Al-Fatihah di Pusaramu
kemana pun kau bersembunyi
niscaya ia akan menemuimu
ku bukan menepis kepastian
tetapi kepastian ini membekaskan kepahitan
dari kenangan manis yang kau lukiskan
pada lembaran kebersamaan
Banyak hal ihwal yang kau tapakkan
mengisi rekam jejak kawan-kawan
hingga susah payah kita
Terasa hanya pelengkap bagi kehidupan
bukan beban
Kawan, kukafankan doa untukmu
kawan, kunisankan bangga di pusaramu
kerna kita pernah bersama
kawan, kunisankan kesedihan ini dipusaramu
karena kini kami kehilanganmu
Kawan, tahlil air mata akan menemanimu di lianglahat bersamaamalmu
Kawan, hanya ini yang bisa ku beri untukmu
kutaburkan fatihah dipusaramu.
- Iklan -
Yogyakarta, 11 Oktober 2015
Khutbah tanpa suara
Bukan kerna dagelanmu aku tertawa
khutbah menggelitik perut telinga
sama sekali tak teraba canda
sama sekali tak terpapar humor
sama sekali tak terdengar kelakar
Aku tetap tertawa
ha haha
buah yang kau sajikan sama
ada biji
ada daging
ada kulit
Alat yang kau sodorkan ke kepala membuat semua kaya orang gila
cara yang kau hadapkan membuat semua orang kaya kesurupan
hingga perlu kubungkam mulut yang mestinya diam
akupun keluar meninggalkan sempurna
menggapai kuasa
tak mengapa aku kuasa tetap tertawa
hingga tiba khutbah tanpa suara.
Cilacap, 14 Agustus 2015
Mentariku menanti
Termenung dalam renung
Bersama gelap yang mengeluslekat-lekat
Meski kabut menuai embun
Tapi pekat tak terlihat
Hanya mentariku menanti
Mekar hati kian mewangi
menyambut embun untuk pergi
sampai pagi menemu kembali
Pagi yang rezeki
kulunasihutangdanjanji
dengan modal semangat dan pena ini
Kasihku cabut
Biar kusimpan senyum dan harap di saku rapat-rapat
Sampai pulang nanti ada sisa kita nikmati.
Yogyakarta, 13 November 2015
Bersua Luka
Saat kau marah
awan menangis
dia hanya setia pada kekasih
tak selingkuh dari mendung
apalagi cuaca
kuasai dia
belai rindu dengan kata
itu kalau kau mencintainya
bukan marah saat bertatap muka
sampai hati merajalela
hingga jatuh sampai ujung rintiknya
kasihan
hujan
hadir
bersualuka
Yogyakarta, 20 Januari 2016
Hati terpatri
Suatu ketika langit berwarna beludru
aku tak terlihat berpeci
orang-orang bercabar abai
bahwa senyumnya tersimpan dalam peci
berjalan kesana kemari bagai kawanan panda menjelma kelinci
petang, sampai kapan hati terpatri
menyimpan batin ini.
Yogyakarta, 8 Desember 2017
*Bahrun Ulum. Alamat Dukuh Payung Songgom Brebes Jawa Tengah. Penulis menyelesaikan pendidikan Pascasarjana di UIN Yogyakarta. Puisinya ada dalam buku Sastra Pinggiran 1, Sastra Pinggiran 2, ”Ruang Sunyi”, Antologi Puisi bersama penulis 9 negara ”Corona Pergi oleh Puisi” dan https://islamsantun.org/. Penulis melahirkan novellet ”Kisah Kasih Kian”, Satria Publisher, 2020. Buku antologi Puisinya berjudul “Latu”.
kerenn