Oleh Malihatun Nikmah
Peradaban perempuan dalam Islam terbukti secara historis. Ketika Allah Swt. menciptakan laki-laki sebagai kedudukan, maka perempuan diciptakan dengan kemuliaan.
Islam memandang bahwa, keberhasilan seorang perempuan terukir bukan ketika ia mampu bersaing dengan laki-laki. Melainkan dari kesuksesannya yang mampu mencetak generasi emas dan berkualitas. Generasi yang akan menjadi penerus agama dan bangsa, serta pemimpin di masa depan. Dari rahimnyalah lahir generasi-generasi emas penakluk dunia.
Islam menjadikan perempuan sebagai peran utama dalam keluarga dan menjadi al-Madrasah al-Ula bagi anak-anaknya. Perempuan diciptakan oleh Allah Swt. dengan kemampuan reproduksi yang tidak bisa digantikan oleh kaum laki-laki. Memiliki kewajiban menjalankan fungsi sebagai ibu dan pengatur rumah tangga. Itulah amanah yang mulia dan penting bagi umat, karena kemajuan umat berangkat dari berhasilnya organisasi terkecil, yakni sebuah keluarga.
- Iklan -
Tanggung jawabnya begitu besar dalam keluarga. Kasih sayangnya adalah nutrisi batin dan penyemangat bagi anak-anaknya. Saat menjadi istri, ia bukan hanya sebatas ibu, melainkan ia juga mitra sekaligus sahabat suami.
Dewasa ini, bukan menjadi pemandangan biasa ketika banyak perempuan memiliki pendidikan yang tinggi. Keadaan mereka sangat diperhitungkan di berbagai aspek. Mereka akan berjuang untuk meraih pendidikan tinggi sekalipun memiliki keterbatasan ekonomi. Salah satunya mengejar pendidikan melalui jalur beasiswa.
Siapa yang tidak kenal Beasiswa LLPD? Ya, beasiswa bergengsi ini menjadi incaran bagi pemburu beasiswa saat ini, tak terkecuali juga dengan pemburu beasiswa bagi seorang perempuan. Berbagai insentif yang diberikan sangat menggiurkan.
Keistimewaan Beasiswa LPDP biaya ditanggung penuh oleh pemerintah Indonesia melalui pemanfaatan Dana Pengembangan Pendidikan Nasional (DPPN). Di antara dana pendidikan yang ditanggung LPDP yaitu: Dana Pendaftaran, Dana SPP, Dana Tunjangan Buku, Dana Bantuan Penelitian Tesis/Disertasi, Dana Bantuan Seminar Internasional, Dana Bantuan Publikasi Jurnal Internasional.
Dan masih ada komponen pendukung yang ditanggung LPDP antara lain: Dana Transportasi, Dana Aplikasi Visa/Residence Permit, Dana Asuransi Kesehatan, Dana Hidup Bulanan, Dana Kedatangan, Dana Tunjangan Keluarga (Khusus Doktoral) dan ada Dana Keadaan Darurat
Dana transportasi juga termasuk dalam komponen biaya yang ditanggung LPDP. Sampai besar kemungkinan, tiket pesawat untuk kuliah ke luar negeri pun akan dibayarkan dengan dana yang dikelola pemerintah ini. Mantap, bukan?
Namun, tentunya untuk mendapatkannya memerlukan usaha ekstra. Seperti contoh Nurul Hidayatul Ulum, alumni IAIN Madura peraih Beasiswa Bidikmisi angkatan 2015. Semua berawal dari dirinya yang mencintai pendidikan. Ia mengatakan berawal dari one of the reason.
“I love education dan enang sekali jika bisa berbagi ilmu dan bermanfaat bagi orang-orang sekitar,” ujar Mahasiswi program Magister Universitas Negeri Yogyakarta Prodi Bimbingan dan Konseling. Ia menambahkan jika itu sudah dimiliki maka niat yang kuat, pasti usahanya akan maksimal.
Ia juga mengatakan sebagai seorang perempuan, dirinya merasa bahwa dengan memiliki pendidikan yang tinggi akan menambah value sebagai manusia, karena perempuan merupakan sekolah pertama bagi generasi selanjutnya. Jadi sebagai tempat sekolah, perempuan harus paham tentang berbagai keilmuan, baik itu ilmu agama, sosial, dan budaya masyarakat.
Keberhasilan yang diraihnya tentu tidak lepas dari dukungan dan doa orang tua. Meskipun kedua orang tuanya sebagai petani yang tidak memiliki pendidikan yang tinggi. Dirinya mengaku bahwa kedua orang tuanya hanya lulusan SD dan SMP. Namun, mereka memiliki pemikiran yang luar biasa. “Terutama ibu yang cukup feminis,” ujarnya sembari tertawa.
Ia menambahkan, “Ibu sering bilang, kita sebagai perempuan jangan bergantung pada siapa pun, bahkan pada suami. Perempuan harus punya jiwa mandiri.”
Perempuan kelahiran Sumenep ini memiliki prestasi yang membanggakan, di antaranya: Peserta terbaik (muslim) dalam kegiatan YIPC (young interfaith peace commumembanggaka, Delegasi IAIN Madura dalam acara youth camp for peace leader di NTB, Delegasi IAIN Madura dalam acara YCLP (young compass leadership program), dan Esai diterbitkan Nusa Tenggara Centre dalam buku antologi esai.
Nurul juga memegang erat petuah bapaknya dan menjadikannya sebagai landasan kuat untuk meraih kehidupan gemilang. “Kalau kata bapak, cari ilmu kemana pun kamu bisa. Setelah kamu menguasai ilmu itu kamu pulang dan kontribusikan ke masyarakat,” ujar perempuan kelahiran Sumenep, 31 Januari 1997.
Nurul juga berbagi pengalaman seputar keberhasilan meraih Beasiswa LPDP. Hal yang dia lakukan sebelum ikut seleksi ialah memiliki niat. “Kalau niatnya sudah benar maka actionnya pasti banar,” katanya.
“Karena LPDP mengharuskan pendaftarnya memiliki nilai TOEFL, maka saya belajar TOEFL dulu (saking niatnya saya sampai belajar bahasa Inggris dari nol ke Pare). Terus melengkapi dokumen yang menjadi persyaratan LPDP, menulis esai kontribusi hingga personal statement. Tentu sebelum menulis esai kontribusi saya melakukan observasi langsung ke lapangan terlebih dulu untuk memastikan bahwa masalah yang akan diangkat benar adanya dan butuh problem solving.”
“Dan ketika dinyatakan lolos LPDP selain perasaan bahagia, tentu yg ada dipikiran saya saat ini, bagaimana caranya saya bisa memanfaatkan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya. Karena amanah ini merupakan tangung jawab besar bagi saya khususnya agar nantinya bisa bermanfaat dan berbagi kebaikan pada sesama,” tandasnya.
Dirinya terharu saat ditanya perasaannya waktu itu, “Happy banget pastinya karena doa dan usaha, Allah kabulkan.”
Ketika ditanya siapa yang sangat berperan dalam keberhasilannya, dia menjawab orang tua. Baginya orang tua selalu mendukung dirinya dalam berbagai hal positif termasuk keinginannya untuk melanjutkan studi menggunakan LPDP. Kemudian suami yang mengizinkan dan supportnya ketika mendaftar LPDP.
Anak Pasangan Moh. Anwar dan Endang Susilawati mengatakan, “Pameo ‘Perempuan itu tempatnya di kasur, dapur, dan sumur’ perlu dihilangkan. Karena selain pameo tersebut mendiskriminasi kaum perempuan, seakan-akan juga mengaminkan pemahaman yang salah terhadap hak dan kewajiban kita sebagai perempuan,” ujarnya. ***
*MALIHATUN NIKMAH, tinggal dan lahir di Sumenep, Madura. Menulis puisi, cerpen, opini, cernak, artikel, dan reportase.