Oleh Belinda Safitri
Tak terasa, satu tahun lebih sudah kita hidup di tengah-tengah ancaman pandemi Covid-19. Terkait hal itu, maka tidak bisa dimungkiri bahwa telah ada banyak hal yang berubah dalam hidup kita sejak masa pandemi berlangsung. Mirisnya, bagi sejumlah orang perubahan tersebut tak jarang justru disikapi sebagai bentuk penderitaan.
Dalam hal ini misalnya saja mengenai rezeki. Sudah menjadi rahasia umum bahwa pada masa pandemi ada banyak orang yang kehilangan pekerjaan dan para pelaku usaha pun tidak sedikit yang harus gulung tikar.
Hal itu tentu saja bukan suatu hal yang mudah untuk diterima. Apalagi bagi sejumlah orang yang memang sudah terbiasa hidup enak dan nyaman, maka menjadi sesuatu yang sulit jika tiba-tiba saja harus merasakan hidup yang serba sederhana.
- Iklan -
Jangankan untuk membeli ini dan itu, sekadar makan sehari-hari pun menjadi suatu hal yang sulit bagi sejumlah orang di masa pandemi. Tak mengherankan pula jika pada masa pandemi ini banyak orang yang terpaksa mengabaikan aturan protokol kesehatan dan nekat keluar rumah untuk mencari nafkah agar masih bisa bertahan hidup.
Dengan berdatangannya berbagai ujian pada masa pandemi ini, maka sangat penting bagi setiap orang untuk memiliki sikap qanaah. Dalam hal ini, sebuah bentuk sikap penerimaan dan keridaan terhadap jalan hidup yang sudah ditakdirkan oleh Allah.
Sebagai manusia, sebenarnya wajar saja jika kita selalu berkeinginan untuk hidup tenang dan bahagia. Kendati demikian, hal itu tentu saja tidak mungkin karena bagaimanapun juga kita manusia hanya bisa berencana dan Allah-lah yang menentukannya.
Tentu tidak ada yang pernah menyangka bahwa di awal tahun 2020 lalu kita didatangi oleh sebuah ujian besar yakni pandemi Covid-19. Kehadiran Covid-19 tersebut memang menjadi suatu hal yang menyebalkan. Namun, kita harus tetap ingat bahwa segala sesuatu yang ditakdirkan terjadi oleh Allah baik maupun buruk pasti akan ada hikmah dan pesan di baliknya.
Satu hal yang penting adalah tetaplah bersikap qanaah. Artinya, sesulit dan serumit apa pun jalan hidup yang dijalani, kita harus berupaya untuk tetap menerima dan mensyukurinya. Terkait hal itu, Allah telah berfirman dalam Al-Qur’an surah al-Baqarah ayat 155:
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوفْ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الأَمَوَالِ وَالأنفُسِ .وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ
“Dan sesungguhnya akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, dan kekurangan harta jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.”
Dalam ayat tersebut telah jelas bahwa ujian hidup pasti akan selalu ada dan hal itulah yang benar-benar dirasakan pada masa pandemi ini. Kita kehilangan banyak kerabat dan keluarga, kita harus belajar hidup hemat lantaran cari pekerjaan susah, bantuan sosial yang seharusnya diterima pun banyak yang salah sasaran, hingga kita harus hidup di tengah ketakutan karena adanya ancaman virus yang mematikan.
Secara manusiawi, menghadapi deretan fenomena tersebut tentu saja tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Terkadang jika sudah tidak tahan, maka kita akan mengomel hingga menyalahkan Allah atas semua hal yang terjadi.
Kendati demikian, kita tetap harus mengingat bahwa hanya Allah-lah yang tahu pasti semua hal yang terjadi di muka bumi ini. Allah pula yang paham baik buruknya. Meskipun kita sering menganggap bahwa pandemi ini membawa sial, tetapi kita tidak pernah benar-benar tahu bahwa bisa saja di balik pandemi ini ada banyak pesan indah yang sebenarnya ingin disampaikan Allah kepada hamba-Nya.
Oleh karena itu, kita hanya perlu bersikap qanaah saja. Tanpa adanya sikap qanaah dalam diri, maka tentu kita akan terus-menerus mengumpat mengenai keadaan diri kita sekarang. Bahkan, hal itu pada akhirnya hanya akan membuat kita tidak mensyukuri nikmat yang telah diberikan Allah dalam hidup kita.
Terkait hal itu, maka kita juga harus mengingat bahwa urusan rezeki adalah rahasia Allah. Pada masa pandemi memang banyak sekali orang yang kehilangan pekerjaan yang menjadi sumber rezekinya. Namun, kita harus tetap mengingat bahwa Allah sudah mengatur dan menjamin rezeki setiap makhluknya.
Bahkan, bukan hanya bagi manusia melainkan juga untuk seluruh makhluk hidup secara keseluruhan. Hal itu sebagaimana yang telah difirmankan Allah dalam Al-Qur’an surah Hud ayat 6:
وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۚ .كُلٌّ فِي كِتَابٍ مُبِي
“Tiada sesuatu yang melata di bumi melainkan di tangan Allah rezekinya dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh).”
Oleh karena itu, sesulit apa pun hidup kita pada masa pandemi, kita tetap harus percaya bahwa Allah pasti akan menyiapkan rezeki bagi kita. Hal terpenting adalah kita terus berusaha untuk mencari rezeki dengan cara yang baik dan diridai-Nya.
Tak hanya itu, kita juga harus selalu bersyukur dalam kondisi apa pun. Bahkan, sekalipun ujian silih berganti datang khususnya pada masa pandemi ini, tetapi kita tak boleh lupa untuk mengungkapkan rasa syukur. Meski hidup yang dijalani mungkin saja memang mengalami perubahan yang drastis, tetapi kita perlu belajar untuk menjadi sosok yang senantiasa merasa cukup.
Meski sulit, tetapi kita harus mengingat kembali bahwa Allah yang paling tahu kemampuan kita. Jika Allah sudah menakdirkan suatu hal terjadi dalam hidup kita, maka hal itu berarti Allah percaya kita mampu melaluinya. Walaupun dengan perasaan ragu, tetapi percayalah bahwa lagi-lagi hanya Allah yang paling paham batas diri kita yang sebenarnya.
Terkait hal itu, maka jangan pernah mencoba untuk membanding-bandingkan hidup kita dengan orang lain. Sebab, hal tersebut justru hanya membuat sikap qanaah dalam diri akan hancur. Perlu dipahami bersama bahwa hakikat qanaah adalah ketika kita bisa senantiasa menerima takdir hidup yang digariskan Allah dan merasa cukup akan hal itu.
Pada akhirnya, jika sikap qanaah sudah tumbuh bahkan tertanam dalam diri kita, maka hal itu pun nantinya akan membuat hati kita menjadi lebih tenang. Tentu hal itu sangat jauh berbeda saat kita masih kurang mensyukuri hidup yang dijalani sekarang bahkan sering menyalahkan Allah karena nasib yang kurang baik, maka hal itu akhirnya juga hanya akan membuat pikiran menjadi tidak tenang hingga merasa tersiksa sendiri.
Oleh karena itu, meski bukan hal yang gampang untuk dipraktikkan, tetapi setidaknya kita sudah harus paham bahwa pada masa pandemi yang membuat hidup menjadi tidak menentu ini sangat penting untuk menanamkan sikap qanaah dalam diri.
Sebab nyatanya, meski hidup sedang berada di bawah, tetapi jika kita berupaya menerimanya dengan lapang dada dan rasa syukur, maka insyaallah apa pun kesulitan hidup yang dialami tidak akan menjadi beban yang terlalu berat dirasakan karena sejak awal kita telah rida dan percaya bahwa memang Allah-lah yang paling tahu apa yang terbaik bagi hamba-Nya. ***
BELINDA SAFITRI, mahasiswi program studi Pendidikan Agama Islam di IAI As’adiyah Sengkang. Sejumlah tulisannya telah diterbitkan di beberapa buku antologi dan telah dimuat di beberapa media online Indonesia.