PADA SUATU KETIKA KAU PATAH HATI
pada suatu ketika kau patah hati dan merasa
begitu sial. lalu membenci seluruh hari dalam
sepekan. kau tidak ingin mengatakan apa pun
selain menyendiri dan berusaha menemukan jalan
pulang. barangkali tidak mengenal nama-nama
dan kata-kata membuatmu merasa lebih baik.
kau berharap menjadi tuli saja namun tetap
bisa melihat. tidak perlu mendengar tiap penolakan
dan keputusan yang menyakitkan. karena patah hati
betul-betul perasaan yang tidak mudah disingkirkan.
ia separti tato naga di punggung yang kemudian hidup
dan mengamuk. menembus rongga dadamu
lalu membakarnya dengan api yang tercipta dari kesedihan.
rasa kecewa begitu mudah membuat manusia
berpikir akan punah. merasa tidak ada hal baik
lagi yang akan singgah kepadanya. ia kadang
ingin jadi tokoh yang membangkang pada keadilan.
membangun konspirasi untuk membunuh tokoh utama
pahlawan berkekuatan super yang dalam dada
bidangnya pun juga terselip kepura-puraan
dan kesedihan.
dan pada suatu ketika kau patah hati lalu merasa
sebentar lagi bintang-bintang di langit akan
berguguran seperti daun-daun pada musim kemarau,
maka pergilah ke perapian, lemparkan ragamu
kepada nyala itu. mulailah sebuah pertempuran.
kepunglah tubuhmu dan habisi tiap jenis luka
hingga jadi abu. pada saat itu kau akan mengerti
satu-satunya penyelamat atas kerajaan hatimu yang runtuh
adalah diri sendiri, bukan orang lain.
- Iklan -
Kamar Alegori, Juni 2020
3 NASIHAT PENDEK IBU
#pertama
jadilah senyuman
untuk semua jenis amarah.
#kedua
jadilah pohon yang bahagia
tiada menolak siapapun berteduh.
#ketiga
jadilah lemari yang kokoh
menyimpan sebanyak mungkin kenangan.
Kamar Alegori, Juni 2020
CATATAN KECIL AYAH
pada suatu hari,
ayahku yang bukan seorang penyair
menuliskan catatan kecil ini
dan menyelipkan dalam sebuah buku harian
yang selalu di rahasiakannya.
kau tahu, aku baru mendapatinya sepekan yang lalu
setelah ribuan hari ia meninggalkan kesedihan
di dada kami karena menahan rindu itu teramat sulit.
“jangan kaubiarkan rumput di halaman mengering
meski mereka diabaikan.
jangan meniup api yang sulit bagimu
untuk dipadamkan.
jangan membuka sebuah buku
jika akhirnya kau hanya meninggalkan lipatan.
kau hanya perlu menemukan sesuatu
di dalam dadamu.”
Kamar Alegori, Juni 2020
KAMU DAN JALAN BATU KOTA TUA SEMARANG
jalan batu kota semarang dan cahaya lampu
yang menyiram sekujur tubuh
menyimpan cerita-cerita yang tumpah
mengalir dari tatapan matamu.
dan semuanya ialah kisah rahasia.
sepasang tungkaimu
menjelma kuas lukis ajaib;
menggoreskan ragam warna
tiap langkah yang kamu tinggalkan
di belakang
warna rindu, kesedihan,
gamang, pemberontakan
juga warna cerah kebahagiaan.
untuk menempuhNya
yang tidak pernah memunggungi
dan mengabaikanmu.
Kamar Alegori, 2020
SELAMAT PAGI, NEGERIKU
selamat pagi bumi negeriku
semoga kau tiada lelah bertahan
dan mengemas cahaya surya
untuk kami yang kerap membuatmu menangis
telah jutaan waktu tersadai di dadamu
yang renta dan kian purba
sementara kami acap kali tak mau tahu
kami asah belati, menusuk dada teman sendiri
dan merobohkan hutan ibu yang penuh kasih
kini pun kau semakin sakit
meratapi rasa kecewa tanpa kata-kata
tak ada ahli kesehatan yang mampu
menyembuhkan luka-lukamu
selain kesadaran diri kami yang kian tandus
selamat pagi bumi negeriku
semoga kau tiada lelah menjadi rumah
bagi segala rindu dan cerita
yang kelak di wariskan kepada anak cucu kami
Kamar Alegori, Mei 2020
*M.Z. Billal, lahir di Lirik, Indragiri Hulu, Riau. Menulis cerpen, cerita anak, dan puisi. Karyanya termakhtub dalam kumpulan puisi Bandara dan Laba-laba (2019, Dinas Kebudayaan Provinsi Bali), Membaca Asap (2019), Antologi Cerpen Pasir Mencetak Jejak dan Biarlah Ombak Menghapusnya (2019) dan telah tersebar di media seperti Pikiran Rakyat, Rakyat Sumbar, Radar Mojokerto, Haluan Padang, Padang Ekspres, Riau Pos, Fajar Makassar, Banjarmasin Post, Magelang Ekspres, Radar Cirebon, Kedaulatan Rakyat, Medan Pos, Radar Malang, Radar Tasikmalaya, Bangka Pos, Radar Bekasi, Tanjung Pinang Pos, Bhirawa, Analisa, Merapi, dll. Fiasko (2018, AT Press) adalah novel pertamanya. Bergabung dengan Community Pena Terbang (COMPETER), Komunitas Pembatas Buku Jakarta, dan Kelas Puisi Alit.
Keren aku suka, teruslah menulis kak Billal