• Tentang Kami
  • Redaksi
  • Cara Kirim Tulisan
LP Maarif NU Jateng
  • Beranda
  • BeritaTerkini
  • Artikel
  • Sastra
  • Keislaman
    • Hikmah
    • Fikih
    • Tokoh
  • Jurnal
  • Program
    • LSP P2
    • Ma’arif Career
  • Lomba
    • Lomba Madrasah dan Sekolah Unggulan
  • Silabus
  • Kirim Tulisan!
No Result
View All Result
  • Beranda
  • BeritaTerkini
  • Artikel
  • Sastra
  • Keislaman
    • Hikmah
    • Fikih
    • Tokoh
  • Jurnal
  • Program
    • LSP P2
    • Ma’arif Career
  • Lomba
    • Lomba Madrasah dan Sekolah Unggulan
  • Silabus
  • Kirim Tulisan!
No Result
View All Result
LP Maarif NU Jateng
ADVERTISEMENT
Home Artikel

Bela Negara: Menjaga Persaudaraan Bangsa

01/10/2020
in Artikel, Opini
Reading Time: 3 mins read
0 0
0
Kemerdekaan Dan Rasa Syukur

Ilustrasi Lampost.co

0
SHARES
67
VIEWS
Bagikan ke FacebookBagikan ke Whatsapp

Oleh Al-Mahfud

Tepat tujuh puluh satu tahun yang lalu, sejarah mencatat Kota Bukittinggi Sumatera Barat sebagai saksi berdirinya Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI). Belanda yang saat itu melancarkan Agresi Militer II berhasil menguasai Yogyakarta (yang saat itu menjadi ibu kota negara) dan menangkap Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Hatta. Dalam kondisi darurat karena kekosongan pemerintahan, Soekarno memberi mandat pada Menteri Kemakmuran Sjafruddin Prawiranegara untuk membentuk pemerintahan darurat.

Mr. Sjafruddin segera menggelar rapat dengan Gubernur Sumatra, Teuku Muhammad Hasan. Hasilnya, pada 19 Desember 1949 dibentuk Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) dengan Mr. Sjafruddin sebagai ketua dan Teuku Muhammad Hasan sebagai wakil ketua. 22 Desember 1948, sejumlah tokoh Republik di Sumatra Barat berkumpul di Halaban, sebuah nagari yang berjarak sekitar 56 kilometer dari Bukittinggi. Hari itu juga, konsep pemerintahan darurat disiapkan sehingga tercetuskan Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI).

Susunan kabinet disusun. Sjafruddin sebagai pendiri PDRI merangkap jabatan Menteri Pertahanan, Menteri Penerangan, sekaligus Menteri Luar Negeri. Sehari usai PDRI dibentuk, melalui siaran radio, Mr. Sjafruddin berpidato ke seluruh masyarakat Indonesia dan menegaskan bahwa Republik Indonesia masih ada. Ia menegaskan bahwa negara Republik tidak cuma bergantung pada Soekarno-Hatta. Mr. Sjafruddin juga memompa semangat para pasukan untuk terus melakukan perlawanan kepada Belanda.

Bacajuga:

Body Shaming yang Bikin Salting

Body Shaming yang Bikin Salting

30/06/2022
3
Tradisi Menulis Para Ulama

Keragaman Tema dalam Guratan Dani Cipta A.

30/06/2022
1
Sastra dan Religuisitas

Sastra dan Religuisitas

30/06/2022
4
Pendeta, Santri dan Pesantren

Pembentukan Karakter Anak Lewat Praktik Ibadah

26/06/2022
6

“….Belanda mengira bahwa dengan ditawannya pemimpin-pemimpin kita yang tertinggi. Pemimpin-pemimpin yang lain akan putus asa. Negara RI tak tergantung pada Soekarno-Hatta, sekalipun kedua pemimpin itu sangat berharga buat kita. Patah tumbuh, hilang berganti! Kepada seluruh Angkatan Perang Negara RI kami serukan: Bertempurlah, gempurlah Belanda di mana saja dan dengan apa saja mereka dapat dibasmi. Jangan letakkan senjata, menghentikan tembak-menembak kalau belum ada perintah dari pemerintah yang kami pimpin. Camkan hal ini untuk menghindarkan tipuan-tipuan musuh” seru Mr. Sjafruddin dalam pidatonya (Rinaldo: 2016).

Sejarawan Sumatra Barat Mustika Zed, dalam Somewhere in the Jungle: Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (1997) seperti dikutip dalam tirto.id (19/12/2017), setelah Yogyakarta bahkan Bukittinggi diduduki, “Belanda mengumumkan bahwa Republik sudah tak ada lagi”. Tapi, berkat PDRI, “ada perkembangan baru yang tak terduga oleh Belanda: membuat keadaan krisis kepemimpinan Republik segera dapat dipulihkan kembali”.

Usia Republik yang masih sangat muda terancam tamat jika tak segera diambil tindakan, sebab saat itu Ibu Kota Yogyakarta berhasil diduduki Belanda dan Soekarno-Hatta berhasil ditawan. Atas dasar tersebut, Mr. Sjafruddin dan tokoh-tokoh lain seperti Tengku Mohammad Hasan, Soetan Mohammad Rasjid, juga Loekman Hakim, mendeklarasikan PDRI.

Pendirian PDRI menjadi hari bersejarah bagi bangsa Indonesia. Sejarah 71 tahun yang lalu tersebut kemudian diabadikan dalam peringatan Hari Bela Negara (HBN) setiap tanggal 19 Desember. HBN ditetapkan melalui Keppres No. 28 Tahun 2006 oleh Presiden RI ke-6 Soesilo Bambang Yudhoyono. Peringatan Hari Bela Negara menjadi pengingat sekaligus pendorong bagi bangsa ini untuk selalu berjuang membela, merawat dan menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Menjaga Persaudaraan
Bela negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, dalam upaya mempertahankan kelangsungan hidup bangsa dan negara (polkam.go.id). Bela negara tak sekadar dalam arti fisik dengan mempertahankan negara dari serangan atau agresi dari pihak-pihak yang berusaha mengancam, menduduki, dan menguasai negara. Semangat bela negara juga bisa diwujudkan dengan perjuangan menjaga kedaulatan bangsa dan negara dari berbagai persoalan yang sedang mengancam eksistensi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Misalnya, bentuk ancaman terhadap NKRI tersebut adalah merebaknya kekerasan, intoleransi, dan pertikaian antarsesama warga bangsa yang bisa mengancam persatuan dan kesatuan bangsa. Juga merebaknya radikalisme atau ideologi-ideologi ekstremisme agama yang telah terbukti menciptakan kekerasan dan mengancam keharmonisan di tengah masyarakat. Merebaknya kebencian, hoaks, hate speech, dan berbagai bentuk pertikaian di media sosial, hingga peristiwa bom bunuh diri yang memakan korban adalah bentuk-bentuk ancaman bagi bangunan persaudaraan dan persatuan bangsa.

Jika kita cermati, berbagai persoalan tersebut menggambarkan bagaimana Pancasila dan nilai-nilai kebangsaan seperti rasa saling menghormati, toleransi, persaudaraan, dan persatuan antarwarga bangsa sedang terkikis. Rasa saling menghormati yang terkikis membuat orang gampang menyalahkan, menyerang, dan bahkan saling melukai sesama. Dari sanalah, pertikaian dan perpecahan bisa timbul sehingga mengancam keutuhan bangsa.

Melihat semua itu, momentum Hari Bela Negara setiap 19 Desember mesti menjadi saat bagi kita untuk kembali menguatkan nilai-nilai kebangsaan dan semangat Pancasila. Pemerintah, para pejabat, hingga masyarakat luas, semua mesti menjiwai semangat Bela Negara dengan menjalankan prinsip-prinsip hidup dalam Pancasila sebagai filosofi dan dasar negara. Seperti memegang teguh sikap saling menghormati antarumat beragama, menjunjung tinggi kemanusiaan, keadilan sosial, persatuan, musyawarah, dan semangat gotong royong. Jika nilai-nilai tersebut terus dijaga dan ditumbuhkan dalam kehidupan berbangsa, maka itu akan menjadi benteng yang dengan kokoh menopang tegaknya bangunan besar Negara Kesatuan Republik Indonesia.

-Al-Mahfud, Penulis, dari Pati. Menulis artikel, esai, dan ulasan buku di berbagai media.

Tags: Al-MahfudBela Negara: Menjaga Persaudaraan BangsaNU Jateng
ShareSendTweet
Previous Post

SMK Al Fatah Banjarnegara Bersih-bersih Sekolah

Next Post

Menyoal Sejarah Khittah NU

Related Posts

Body Shaming yang Bikin Salting
Artikel

Body Shaming yang Bikin Salting

30/06/2022
3
Tradisi Menulis Para Ulama
Artikel

Keragaman Tema dalam Guratan Dani Cipta A.

30/06/2022
1
Sastra dan Religuisitas
Artikel

Sastra dan Religuisitas

30/06/2022
4
Next Post
Menyoal Sejarah Khittah NU

Menyoal Sejarah Khittah NU

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

IKUTI KAMI

  • 1.5k Followers
  • 1.7k Subscribers
Plugin Install : Widget Tab Post needs JNews - View Counter to be installed
  • Trending
  • Comments
  • Latest
Hasil Survei: Hanya 11 Persen Masyarakat Jateng Setuju PJJ Dipermanenkan

Hasil Survei: Hanya 11 Persen Masyarakat Jateng Setuju PJJ Dipermanenkan

26/07/2020
Panduan Memahami Akidah Aswaja dan Tauhid Wahabi

Panduan Memahami Akidah Aswaja dan Tauhid Wahabi

20/03/2020
Pendapat Bapak Kedokteran Dunia yang Belum Dipahami

Pendapat Bapak Kedokteran Dunia yang Belum Dipahami

28/10/2019
Urgensi Statistika dalam Pendidikan

Urgensi Statistika dalam Pendidikan

24/07/2020
Urgensi Berpuasa dari Media Sosial

Membebaskan Pikiran dari Terorisme Digital

40
Muslim Wajib Peduli Alam dan Lingkungan

Muslim Wajib Peduli Alam dan Lingkungan

33
Penyakit Kronis Penulis Pemula

Membangkitkan Media Sosial PTKIS

31
Kebijakan Berbasis Maqasid Syariah Era Pandemi

Kebijakan Berbasis Maqasid Syariah Era Pandemi

29
Puisi-Puisi Yanuar Abdillah Setiadi

Golongan yang Memperoleh Syafaat di Hari Akhir

30/06/2022
Body Shaming yang Bikin Salting

Body Shaming yang Bikin Salting

30/06/2022
LP Ma’arif NU Banyumas Gelar Bimbingan Teknis Kurikulum Merdeka

LP Ma’arif NU Banyumas Gelar Bimbingan Teknis Kurikulum Merdeka

29/06/2022
Tradisi Menulis Para Ulama

Keragaman Tema dalam Guratan Dani Cipta A.

30/06/2022

Tulisan Terbaru

Puisi-Puisi Yanuar Abdillah Setiadi

Golongan yang Memperoleh Syafaat di Hari Akhir

30/06/2022
1
Body Shaming yang Bikin Salting

Body Shaming yang Bikin Salting

30/06/2022
3
LP Ma’arif NU Banyumas Gelar Bimbingan Teknis Kurikulum Merdeka

LP Ma’arif NU Banyumas Gelar Bimbingan Teknis Kurikulum Merdeka

29/06/2022
5
Tradisi Menulis Para Ulama

Keragaman Tema dalam Guratan Dani Cipta A.

30/06/2022
1
LP Maarif NU Jateng

Maarifnujateng.or.id merupakan media siber resmi milik Lembaga Pendidikan Ma’arif NU Jawa Tengah. Platform ini merupakan media penerbitan multisegmen yang memfasilitasi dan memotivasi pendidik, peserta didik LP Ma’arif NU serta masyarakat umum untuk memahami, menjiwai dan mencintai Ahlussunnah Waljamaah Annahdliyah serta mengembangkan kemampuan literasi.

Instagram

  • Pengumuman daftar pemenang 10 terbaik Lomba Best Practice Madrasah/Sekolah Unggulan LP Ma
  • #harlahansor #harlahansor88
  • #harlahfatayatnu #harlahfatayatnu72
  • #maarifnujateng #maarifnu #maarif #lpmaarif #lpmaarifnu #lpmaarifnujateng
  • Marhaban ya Ramadhan..
  • Selamat 70th Harlah PERGUNU, Guru Mulia Membangun Peradaban Bangsa.

#pergunu #pergunujateng #pergunupusat #harlahpergunu #harlahpergunu70
  • Selamat 70th Harlah PERGUNU, Guru Mulia Membangun Peradaban Bangsa.

#pergunu #pergunujateng #harlahpergunu70 #harlahpergunu
  • #pwnujateng #pwnu #pwnujawatengah #nujateng #lpmaarif #lpmaarifnu #lpmaarifnujateng #maarifnujateng #maarifnu
  • #pwnujateng #pwnujawatengah #pwnu #nujateng #lpmaarif #lpmaarifnu #lpmaarifnujateng #maarifnujateng #maarifnu

Alamat Redaksi

Jalan dr. Cipto No. 180 Karangtempel, Kota Semarang, Jawa Tengah 50124

Email:
asnapustaka@gmail.com
HP: 0821-3761-3404

Ikuti Kami

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Cara Kirim Tulisan

© 2020 Maarifnujateng.or.id - Hak cipta terpelihara Lembaga Pendidikan Ma'arif NU Jawa Tengah.

No Result
View All Result
  • Berita
  • Artikel
    • Opini
    • Esai
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
    • Pustaka
  • Keislaman
    • Hikmah
    • Fikih
    • Tokoh
  • Program
    • LSP P2
    • Ma’arif Career
  • Lomba
    • Lomba Sekolah dan Madrasah Unggulan
  • Silabus
  • Kirim Tulisan!

© 2020 Maarifnujateng.or.id - Hak cipta terpelihara Lembaga Pendidikan Ma'arif NU Jawa Tengah.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

Go to mobile version