• Tentang Kami
  • Redaksi
  • Cara Kirim Tulisan
LP Maarif NU Jateng
  • Beranda
  • BeritaTerkini
  • Artikel
  • Sastra
  • Keislaman
    • Hikmah
    • Fikih
    • Tokoh
  • Jurnal
  • Program
    • LSP P2
    • Ma’arif Career
  • Lomba
    • Lomba Madrasah dan Sekolah Unggulan
  • UNDUH
  • Kirim Tulisan!
No Result
View All Result
  • Beranda
  • BeritaTerkini
  • Artikel
  • Sastra
  • Keislaman
    • Hikmah
    • Fikih
    • Tokoh
  • Jurnal
  • Program
    • LSP P2
    • Ma’arif Career
  • Lomba
    • Lomba Madrasah dan Sekolah Unggulan
  • UNDUH
  • Kirim Tulisan!
No Result
View All Result
LP Maarif NU Jateng
ADVERTISEMENT
Home Artikel

Sastra Indonesia: Perawat Kebinekaan

28/10/2020
in Artikel, Esai
Reading Time: 4min read
0 0
0
0
SHARES
25
VIEWS
Bagikan ke FacebookBagikan ke Whatsapp

Oleh Tjahjono Widarmanto

Ada beberapa hal penting yang dapat dijadikan pijakan dan menjadi dasar pengembangan sastra Indonesia sebagai penjaga kebinekaan. Pijakan utamanya adalah bahwa keberangkatan sastra Indonesia adalah bermula dari tradisi. Pengertian tradisi tentu saja tidak boleh dimaknai dalam kerangka antropologis semata yang menyempitkan makna tradisi hanya sebagai bagian masa lalu. Pandangan yang linear semacam itu memunculkan anggapan yang terlampau subjektif sehingga memunculkan bahwa tradisi adalah bagian masa lampau sehingga eksistensinya tidak lagi lagi relevan.

Tradisi harus dimaknai sebagai sebuah konteks memori dan sejarah yang melandasi proses penciptaan teks sastra. Tradisi harus dipandang, seperti kata Gadamer, sebagai konteks yang dibentuk dari sejarah dan memori penikmatan atas perjumpaan sastrawan dengan perjumpaannya dengan ‘sejarah’ yang dijumpainya. Itu berarti setiap teks sastra tidak mungkin lahir dari kekosongan sejarah dan penikmatannya atas berbagai konteks sejarah.

Teks sastra mustahil diciptakan tanpa adanya memori-memori atas teks-teks sebelumnya. Rifaterre dengan jelas mengatakan bahwa karya seorang penyair (sastrawan) adalah jawaban terhadap karya sebelumnya. Sebuah teks sastra lama tidak mati begitu saja tapi selalu memberi inspirasi bagi teks-teks sastra selanjutnya. Teks sastra yang baru lahir merupakan respon terhadap teks-teks sastra sebelumnya. Tradisi memang dibentuk oleh masa lalu tetapi selalu berpotensi untuk membentuk tradisi-tradis berikutnya di masa kini dan masa mendatang. Tradisi, seperti kata Eliot, bukan sesuatu yang mati dan tetap hadir dalam kehidupan masa kini. Tradisi selalu memiliki potensi memberikan rangsangan penciptaan baru, memiliki daya pikat, serta memberikan pengaruh, baik secara sadar maupun bawah sadar, yang vital bagi perkembangan intelektual dan sastra. Tradisi memberi pengaruh atau rangsangan kreativitas terhadap gagasan-gagasan, kesadaran, dan pemikiran-pemiran yang memberi warna teks-teks sastra. Dengan gamblang, Abdul Hadi WM menyebutnya sebagai pembentuk kesadaran tidak hanya pada masa silam, tetapi juga berkenaan dengan masa kini. Melalui dialektika yang terus menerus dengan tradisinya seorang sastrawan dapat menjadikan masa lalu menjadi bagian dari kekinian kita.

Bacajuga:

Nalar Kritis Santri dan Aktivitas Berpikir Radikal

Metode Pembelajaran Generasi Digital

26/05/2022
2
Jimat dan Perkembangan Memori Kolektif Masyarakat

Jimat dan Perkembangan Memori Kolektif Masyarakat

26/05/2022
4
Puisi-Puisi Puji Pistols

Islam: Agama Damai, Santun, dan Toleran

26/05/2022
1
BK Preventif dalam Meningkatkan Nilai An-Nahdliyah

Sekolah: dari Pandemi hingga K-Pop

17/05/2022
9

Salah satu bentuk dan bagian dari  tradisi adalah kultur etnik. Kultur etniklah yang dibahasakan oleh Sumito A Sayuti, sebagai sangkan-paran atau terminal keberangkatan dan kembali dalam proses kreatif seorang sastrawan. Setiap bentuk kreativitas dalam teks sastra selalu merujuk pada konteks kultural tertentu yang muncul secara nyata dalam teks sastra yang diciptakan, baik yang tercermin dalam bentuk maupun kontensnya, baik dalam gagasan tematik maupun kedalaman subjek matternya.

Kondisi kultur etnik sastrawan Indonesia memang beragam. Menempatkan kultur etnik sebagai pijakan kreatif dapat menyajikan gagasan alternatif, bisa berperan untuk mengukuhkan kultur etnik itu sendiri, bisa mempertanyakan kultur etnik itu sendiri, bisa untuk memberi tafsir baru pada kultur etnik itu senidri, bahkan dapat pula menjadikan kultur etnik sebagai pijakan untuk melakukan perlawanan terhadap bentuk segala dominasi sebagai wujud keberpihakan pengarang.

Sastrawan Indonesia modern tidak beradala dalam situasi dan kondisi pasif. Mereka menghadirkan, menafsirkan, menciptakan tafsir baru atas berbagai hal yang diturunkan oleh kutur etniknya. Kultur etnik tidak hanya dipinjam namun diberi unsur kreativitas baru. Kultur etnik dalam teks sastra tidak hanya muncul sebagai imitasi tetapi imitasi kreatif, menciptakan ambivalensi imitatif sekaligus subversif. Sebagai contoh, misalnya kehadiran kultur etnik wayang pada sastrawan Indonesia modern dalam teks sastranya memunculkan wayang yang berbeda dalam kultur etnik sebelumnya. Demikian juga Kaba dalam khazanah kutur etnik Melalyu, boleh jadi berbeda dengan Kaba dalam racikan kreatif sastrawan saat ini.

Penciptaan teks sastra sesungguhnya merupakan tindakan konstitutif dalam pemebentukan tradisi tematis. Tindakan konstitutif seorang sastrawan akan mencerminkan tindakan menafsir, menggabungkan, memisahkan turunan kultur etniknya, bahkan bisa mendialogkan dengan kultur etnik yang lain. Hal ini menjadikan seorang sastrawan berada dalam situasi dialektika yang terus menerus dengan kultur etniknya. Melalui dialektika itu akan memungkinkan terbentuknya penciptaan kultur etnik kedua, ketiga dan berikutnya, tanpa menghilangkan kultur etnik pertama sebagai hipotek atau memori ingatan.

Dalam realitasnya, sastra Indonesia hidup dalam situasi kebinekaan. Kebinekaan mengaju pada hiteroginatas dan pluralitas. Kebinekaan yang mengacu pada heterogenitas merupakan keanekaan budaya yang sudah begitu saja ada secara alamiah, keanekaan budaya yang sudah terberi, sesuatu yang given. Sedangkan kebinekaan dalam konteks pluralitas mengacu pada istilah antropologi politik yang menegaskan bahwa keanekaan budaya merupakan kenyataan yang harus dijaga, diperjuangkan dan dirawat dengan selalu melihat perbedaan budaya sebagai sesuatu yang sah.

Persoalan sastra Indonesia dengan kebinekaan dapat dilihat dalam tiga persoalan penting, yaitu hubungan sastra dan kebinekaan, kebijakan pemerintah terhadap sastra dalam kerangka hubungan dengan kebinekaan, dan peran sastra dalam memperkuat dan merawat kebinekaan. Kebinekaan dalam sastra, dalam pandangan Ignas Kleden, dapat ditinjau dari segi pengarang, pembaca, proses penciptaan, teks, dan genre.

Sastra Indonesia mempunyai peran besar dalam menjaga, meneguhkan dan merawat kebinekaan. Pluralitas dalam teks sastra yang dibangun oleh pluralitas kultur etnik dapat dikenali, dihayati dan dihargai oleh pembaca. Melalui teks-teks sastra para pembaca dari klutur etnik tertuntu dapat mengenali, menghayati dan pada akhirnya menghargai perbedaan kultur etnik yang berbeda. Melalui teks-teks sastra, pembaca di Jawa dapat mengenali kultur etnik Aceh, kultur etnik papua, atau yang lain (demikian sebaliknya) yang pada gilirannya akan sampai pada penghargaan atau saling menghargai berbagai kultur etnik tersebut. Melalui teks sastra seorang pembaca bisa melakukan  muhibah budaya ke berbagai pelosok Indonesia.

-Penulis adalah sastrawan yang tinggal di Ngawi. Buku pusinya Percakapan Tan dan Riwayat Kuldi Para Pemuja Sajak merupakan salah satu buku puisi pemenang Hari Puisi Nasional 2016.

Tags: NU JatengSastra Indonesia: Perawat KebinekaanTjahjono Widarmanto
ShareSendTweet
Previous Post

Lewat Literasi Digital, Mantan Ketua Dewan Pers Ajak Cegah Terorisme

Next Post

Kaji IASP, LP Ma’arif NU Jateng Gelar Zoominar

Related Posts

Nalar Kritis Santri dan Aktivitas Berpikir Radikal
Artikel

Metode Pembelajaran Generasi Digital

26/05/2022
2
Jimat dan Perkembangan Memori Kolektif Masyarakat
Artikel

Jimat dan Perkembangan Memori Kolektif Masyarakat

26/05/2022
4
Puisi-Puisi Puji Pistols
Artikel

Islam: Agama Damai, Santun, dan Toleran

26/05/2022
1
Next Post
Kaji IASP, LP Ma’arif NU Jateng Gelar Zoominar

Kaji IASP, LP Ma’arif NU Jateng Gelar Zoominar

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

IKUTI KAMI

  • 2.1k Fans
  • 1.5k Followers
  • 1.7k Subscribers
  • Trending
  • Comments
  • Latest
Hasil Survei: Hanya 11 Persen Masyarakat Jateng Setuju PJJ Dipermanenkan

Hasil Survei: Hanya 11 Persen Masyarakat Jateng Setuju PJJ Dipermanenkan

26/07/2020
Pendapat Bapak Kedokteran Dunia yang Belum Dipahami

Pendapat Bapak Kedokteran Dunia yang Belum Dipahami

28/10/2019
Panduan Memahami Akidah Aswaja dan Tauhid Wahabi

Panduan Memahami Akidah Aswaja dan Tauhid Wahabi

20/03/2020
Urgensi Statistika dalam Pendidikan

Urgensi Statistika dalam Pendidikan

24/07/2020
Urgensi Berpuasa dari Media Sosial

Membebaskan Pikiran dari Terorisme Digital

40
Muslim Wajib Peduli Alam dan Lingkungan

Muslim Wajib Peduli Alam dan Lingkungan

33
Penyakit Kronis Penulis Pemula

Membangkitkan Media Sosial PTKIS

31
Kebijakan Berbasis Maqasid Syariah Era Pandemi

Kebijakan Berbasis Maqasid Syariah Era Pandemi

29
Nalar Kritis Santri dan Aktivitas Berpikir Radikal

Metode Pembelajaran Generasi Digital

26/05/2022
Jimat dan Perkembangan Memori Kolektif Masyarakat

Jimat dan Perkembangan Memori Kolektif Masyarakat

26/05/2022
MI ELPIST Temanggung Divisitasi Kanwil Kemenag

MI ELPIST Temanggung Divisitasi Kanwil Kemenag

26/05/2022
Mahasiswa INISNU Digembleng Publikasi Ilmiah

Mahasiswa INISNU Digembleng Publikasi Ilmiah

26/05/2022

Tulisan Terbaru

Nalar Kritis Santri dan Aktivitas Berpikir Radikal

Metode Pembelajaran Generasi Digital

26/05/2022
2
Jimat dan Perkembangan Memori Kolektif Masyarakat

Jimat dan Perkembangan Memori Kolektif Masyarakat

26/05/2022
4
MI ELPIST Temanggung Divisitasi Kanwil Kemenag

MI ELPIST Temanggung Divisitasi Kanwil Kemenag

26/05/2022
0
Mahasiswa INISNU Digembleng Publikasi Ilmiah

Mahasiswa INISNU Digembleng Publikasi Ilmiah

26/05/2022
0
LP Maarif NU Jateng

Maarifnujateng.or.id merupakan media siber resmi milik Lembaga Pendidikan Ma’arif NU Jawa Tengah. Platform ini merupakan media penerbitan multisegmen yang memfasilitasi dan memotivasi pendidik, peserta didik LP Ma’arif NU serta masyarakat umum untuk memahami, menjiwai dan mencintai Ahlussunnah Waljamaah Annahdliyah serta mengembangkan kemampuan literasi.

Instagram

  • #harlahansor #harlahansor88
  • #harlahfatayatnu #harlahfatayatnu72
  • #maarifnujateng #maarifnu #maarif #lpmaarif #lpmaarifnu #lpmaarifnujateng
  • Marhaban ya Ramadhan..
  • Selamat 70th Harlah PERGUNU, Guru Mulia Membangun Peradaban Bangsa.

#pergunu #pergunujateng #pergunupusat #harlahpergunu #harlahpergunu70
  • Selamat 70th Harlah PERGUNU, Guru Mulia Membangun Peradaban Bangsa.

#pergunu #pergunujateng #harlahpergunu70 #harlahpergunu
  • #pwnujateng #pwnu #pwnujawatengah #nujateng #lpmaarif #lpmaarifnu #lpmaarifnujateng #maarifnujateng #maarifnu
  • #pwnujateng #pwnujawatengah #pwnu #nujateng #lpmaarif #lpmaarifnu #lpmaarifnujateng #maarifnujateng #maarifnu
  • Mugi husnul khatimah, yai...

Alamat Redaksi

Jalan dr. Cipto No. 180 Karangtempel, Kota Semarang, Jawa Tengah 50124

Email:
asnapustaka@gmail.com
HP: 0821-3761-3404

Ikuti Kami

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Cara Kirim Tulisan

© 2020 Maarifnujateng.or.id - Hak cipta terpelihara Lembaga Pendidikan Ma'arif NU Jawa Tengah.

No Result
View All Result
  • Berita
  • Artikel
    • Opini
    • Esai
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
    • Pustaka
  • Keislaman
    • Hikmah
    • Fikih
    • Tokoh
  • Program
    • LSP P2
    • Ma’arif Career
  • Lomba
    • Lomba Sekolah dan Madrasah Unggulan
  • Unduh
  • Kirim Tulisan!

© 2020 Maarifnujateng.or.id - Hak cipta terpelihara Lembaga Pendidikan Ma'arif NU Jawa Tengah.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

Go to mobile version