ke tujuh kau menjauh
pohon di taman kesayangan kita
masih menyisakan kesabaran yang kering
mungkin kau tak akan mengunjungi hari ini
di mana lamat-lamat kehilangan mengenali kita
hingga kita terpojok serta rutin mengirim doa
atau kau hanya pura-pura lupa
kemerdekaan kita dan bendera yang berkibar di susuku?
tempat kau rebahkan gumpalan besar
keikhlasan dan kumis tipis milikmu
ataukah telah kau temukan jemari lain
untuk kau ajak berkelana menyusuri molek tubuhmu?
menuju pejaman mematikan yang menewaskan kita kala itu?
katakan kekasih, katakanlah
bibir mana yang menyimpan suaramu?
kain mana yang menjerat wangimu?
Qais Layla atau laa ilaaha illallah kah ujung cintamu?
katakan sayang, katakanlah
sebab aku tak berdaya menanggung kebisuan
dadaku tumpah penuh Fatihah
aku penghuni tanpa rumah
kau berada di jalan sebelah mana?
katakanlah, agar dapat kususulkan dekap tubuh-jiwaku
ke arah
Mu
2022
*Efen Nurfiana. Bergiat di Komunitas Pondok Pena Pesantren Mahasiswa An-Najah Purwokerto dan Komunitas Sekolah Kepenulisan Sastra Peradaban (SKSP) Universitas Islam Negeri Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto. Ia telah menamatkan pendidikan Magisternya di Universitas Islam Negeri Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto. Karya-karyanya termuat dalam beberapa antologi, media online dan koran. Selama menjadi mahasiswa ia turut dalam kegiatan redaksi di galeri seni rupa Sksp-literary.com.