• Tentang Kami
  • Redaksi
  • Cara Kirim Tulisan
LP Maarif NU Jateng
  • Beranda
  • BeritaTerkini
  • Sastra
  • Artikel
  • Hikmah
  • FikihTanya Jawab
  • Tokoh
  • Jurnal
  • Informasi
  • Download
    • Juara Lomba Video Profil Sekolah/Madrasah 2020
    • Majalah MOPDIK 2020
    • Banner Selamat Tahun Ajaran Baru
  • Cara Kirim Tulisan!
No Result
View All Result
  • Beranda
  • BeritaTerkini
  • Sastra
  • Artikel
  • Hikmah
  • FikihTanya Jawab
  • Tokoh
  • Jurnal
  • Informasi
  • Download
    • Juara Lomba Video Profil Sekolah/Madrasah 2020
    • Majalah MOPDIK 2020
    • Banner Selamat Tahun Ajaran Baru
  • Cara Kirim Tulisan!
No Result
View All Result
LP Maarif NU Jateng
ADVERTISEMENT
Home Artikel

Digitalisasi Pendidikan dan Narasi Pembangunan

12/01/2021
in Artikel, Opini
Reading Time: 3min read
0 0
0
0
SHARES
13
VIEWS
Bagikan ke FacebookBagikan ke Whatsapp

Oleh: Ade Mulyono

Khairil adalah salah satu peserta didik kelas VIII di salah satu sekolah swasta di Kabupaten Tegal. Bukan sosoknya yang menarik, tetapi pengalamannya yang mengusik dunia pendidikan. Sudah berminggu-minggu ia tinggal di rumah tanpa belajar daring. Bukan ia memberontak seruan pemerintahan (baca: Kemendikbud) untuk pembelajaran jarak jauh (PJJ). Melainkan ia tidak memiliki alat penunjang belajar daring: smartphone, laptop, dsb. Mengingat orangtuanya hanya pekerja serabutan. Atas alasan itu, ia tidak tahu informasi dari sekolahnya: materi pelajaran apa yang harus ia pelajari selama di rumah.

Jika kita berpikir ulang tentang pendidikan hari ini, apakah Khairil korban dari adanya pandemi atau korban dari penyeragaman (uniformitas) pendidikan berbasis daring? Tentu kita mengerti pandemi virus Korona (Covid-19) telah mengubah tatanan kehidupan sedemikian rupa, termasuk memaksa dunia pendidikan melakukan akrobatik. Dari pembelajaran konvensional (tatap muka) ke pembelajaran virtual (daring). Akibatnya seperti yang sudah diprediksi, dunia pendidikan jungkir balik. Jika tidak mau dikatakan babak belur. Pada akhirnya pendidikan berbasis daring membuat kelas sosial bawah meradang. Sebab, infrastruktur digital tidak sedari awal disiapkan secara matang.

Misalnya, Pusdatin Kemendikbud menyebutkan ada 19 persen satuan pendidikan yang kesulitan mendapatkan akses internet. Dari jumlah itu, ada 42.159 sekolah yang memang belum terakses internet. Sementara, 81% atau 175.356 sekolah yang sudah tersambung internet. Itu hanya salah satu prasarana dari infrastruktur digital yang belum persiapkan oleh pemerintah dalam upaya menyelenggarkan pendidikan berbasis daring.

Bacajuga:

Penyakit Kronis Penulis Pemula

Penyakit Kronis Penulis Pemula

20/01/2021
6
Kaidah Selingkung

Peneliti Pengembang Vs Peneliti Pendidik

19/01/2021
9

โ€œHipotesaโ€ Priska Putri Asmiranti

19/01/2021
4
Syahdunya Ngopi Ala Santri

Syahdunya Ngopi Ala Santri

18/01/2021
8

Namun, pemerintah memandang situasi genting ini sebagai celah untuk melompat lebih jauh dalam mengkampanyekan dan memanifestasikan digitalisasi pendidikan. Dengan dalil modernitas, pemerintah memandang digitalisasi pendidikan adalah sebuah konsekuensi logis dari perubahan zaman. Sebagaimana wacana yang beredar di berbagai media, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Anwar Makarim, akan memulai terobosan digitalisasi sekolah di tahun 2021. Digitalisasi pendidikan sendiri hanya salah satu instrumen dalam mengaktualisasikan pendidikan di era fordisme (pasca-industri).

Narasi Pembangunan

Oleh karena itu, yang dikhawatirkan dari transformasi digitalisasi pendidikan ialah terjadinya hegemoni. Jika kita periksa secara metodologis untuk memperlihatkan rasionalisasi yang ditimbulkan dari hegemoni digitalisasi pendidikan ialah “produksi” dan “reproduksi”. Sebab, pemerintah akan mempersiapkan lembaga pendidikan (sekolah dan universitas) sebagai pemasok tenaga kerja. Melalui kurikulum dan perangkat kebijakan, lembaga pendidikan dipaksa mengintegrasikan diri untuk mencetak peserta didik supaya fit and proper dengan dunia kerja.

Dengan demikian, lembaga pendidikan mempunyai peran mengolah pasokan tenaga kerja yang kompeten dan cenderung menyesuaikan situasi dengan pasar kerja. Tentu yang berbasiskan informasi dan teknologi. Di mana para pekerja yang menguasai aspek-aspek kognitif (immaterial) yang paling dibutuhkan di era revolusi Industri 4.0. Itu salah satu alasan kenapa kurikulum harus tegak lurus dengan narasi pembangunan global. Implikasinya lembaga pendidikan akan mencetak masal pekerja “kerah putih” sebagaimana tuntutan dunia industri.

Dengan kata lain, lembaga pendidikan telah bertransformasi menjadi privatisasi dan korporasi layaknya perusahan yang mengumbar logika bisnis. Mengingat selama ini pemerintah mendisain kurikulum pendidikan dengan narasi pembangunan, bukan dikaji dari perspektif imajinasi kebudayaan. Sungguh ironi jika domain pendidikan diukur dengan standar policy prescriptions: arah kebijakan, strategi, orientasi, target, dan sasaran, dengan standar pencapaian yang berkaitan erat dengan domain ekonomi.

Konsekuensinya bagi atmosfir lembaga pendidikan seperti universitas, sebagaimana disindir pedas oleh Agus Nuryatno (2014); civitas akademika lebih fasih berbicara efisiensi, efektivitas, profit, produk, TQM, pasar kerja, dan lainnya yang berasal dari domain ekonomi, daripada berbicara tentang keadilan, penderitaan, demokrasi, multikulturalisme, dan solidaritas kemanusiaan

Meminjam Habermasian, pendidikan dalam budaya pragmatisme hanya menekankan pada aspek pengetahuan teknis-praktis yang didesiminasikan dalam proses pembelajaran. Tanpa menyertakan pengetahuan emansipatoris, maka pendidikan hanya menghasilkan rasionalitas teknokratik yang lebih menekankan pada konformitas dan adaptasi belaka. Pengetahuan dalam proses pembelajaran telah tercerabut dari proses pembentuknya.

Gejala itu sudah kita rasakan dalam dunia pendidikan dewasa ini. Pendidikan hanya menjadi alat dalam membentuk tatanan “masyarakat baru” (one dimensional society). Peserta didik dipaksa menerima kurikulum itu atas nama menyongsong masa depan. Oleh sebab itu, peserta didik “diperas” untuk memberikan sumbangsih pembangunan. Akhirnya lembaga pendidikan tidak lagi menjadi produsen pengetahuan, melainkan pemasok sarjanaย  tukang dan instruktur yang siap kerja.

Hal itu tampak pada kebijakan pendidikan hari ini, misalnya kebijakan “kampus merdeka”, kebijakan yang dibuat dengan logika pasar. Itu sebabnya suasana lembaga pendidikan tak ubahnya tempat pabrik yang sedang memproduksi calon sarjana-sarjana tukang. Inilah sistem pendidikan yang kapitalistik. Sistem pendidikan diatur sedemikian rupa sehingga peserta didik tanpa sadar sedang dieksploitasi.

Konsekuensinya tanpa menyiapkan infrastruktur digital yang dapat diakses seluruh peserta didik, maka pendidikan sebagai modal bangsa di masa depan hanya menjadi alat reproduksi sosial yang melanggengkan status quo: kelas sosial di masyarakat. Itulah ongkos sosial yang harus ditanggung di kemudian hari: distingsi (yang kaya semakin kaya dan yang miskin tetap hidup dalam garis kemiskinan).

Jika pemerintah menganggap digitalisasi pendidikan merupakan keniscayaan. Semestinya yang harus diedarkan dari awal ialah pendidikan yang berkeadilan sosial: keadilan harus tiba mendahului kemajuan. Pendeknya, pendidikan yang berkepihakan.

– Pemerhati pendidikan pedagogi kritis (critical pedagogy). Penulis buku “Apologia Pendidikan Kaum Miskin” dan sedang menyiapkan buku “Pendidikan Pembebasan”.

Tags: Ade Mulyono.Digitalisasi Pendidikan dan Narasi Pembangunan
ShareSendTweet

Related Posts

Penyakit Kronis Penulis Pemula
Artikel

Penyakit Kronis Penulis Pemula

20/01/2021
6
Kaidah Selingkung
Artikel

Peneliti Pengembang Vs Peneliti Pendidik

19/01/2021
9
Artikel

โ€œHipotesaโ€ Priska Putri Asmiranti

19/01/2021
4

IKUTI KAMI

  • 1.9k Fans
  • 1.1k Followers
  • 1.7k Subscribers
  • Trending
  • Comments
  • Latest
Hasil Survei: Hanya 11 Persen Masyarakat Jateng Setuju PJJ Dipermanenkan

Hasil Survei: Hanya 11 Persen Masyarakat Jateng Setuju PJJ Dipermanenkan

26/07/2020
Pendapat Bapak Kedokteran Dunia yang Belum Dipahami

Pendapat Bapak Kedokteran Dunia yang Belum Dipahami

28/10/2019
Lomba Video Profil LP Maโ€™arif PWNU Jateng Diundur Sampai Desember 2020

Lomba Video Profil LP Maโ€™arif PWNU Jateng Diundur Sampai Desember 2020

24/07/2020
Bolehkah Qurban Dulu, Bayar Belakangan?

Bolehkah Qurban Dulu, Bayar Belakangan?

14/07/2020
Menjadi Penulis itu Butuh Proses Panjang

Menjadi Penulis itu Butuh Proses Panjang

6
Lomba Video Profil LP Maโ€™arif PWNU Jateng Diundur Sampai Desember 2020

Lomba Video Profil LP Maโ€™arif PWNU Jateng Diundur Sampai Desember 2020

4
Pengurus LP Maโ€™arif PWNU Jateng Evaluasi Program

Respon Wacana Mendikbud, LP Ma’arif Jateng Lakukan Survei

4

Hadapi Revolusi Industri 4.0, LP Ma’arif NU Jateng Kuatkan SIMNU

3
MKKS SMK NU Maarif PWNU Jateng Serahkan Dana Bantuan untuk Bencana Kalsel

MKKS SMK NU Maarif PWNU Jateng Serahkan Dana Bantuan untuk Bencana Kalsel

22/01/2021
Ia Membaca Jawa

Ia Membaca Jawa

22/01/2021
Kesetiakawanan Lelaki Beriman dan Dermawan kepada Seorang Nelayan

Kesetiakawanan Lelaki Beriman dan Dermawan kepada Seorang Nelayan

21/01/2021
PMII Temanggung Galang Dana untuk Korban Bencana Alam

PMII Temanggung Galang Dana untuk Korban Bencana Alam

21/01/2021

Tulisan Terbaru

MKKS SMK NU Maarif PWNU Jateng Serahkan Dana Bantuan untuk Bencana Kalsel

MKKS SMK NU Maarif PWNU Jateng Serahkan Dana Bantuan untuk Bencana Kalsel

22/01/2021
2
Ia Membaca Jawa

Ia Membaca Jawa

22/01/2021
7
Kesetiakawanan Lelaki Beriman dan Dermawan kepada Seorang Nelayan

Kesetiakawanan Lelaki Beriman dan Dermawan kepada Seorang Nelayan

21/01/2021
5
PMII Temanggung Galang Dana untuk Korban Bencana Alam

PMII Temanggung Galang Dana untuk Korban Bencana Alam

21/01/2021
1
LP Maarif NU Jateng

Maarifnujateng.or.id merupakan media siber resmi milik Lembaga Pendidikan Maโ€™arif NU Jawa Tengah. Platform ini merupakan media penerbitan multisegmen yang memfasilitasi dan memotivasi pendidik, peserta didik LP Maโ€™arif NU serta masyarakat umum untuk memahami, menjiwai dan mencintai Ahlussunnah Waljamaah Annahdliyah serta mengembangkan kemampuan literasi.

Instagram

  • Yuk, kirim tulisanmu di web maarifnujateng.or.id ๐Ÿ˜Š

#maarifnujateng #maarifnu #maarif #menulis #menulispuisi #menuliscerpen #menuliskata #menulisesai #infomenulis #menuliskreatif #indonesiamenulis #senimenulis #menulisgratis #menulis_yuk #senimenulis #ayomenulis #menulisonline #komunitasmenulis
  • Selamat dan Sukses... ๐Ÿ˜Š

#maarifnujateng 
#maarifnu 
#lombavideo 
#lombavideokreatif
#lombavideoprofil 
#lombavideosekolah 
#lombavideomadrasah
  • Selamat dan Sukses... ๐Ÿ˜Š

#sekolahunggulan #sekolahunggul  #madrasahunggul 
#madrasahunggulan 
#madrasahunggulberkualitas 
#maarifnujateng 
#maarifnu
  • Berikut ini adalah daftar pemenang Lomba Video Profil Sekolah/Madrasah LP Ma
  • Selamat Hari Guru Nasional (HGN) Kementerian Agama 2020
  • Selamat Hari Guru Nasional 2020
  • Selamat dan Sukses
Kompetisi Sains Madrasah (KSM) 2020

#kompetisisainsmadrasah2020 #kompetisisainsmadrasah #lpmjateng #lpmaarifnu #maarifnujateng #maarifnu

Alamat Redaksi

Jalan dr. Cipto No. 180 Karangtempel, Kota Semarang, Jawa Tengah 50124

Email:
asnapustaka@gmail.com
HP: 0821-3761-3404

Ikuti Kami

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Cara Kirim Tulisan

ยฉ 2020 Maarifnujateng.or.id - Hak cipta terpelihara Lembaga Pendidikan Ma'arif NU Jawa Tengah.

No Result
View All Result
  • Berita
  • Artikel
    • Opini
    • Esai
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
    • Pustaka
  • Hikmah
  • Tokoh
  • Fikih
  • Informasi
    • Lomba
    • Pengumuman
    • Info Beasiswa
  • Download
    • Majalah MOPDIK 2020
    • Banner Selamat Tahun Ajaran Baru
  • Cara Kirim Tulisan!

ยฉ 2020 Maarifnujateng.or.id - Hak cipta terpelihara Lembaga Pendidikan Ma'arif NU Jawa Tengah.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

Go to mobile version