• Tentang Kami
  • Redaksi
  • Cara Kirim Tulisan
LP Maarif NU Jateng
  • Beranda
  • BeritaTerkini
  • Sastra
  • Artikel
  • Hikmah
  • FikihTanya Jawab
  • Tokoh
  • Jurnal
  • Informasi
  • Download
    • Juara Lomba Video Profil Sekolah/Madrasah 2020
    • Majalah MOPDIK 2020
    • Banner Selamat Tahun Ajaran Baru
  • Ma’arif CenterNU Career
  • Kirim Tulisan!
No Result
View All Result
  • Beranda
  • BeritaTerkini
  • Sastra
  • Artikel
  • Hikmah
  • FikihTanya Jawab
  • Tokoh
  • Jurnal
  • Informasi
  • Download
    • Juara Lomba Video Profil Sekolah/Madrasah 2020
    • Majalah MOPDIK 2020
    • Banner Selamat Tahun Ajaran Baru
  • Ma’arif CenterNU Career
  • Kirim Tulisan!
No Result
View All Result
LP Maarif NU Jateng
ADVERTISEMENT
Home Sastra Cerpen

Di Hadapan Kopi Kita Semua Sama

15/08/2020
in Cerpen
Reading Time: 6min read
0 0
0
Di Depan Kopi Kita Semua Sama

Lukisan "Three Figueres" Abas Alibasyah - dictio.id

0
SHARES
86
VIEWS
Bagikan ke FacebookBagikan ke Whatsapp

Jusuf AN

“Aku datang membawa dua kabar, Ben,” kata Mahrus begitu aku membukakan pintu untuknya.

“Tidak perlu terlalu serius,” kataku. “Masuklah dulu.”

“Satu kabar baik, dan satunya buruk.”

Bacajuga:

Masjid di Bawah Laut

Masjid di Bawah Laut

27/02/2021
7
BISA AZAN

BISA AZAN

20/02/2021
23

Dunia dan Mimpi Way Apim

13/02/2021
28
Cerita Pemulung dan Doa Seekor Burung

Cerita Pemulung dan Doa Seekor Burung

06/02/2021
40

“Aku tahu kau hanya ingin menggodaku. Haha…”

“Kau ingin mendengar yang mana dulu?” 

“Yang baik. Ah tidak, tidak. Yang buruk. Hem, lupakanlah, Rus. Aku punya kopi enak. Masuklah!”

“Memang sebaiknya aku bercerita sembari minum kopi.”

Mahrus duduk, membiarkan pintu tetap terbuka hingga semburat cahaya senja menerobos masuk. Hidungnya menarik napas panjang sembari mengedarkan pandang. Aku melangkah ke dapur, Mahrus mengikutiku. 

“Rumahmu ini terlalu sepi, Ben.” 

“Bukan rumahku. Tahun depan bisa jadi aku pindah lagi,” jawabku setelah menyalakan kompor. 

“Iya. Maksudku, kenapa tak kau pajang foto atau lukisan?” 

Aku diam saja, teringat dengan sebuah foto yang pernah ia tunjukkan padaku. Aku dan Mahrus ada dalam foto itu, bersama teman sekelas saat SMA. Sudah lebih dua puluh tahun waktu membeku dalam foto itu. Dari tiga puluh lima kepala dalam foto itu, hanya beberapa nama saja aku ingat. Sementara Mahrus masih ingat semuanya. 

“Kenapa tidak aku pajang foto atau lukisan? Entahlah.” Aku menjawab karena tidak ingin meremehkan pertanyaannya.

“Foto pacarmu misalnya.” 

“Kalau saja aku punya.” 

“Atau foto ayahmu. Hmmm, aku masih sangat ingat dengan ayahmu. Ia baik sekali. Ibumu juga. Sikap mereka bahkan lebih baik ketimbang bapak dan ibuku.” Mahrus mengambil kursi plastik di dekat meja makan. “Aku minta rokokmu ya..” Ia berkata bersamaan dengan tangannya yang bergerak mengambil rokok di atas meja. 

“Semua orang tua baik terhadap anaknya,” kataku.

“Ya, ya, semestinya begitu. Tapi kau tahu sendirilah, kenyataan memang kerap berbeda dengan semestinya.” Asap rokoknya keluar mengiringi kata-kata yang keluar dari mulutnya. “Ah, kau sudah tahu semuanya…”

“Lupakanlah. Ngopi kita….” Aku menunjukkan bungkus kopi kepadanya.

“Oh kopi Lintong.”

“Pernah coba?”

Mahrus menggeleng. “Teman kita Hafid juga jualan kopi sekarang. Macam-macamlah, Gayo, Lampung, Lintong sepertinya juga ada. Mahal-mahal.”.

“Oh ya? ” Sudah hampir setahun ini aku suka membeli biji kopi sangrai dari berbagai daerah, menghaluskannya dengan grinder manual, menyeduh dan meminumnya tanpa gula. Pahit, mula-mula. Seperti kesendirian yang sudah aku jalani dua tahun terakhir. Tetapi lama-lama aku bisa menikmati rasa pahit itu, sebagaimana aku bisa menikmati kesendirianku. Meski kadang kala aku masih teringat mantan istriku, terutama saat-saat sebelum kami berpisah. Sepuluh tahun berkeluarga dan belum punya keturunan, biasa saja sebenarnya. Tapi baginya, tidak! “Aku berdoa kau lekas mendapat keturunan dengan pasangan barumu,” ucapku waktu itu. Ia merangkulku dan berbisik, “Kau juga, Ben!”

Aku lekas berjingkat ketika terdengar suit dari teko pertanda air sudah mendidih. Mahrus mengikutiku. Mulutnya terus nyerocos, menceritakan satu demi satu teman lama. Ia masih seperti dulu, senang bercerita. Ita Semok yang menikah dengan bule, Budiman Vespa yang sekarang punya dealer mobil bekas, Doni yang selalu memamerkan anjing-anjingnya, Anto yang jadi ketua partai. Hampir-hampir ia tahu kabar terbaru semua teman SMA. Dan semua kabar itu ia dapat dari media sosial. 

Entah apa maksud Tuhan mempertemukanku dengan Mahrus di kota ini. Ia menjadi cleaning service di sebuah swalayan, sementara istrinya seorang perawat. Ya seorang perawat. Pasangan yang aneh. Mahrus yang hanya lulus SMA datang ke kota ini karena mengikuti istrinya yang diterima bekerja di sebuah Rumah Sakit. Sebenarnya jarak rumahnya dengan rumah yang kuhuni ini cukup jauh, tetapi sudah lima kali ini ia berkunjung sejak sebulan lalu kami bertemu di parkiran swalayan tempatnya bekerja. 

Pernah sekali aku melakukan kunjungan balik ke rumahnya. Waktu itu istrinya sedang jadwal malam. Mahrus mengenalkanku pada ketiga anaknya yang semuanya laki-laki. Yang paling besar sudah hampir lulus SMA, sangat mirip perawakannya dengan Mahrus. Tinggi, kurus, berambut ikal. Sekiranya aku sudah dikaruniai anak, barangkali sudah sebesar itu.  

Aku membawa dua cangkir ke ruang tamu. Harum khas arabika meruap memenuhi ruang kecil itu. Mahrus mengikutiku dan menaruh rokok yang ia bawa dari meja makan. 

“Aku tidak sekolah tinggi seperti kau, Ben. Makanya aku cuma jadi cleaning service. Tapi aku beruntung….” 

“Tentu saja kau sangat beruntung,” sambungku. “Punya istri yang cantik, tiga orang anak, kurang apa lagi….”

“Nah, itu dia yang akan aku kabarkan kepadamu.” Ia menegakkan punggungnya. Mematikan rokoknya di asbak. 

“Aku datang dengan dua kabar. Satu baik dan satunya buruk.”

“Tentang kawan kita?”

“Kawanmu.”

“Kawanku kawan kita juga kan? Hahaa…” Aku mengangkat cangkir dan mendekatkannya ke hidung, menghirup asap tipis yang meruapkan wangi surga. 

“Tentu saja. Tapi apakah kau akan benar-benar sudi mendengarnya?”

“Sejak kapan aku menutup telinga untuk cerita-ceritamu, Rus?”

“Kau mau mendengar kabar baik dulu, atau kabar yang buruk dulu?”

“Baik atau buruk, sama saja.”

“Beda dong!” Ia menghisap rokoknya lama sekali. “Tapi bagi yang mendengar mungkin memang akan sama saja.”

“Ceritakanlah yang baik dulu.” Aku mulai memandangi matanya yang menerawang ke depan. 

“Istriku hamil lagi, Ben.”

Seketika aku menepuk-nepuk bahunya, menyalaminya, menampakkan gigi-gigiku sembari mengucapkan selamat. Mahrus hanya tersenyum sebentar menanggapi ekspresiku. Sesaat kemudian ia menyandarkan tubuhnya, menundukkan kepalanya. “Ya, istriku memang hamil lagi. Anak adalah rezeki. Itu betul-betul kabar baik, bukan?”

“Tentu saja itu kabar baik.”

“Kau ikut senang mendengarnya?” ia memandangku dengan cara yang aneh.

“Kau ini…”

“Dan apakah kau juga akan sedih jika mendengar kabar buruk yang akan aku sampaikan?”

Aku terdiam, menunda menyalakan rokok yang sudah terjepit di jariku. 

“Istriku tidak suka kalau harus hamil lagi. Ia meminta aku menceraikannya.”

Mendengar Mahrus menyebut-nyebut istri, hamil, cerai, seketika aku teringat seorang perempuan: mantan istriku. Dua tahun lalu kami berpisah setelah sepuluh tahun tak dikaruniai anak. 

“Kau tahu, penghasilanku sebagai buruh tidak seberapa. Gaji istriku bahkan lebih besar. Apa karena itu ia berhak menolak kehamilannya?” Mahrus nyaris sesenggukan. “Apa karena itu istriku minta cerai?” 

Aku tidak bisa dan tidak harus menjawab pertanyaan itu. Tetapi mata Mahrus yang jujur dan tampak berkaca-kaca itu mengharapkanku memberikan sesuatu. 

“Begini, Rus. Kita…, ehmm, maksudku.” Ah, sepertinya Mahrus tak perlu tahu hal-hal pahit dalam hidupku. “Minumlah dulu kopinya.” 

Mahrus mengangkat cangkir kopinya dan menyesap kopi itu pelan-pelan. 

“Kau lupa memberinya gula?”

“Lama-lama kau akan terbiasa,” jawabku tegas.

Aku rasa Mahrus sebenarnya tak membutuhkan nasehat atau saran apa pun dariku. Ia hanya butuh orang untuk mendengar. Dan aku tak hanya telah mendengarkannya, tapi juga menemaninya minum kopi tanpa gula. 

Wonosobo, 2019-2020


*Jusuf AN lahir di Wonosobo, 2 Mei 1984. Bergiat di Komunitas Sastra Bimalukar Wonosobo. Selain aktif menulis prosa dan puisi, ia juga pengajar di Universitas Sains Al-Qur’an Wonosobo.

Tags: Cerpen Jusuf ANCerpen MaarifDi Hadapan Kopi Kita Semua SamaJusuf AN
ShareSendTweet
Previous Post

MI Manbaul Huda Studi Banding ke Magelang

Next Post

Geliat Wirausaha, Ansor Winong Bimtek Ternak Bebek Peking

Related Posts

Masjid di Bawah Laut
Cerpen

Masjid di Bawah Laut

27/02/2021
7
BISA AZAN
Cerpen

BISA AZAN

20/02/2021
23
Cerpen

Dunia dan Mimpi Way Apim

13/02/2021
28
Next Post
Geliat Wirausaha, Ansor Winong Bimtek Ternak Bebek Peking

Geliat Wirausaha, Ansor Winong Bimtek Ternak Bebek Peking

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

IKUTI KAMI

  • 2k Fans
  • 1.2k Followers
  • 1.7k Subscribers
  • Trending
  • Comments
  • Latest
Hasil Survei: Hanya 11 Persen Masyarakat Jateng Setuju PJJ Dipermanenkan

Hasil Survei: Hanya 11 Persen Masyarakat Jateng Setuju PJJ Dipermanenkan

26/07/2020
Pendapat Bapak Kedokteran Dunia yang Belum Dipahami

Pendapat Bapak Kedokteran Dunia yang Belum Dipahami

28/10/2019
Lomba Video Profil LP Ma’arif PWNU Jateng Diundur Sampai Desember 2020

Lomba Video Profil LP Ma’arif PWNU Jateng Diundur Sampai Desember 2020

24/07/2020
Bolehkah Qurban Dulu, Bayar Belakangan?

Bolehkah Qurban Dulu, Bayar Belakangan?

14/07/2020
Menjadi Penulis itu Butuh Proses Panjang

Menjadi Penulis itu Butuh Proses Panjang

6
Lomba Video Profil LP Ma’arif PWNU Jateng Diundur Sampai Desember 2020

Lomba Video Profil LP Ma’arif PWNU Jateng Diundur Sampai Desember 2020

4
Pengurus LP Ma’arif PWNU Jateng Evaluasi Program

Respon Wacana Mendikbud, LP Ma’arif Jateng Lakukan Survei

4

Hadapi Revolusi Industri 4.0, LP Ma’arif NU Jateng Kuatkan SIMNU

3
NU Fair Temanggung Laik Jadi Pilot Project Nahdlatut Tujjar di Jateng

NU Fair Temanggung Laik Jadi Pilot Project Nahdlatut Tujjar di Jateng

28/02/2021
Rais Syuriah dan Ketua Tanfidziah PWNU Jawa Tengah Silaturahmi ke STAINU Temanggung

Rais Syuriah dan Ketua Tanfidziah PWNU Jawa Tengah Silaturahmi ke STAINU Temanggung

28/02/2021
FPK UIN Gelar Workshop Peer Counselor WHPDC

FPK UIN Gelar Workshop Peer Counselor WHPDC

28/02/2021
Puisi-Puisi Bahrun Ulum

Puisi-Puisi Bahrun Ulum

28/02/2021

Tulisan Terbaru

NU Fair Temanggung Laik Jadi Pilot Project Nahdlatut Tujjar di Jateng

NU Fair Temanggung Laik Jadi Pilot Project Nahdlatut Tujjar di Jateng

28/02/2021
1
Rais Syuriah dan Ketua Tanfidziah PWNU Jawa Tengah Silaturahmi ke STAINU Temanggung

Rais Syuriah dan Ketua Tanfidziah PWNU Jawa Tengah Silaturahmi ke STAINU Temanggung

28/02/2021
2
FPK UIN Gelar Workshop Peer Counselor WHPDC

FPK UIN Gelar Workshop Peer Counselor WHPDC

28/02/2021
2
Puisi-Puisi Bahrun Ulum

Puisi-Puisi Bahrun Ulum

28/02/2021
2
LP Maarif NU Jateng

Maarifnujateng.or.id merupakan media siber resmi milik Lembaga Pendidikan Ma’arif NU Jawa Tengah. Platform ini merupakan media penerbitan multisegmen yang memfasilitasi dan memotivasi pendidik, peserta didik LP Ma’arif NU serta masyarakat umum untuk memahami, menjiwai dan mencintai Ahlussunnah Waljamaah Annahdliyah serta mengembangkan kemampuan literasi.

Instagram

  • Rangkaian acara Harlah NU ke-98 PWNU Jawa Tengah akan disiarkan secara LIVE di youtube Maarif NU Jateng

Catat tanggalnya ya... 🤗
  • Rangkaian acara Harlah NU ke-98 PWNU Jawa Tengah akan disiarkan secara LIVE di youtube Maarif NU Jateng

Catat tanggalnya ya... 🤗
  • Selamat Harlah NU ke-95
  • Selamat Harlah NU ke-95

Alamat Redaksi

Jalan dr. Cipto No. 180 Karangtempel, Kota Semarang, Jawa Tengah 50124

Email:
asnapustaka@gmail.com
HP: 0821-3761-3404

Ikuti Kami

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Cara Kirim Tulisan

© 2020 Maarifnujateng.or.id - Hak cipta terpelihara Lembaga Pendidikan Ma'arif NU Jawa Tengah.

No Result
View All Result
  • Berita
  • Artikel
    • Opini
    • Esai
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
    • Pustaka
  • Hikmah
  • Tokoh
  • Fikih
  • Informasi
    • Lomba
    • Pengumuman
  • Download
    • Majalah MOPDIK 2020
    • Banner Selamat Tahun Ajaran Baru
  • Ma’arif Center
  • Cara Kirim Tulisan!

© 2020 Maarifnujateng.or.id - Hak cipta terpelihara Lembaga Pendidikan Ma'arif NU Jawa Tengah.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

Go to mobile version