Oleh Deffy Ruspiyandy
Pada dasarnya manusia itu memiliki sifat berkeluh kesah dan pelit. Karenanya salah satu obat yang paling mujarab agar dapat menghilangkan sifat tersebut adalah dengan berbagi. Dengan kita mau berbagi untuk orang lain maka akan mengundang kebahagiaan tersendiri. Satu yang begitu nyata, balasan bagi mereka yang memberi kepada orang yang berpuasa.
“Siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun juga.” (HR. Tirmidzi no. 807, Ibnu Majah no. 1746, dan Ahmad 5: 192. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini shahih).
Dapat dibayangkan jika itu mungkin tertuju kepada satu orang dan terus jika diberi kepada banyak orang tentu akan semakin dahsyat pahala yang diberikan. Janji Allah tak akan pernah ingkar karena siapa pun yang berbagi bukan saja mendapatkan pahala, namun lebih dari itu Allah akan mengganti lebih besar lagi apa yang telah diberikannya. Artinya, semakin nyata jika berbagi kepada orang yang membutuhkan jelas menjadi multimanfaat. Selain orang yang dibagi sesuatu merasakan nikmat karena terpenuhi kebutuhannya, juga yang memberinya mendapat balasan beragam kenikmatan.
- Iklan -
Ujian dalam berbagi sendiri seringkali banyak orang yang merasa takut hartanya berkurang jika dibagikan kepada orang yang membutuhkan. Padahal hukum matematika Allah tidak seperti hukum matematika manusia 2-1 = 1 melainkan 2-1 sama dengan 11. Hal ini menunjukkan kepada kita balasan bagi orang-orang yang suka berbagi adalah sebenarnya tidak terbatas karena hak preogratif Allah. Adakalanya memang dibalas dengan bentuk harta, namun lebih dari itu ada yang dibalas dengan selalu hidup sehat, rumah tangganya bahagia, memiliki keturunan yang saleh dan salihah atau selalu diberi kemudahan dalam segala hal.
Jika mengacu kepada hal ini sesungguhnya tak perlu lagi menahan berbagi ketika ada kesempatan untuk berbagi. Berbagi adalah salah satu bentuk ungkapan rasa cinta dan kasih sayang kepada manusia. Harus diakui, sebagai manusia kita bergantung kepada manusia lainnya. Dapat kita lihat, bahwa kebanyakan manusia lebih suka kepada orang yang suka berbagi daripada suka kepada orang-orang yang pelit. Artinya, siapa pun yang mampu berbagi dengan sesamanya maka tentu saja akan dicintai oleh manusia di sekelilingnya.
Seringkali banyak orang yang terjebak jika berbagi itu harus selalu dalam bentuk barang atau harta. Padahal berbagi itu tak mesti dengan dua hal itu saja melainkan berbagi bisa dengan cara apa saja. Semua itu dapat dilakukan dengan memberi jalan keluar dari permasalahan yang tengah dihadapinya, diberi nasihat yang dibutuhkannya bahkan memberikan kepedulian pun hal tersebut juga berbagi menyampaikan kebutuhan seseorang kepada rekan-rekan kita pun sesungguhnya hal itu dapat dikategorikan berbagi pula.
Bahkan perlu dingat pula jika berbagi masuk kategori berbuat kebaikan. Karenanya setiap perbuatan baik yang dilakukan maka akan kembali kepada pelakunya. Berbagi sendiri bukan untuk orang lain melainkan sama artinya dengan memberi kepada diri kita juga. Artinya, perbuatan itu akan mengundang Allah memberikan cintanya dalam berbagai bentuk bahkan mungkin datang dari arah yang tidak disangka-sangka. Karenanya jangan sampai terlewatkan dalam urusan berbagi ini karena banyak janji Allah kepada siapa pun yang melakukannya akan membalas dengan apa yang telah diperbuatnya. Apakah hal ini tak membuat orang-orang tertarik untuk berbagi dengan sesamanya?
Surat Al-Isra’ ayat 7 artinya, “Jika kamu berbuat baik berarti kamu berbuat baik kepada dirimu sendiri, dan jika kamu berbuat keburukan berarti keburukan itu bagi dirimu sendiri…”
Benar memang, ada yang hilang dari diri kita; harta, waktu, tenaga dan pikiran. Tapi mesti diingat itu tidak akan pernah sia-sia. Sangat naif jika ada manusia yang diberi kesempatan untuk berbagi malah tidak memanfaatkan momentum tersebut secara optimal. Selama ini kita selalu dituntut selalu bersyukur atas nikmat yang diberikan oleh Allah dan salah satu bentuk mensyukuri nikmat itu adalah dengan cara berbagi. filosofinya begini, Allah itu Maha Pemurah sehingga sangat mengherankan jika ada manusia yang pelit dan tak mau berbagi dengan sesamanya.
Kita pun sepenuhnya harus menyadari apa yang diberikan oleh itu hanya sekadar titipan. Kebanyakan manusia merasa apa yang telah didapatkannya itu mutlak miliknya sendiri padahal sesungguhnya tidak. Tak mengherankan kalau kita mendapatkan sesuatu dan salah satunya harta maka sangat dianjurkan untuk mengeluarkan zakatnya 2,5%. Hal itu menunjukkan jika setiap yang kita dapatkan tentu harus dibagikan kepada orang lain karena ada haknya di sana. Jelas ini sebuah ujian bagi siapa pun untuk tidak mencintai hartanya secara berlebihan karena semua itu dapat hilang dengan sekejap dan berbagi adalah salah satu solusi untuk menghindarkannya.
Pada zaman Nabi Musa, tersebutlah ada seorang Bani Israil yang meminta harta kekayaan agar dia tak hidup miskin dan meminta Nabi Musa mendoakannya kepada Allah agar keinginannya dikabulkan, namun semua itu hanya akan berlangsung tujuh tahun, seperti yang dijanjikan oleh Allah. Namun orang tersebut ternyata mau membagikan hartanya melalui sedekah kepada orang lain dan hasilnya setelah hidup sembilan tahun ternyata ia tetap kaya dan tidak jatuh miskin. Semua itu terjadi karena dia berani berbagi dengan orang-orang dan tidak takut hartanya berkurang. Hal ini sebuah contoh jika berbagi itu ternyata hasilnya dahsyat karena menjauhkan diri kita dari kemiskinan dan rezekinya selalu dijamin oleh Allah.
Jika demikian adanya maka tak ada alasan lagi untuk tetap membiarkan apa yang kita miliki menjadi tak berarti. Ada baiknya justru itu semua dibagikan kepada mereka yang membutuhkan. Dengan mampu berbagi untuk orang, hal itu menunjukkan jika pelakunya memiliki akhlak yang mulia. Tetapi hal itu akan bisa berjalan secara baik jika kita melakukan latihan berbagi itu sendiri dan berani mengorbankan apa yang kita miliki. Bahkan rasulullah sangat menganjurkan untuk berbagi dengan barang yang terbaik dan bukan dengan barang belas. Berbagi dengan barang yang terbaik sama artinya Allah pun akan membalas dengan yang baik pula. Tidakkah kita tergiur akan hal ini?
Karenanya selama kita masih diberi kesempatan hidup dan diberi anugerah yang begitu besar, jangan sampai melewatkan berbagi. Nikmat mana lagi yang akan kalian dustakan? Intinya, berbagi itu jangan dipersulit tetapi harus dipermudah agar kita terbiasa dengan hal yang satu ini. Kesempatan itu tak akan pernah datang dua kali sehingga bila ada kesempatan unuk berbagi itu jangan sampai disia-siakan. Jangan sampai kita menyesal karena tak melakukannya. ***
*DEFFY RUSPIYANDY, penulis lepas dan penulis ide cerita di beberapa TV Swasta. Kini bermukim di Kota Bandung.