• Tentang Kami
  • Redaksi
  • Cara Kirim Tulisan
LP Maarif NU Jateng
  • Beranda
  • BeritaTerkini
  • Artikel
  • Sastra
  • Keislaman
    • Hikmah
    • Fikih
    • Tokoh
  • Jurnal
  • Program
    • LSP P2
    • Ma’arif Career
  • Lomba
    • Lomba Madrasah dan Sekolah Unggulan
  • UNDUH
  • Kirim Tulisan!
No Result
View All Result
  • Beranda
  • BeritaTerkini
  • Artikel
  • Sastra
  • Keislaman
    • Hikmah
    • Fikih
    • Tokoh
  • Jurnal
  • Program
    • LSP P2
    • Ma’arif Career
  • Lomba
    • Lomba Madrasah dan Sekolah Unggulan
  • UNDUH
  • Kirim Tulisan!
No Result
View All Result
LP Maarif NU Jateng
ADVERTISEMENT
Home Artikel

Merdeka Belajar dari Pesantren

09/06/2020
in Artikel, Opini
Reading Time: 3min read
0 0
0
Pesantren Pusat Revolusi Mental

Ilustrasi

0
SHARES
79
VIEWS
Bagikan ke FacebookBagikan ke Whatsapp

Oleh Muallifah

“Dipaksa, terpaksa, biasa,bisa, luar biasa,” Begitulah kalimat standup comedy yang berasal dari Zawin, salah satu komedian yang masih membawa ritme pesantrren dalam setiap materi yang disampaikannya. Sekilas mungkin kalimat itu adalah kalimat yang biasa, hanya bisa lewat dan hilang. Namun bagi santri, kalimat tersebut adalah hal luar biasa apalagi bertahun-tahun mengenyam pendidikan pesantren dengan berbagai perjuangan dan kenikmatan ilmu yang luar biasa.

Bayangkan saja, ketika awal pertama memasuki pondok pesantren dengan sekelumit risalah hati meninggalkan rumah, orang tua, dengan dunia baru, tanpa teman, tidak ada tv, handphone, serta musik yang biasa didengar di rumah tiba-tiba ada di tempat yang penuh dengan hiruk pikuk pengajian, sekelumit jadwal yang melebihi 24 jam mengaji, belajar, dan belajar.

Sampai pada waktunya, hafalan, mengaji kitab kuning, terbiasa bangun pagi, bangun sebelum subuh, mengaji subuh, mengaji kitab hingga larut malam, menyetorkan hafalan menjadi sesuatu yang diluar jangkauan kita sebagai anak yang tidak biasanya. Semuanya menjadi hal menyeramkan jika diceritakan kepada mereka yang tidak mengenyam pendidikan pesantren. Namun, selanjutnya hal tersebut adalah nikmat luar biasa ketika dilewati dengan berbagai kesabaran menuntut ilmu, serta penuh nikmat.

Bacajuga:

BK Preventif dalam Meningkatkan Nilai An-Nahdliyah

Sekolah: dari Pandemi hingga K-Pop

17/05/2022
7
Puisi-Puisi Saiful Bahri

Aswaja dan Budaya Jawa dalam Pendidikan Islam

17/05/2022
7
BK Preventif dalam Meningkatkan Nilai An-Nahdliyah

Membangun Pendidikan Toleransi di Sekolah

11/05/2022
8
Spirit Inspiring Teaching

Spirit Inspiring Teaching

10/05/2022
4

Kenikmatan ilmu bisa kita lihat setelah keluar dari pesantren, begitupun hikmah yang bisa diambil dari berbagai kehidupan yang ditemui pasca mengenyam pendidikan pesantren. Namun, kisah perjuangan di pesantren, kenikmatan dalam setiap waktu yang sudah berlalu tetaplah akan menjadi cerita indah.

Jika beberapa pekan lalu merdeka belajar adalah salah satu wacana yang menarik diskusi kalangan pendidikan akibat penerapan merdeka belajar oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Maka sebelum wacana itu ada dan akan direalisasikan, pesantren sudah menjadi corong penerapan merdeka dalam belajar.

Bagaimana tidak, jika kita menilik jadwal pesantren dalam 24 jam. Semua sudah tertata rapi, pembagian kelas serta pembelajaran wajib dengan sunnah menjadi pilihan semua santri dalam belajar. Hal ini menunjukkan bahwa pemaksaan belajar bukanlah satu-satunya cara yang diterapkan dalam pesantren. Kebebasan belajar menjadi hak santri untuk menuntut ilmu.

Pola pendidikan pesantren, tidak akan kita temui di sekolah manapun. Bahkan pada penilaian pendidikan nomor 1 di dunia yang menerapkan pendidikan kontekstual. Sebab pesantren menerapkan dualisme pendidikan yang kini siap secara sains dan agama bisa bersaing secara global.

Sejalan dengan pendidikan yang dikemukakan oleh salah satu ilmuwan yakni, Ivan Illich mengungkapkan bahwa jika ibarat sebuah hutan. Maka di dalamnya terdapat singa, kucing, semut, musang, rusa, monyet, dan lainnya. Jika kecerdasan hanya dilihat dai kecepatan menaiki pohon yang tinggi, maka tidak semuanya bisa melakukan. Sebab, gajah, singa, semut dan lainnya, punya cara masing-masing menunjukkan kehebatan dan kecerdasannya.

Dalam hubungan tersebut, pesantren merupakan pendidikan yang paling sempurna bagi penulis jika dilihat dari berbagai aspek model pembelajaran. Andai kata, ibarat dengan sapi, pendidikan di pesantren tidak hanya diberi susu dan rumput sebagai makanan wajib, yakni keilmuan agama, hafalan, kita kuning dan lainnya. Namun, santri diberikan kebebasan untuk menekuni keilmuan umum diluar dari tanggung jawab ilmu agama. Artinya, Sapi tersebut diberikan kebebasan untuk menikmati makanan lain dengan kebebasan itu sendiri.

Dalam konteks ini, selain kewajiban menghafal Al-Quran, mengaji kitab-kitab, santri diberikan kebebasan untuk memilih pengembangan soft skill di sela-sela waktu yang yang bisa dimanfaatkan untuk belajar serta mengasah. Artinya, santri tidak hanya dicetak sebagai kaum sarungan, yang paham ilmu agama berikut tafsir dan hadisnya. Akan tetapi, keilmuan di berbagai bidang, seperti bahasa, teknologi, matematika menjadi kombinasi yang sepadan dengan keilmuan agama yang dimiliki.

Di masa depan, santri sudah dipersiapkan menjadi ilmuan matematika, ilmuan fisika, ilmuan teknologi yang tetap berpegang teguh pada ajaran Islam yang didapatkan di pesantren. Kombinasi tersebut, lengkap didapatkan di pesantren selagi benar-benar dimanfaatkan oleh santri.

Metode Hidayah dalam Pesantren

Bisa kita lihat bahwa disatu sisi, kurikulum pesantren yang tidak tertulis dengan metode hidayah yang diungkapkan oleh KH. Hasyim Asyari nyatanya bisa membuat santri tercetak sebagai manusia yang bisa menjunjung tingggi nilai keislaman di tengah-tengah masyarakat.

“ Adab al-Allim Wal Muta’allim Fi Maa Yahtaju Ilayh al-mutaa’llim FI AHwali Ta’alumihi Wa Ta’limihi,” merupakan salah kitab karangan Hadratus Syekh Hasyim Asy’ari dalam mengejawantah penerapakan pembelajaran di pesantren terhadap perilaku pelajar dengan pengajar, khususnya santri kepada kiai.

Artinya, pola interaksi antara guru dengan murid (santri dan kiai) merupakan sesuatu yang sangat sakral di dalam pesantren. Sehingga kiyai benar-benarmenjadi keramat  bagi santri dalam berjuang memperoleh ilmu, serta ridho orang tua di rumah yang tidak pernah berhenti mengirim doa serta bekal dalam setiap bulannya.

Menilik dari pembahasan hidayah yang tidak bisa dirasionalkan dengan akal, bahkan dengan tulisan. Selayaknya manusia biasa, perjuangan santri di pondok pesantren yang setiap hari dalam waktu 24 jam selalu mengkaji keilmuan tanpa henti. Dengan kuantitas yang begitu besar, hal yang mustahil  penggunaan metode ceramah dalam setiap kajian keislaman diikuti beribu santri bisa diikuti dengan seksama.

Akan tetapi, nyatanya, belajar tanpa kurikulum tertulis tersebut merupakan ilmu yang tidak bisa didapatkan dari sekolah manapun.

Disamping itu, jika dalam perkuliahan terdapat pengabdian masyarakat, tentunya santri sudah menerapkan sejak awal sistem pembelajaran itu. Sebab pengabdian adalah final dari keilmuan yang dijalankan selama di pesantren. Pengabdian terhadap bangsa dan negara, masyarakat, kiai, orang tua, khususnya kepada Allah Swt.

Artinya, santri sudah dituntut untuk betransformasi menjadi dewasa sebelum waktunya. Ini membuktikan kesigapan pesantren dalam mendidik, membimbing serta mengajarkan santri ilmu kehidupan agar elastis ketika bersama dengan masyarakat. Berada di tengah-tengah masyarakat tidak lantas menjadi manusia yang paling benar, namun mementingkan mashlahat untuk kerukunan antarumat yang beragam. Wallahu a’lam bish showab.

–Penulis Pengurus PC IPPNU Sampang.

Tags: Maarif JatengMerdeka Belajar dari PesantrenMuallifaNU Jateng
ShareSendTweet
Previous Post

Ramadhan, Lebaran, dan Wirausaha

Next Post

Bimbingan Konseling Islam  di Era Milenial

Related Posts

BK Preventif dalam Meningkatkan Nilai An-Nahdliyah
Artikel

Sekolah: dari Pandemi hingga K-Pop

17/05/2022
7
Puisi-Puisi Saiful Bahri
Artikel

Aswaja dan Budaya Jawa dalam Pendidikan Islam

17/05/2022
7
BK Preventif dalam Meningkatkan Nilai An-Nahdliyah
Artikel

Membangun Pendidikan Toleransi di Sekolah

11/05/2022
8
Next Post
MI Manbaul Huda Temanggung Periksa Siswa Secara Berkala

Bimbingan Konseling Islam  di Era Milenial

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

IKUTI KAMI

  • 2.1k Fans
  • 1.5k Followers
  • 1.7k Subscribers
  • Trending
  • Comments
  • Latest
Hasil Survei: Hanya 11 Persen Masyarakat Jateng Setuju PJJ Dipermanenkan

Hasil Survei: Hanya 11 Persen Masyarakat Jateng Setuju PJJ Dipermanenkan

26/07/2020
Pendapat Bapak Kedokteran Dunia yang Belum Dipahami

Pendapat Bapak Kedokteran Dunia yang Belum Dipahami

28/10/2019
Panduan Memahami Akidah Aswaja dan Tauhid Wahabi

Panduan Memahami Akidah Aswaja dan Tauhid Wahabi

20/03/2020
Urgensi Statistika dalam Pendidikan

Urgensi Statistika dalam Pendidikan

24/07/2020
Urgensi Berpuasa dari Media Sosial

Membebaskan Pikiran dari Terorisme Digital

40
Muslim Wajib Peduli Alam dan Lingkungan

Muslim Wajib Peduli Alam dan Lingkungan

33
Penyakit Kronis Penulis Pemula

Membangkitkan Media Sosial PTKIS

31
Kebijakan Berbasis Maqasid Syariah Era Pandemi

Kebijakan Berbasis Maqasid Syariah Era Pandemi

29
Jangan Jadi Racun di Kehidupan Orang Lain

Jangan Jadi Racun di Kehidupan Orang Lain

19/05/2022
BK Preventif dalam Meningkatkan Nilai An-Nahdliyah

Sekolah: dari Pandemi hingga K-Pop

17/05/2022
Puisi-Puisi Saiful Bahri

Aswaja dan Budaya Jawa dalam Pendidikan Islam

17/05/2022
Rusman Merindukan Kiriman

Rusman Merindukan Kiriman

14/05/2022

Tulisan Terbaru

Jangan Jadi Racun di Kehidupan Orang Lain

Jangan Jadi Racun di Kehidupan Orang Lain

19/05/2022
5
BK Preventif dalam Meningkatkan Nilai An-Nahdliyah

Sekolah: dari Pandemi hingga K-Pop

17/05/2022
7
Puisi-Puisi Saiful Bahri

Aswaja dan Budaya Jawa dalam Pendidikan Islam

17/05/2022
7
Rusman Merindukan Kiriman

Rusman Merindukan Kiriman

14/05/2022
11
LP Maarif NU Jateng

Maarifnujateng.or.id merupakan media siber resmi milik Lembaga Pendidikan Ma’arif NU Jawa Tengah. Platform ini merupakan media penerbitan multisegmen yang memfasilitasi dan memotivasi pendidik, peserta didik LP Ma’arif NU serta masyarakat umum untuk memahami, menjiwai dan mencintai Ahlussunnah Waljamaah Annahdliyah serta mengembangkan kemampuan literasi.

Instagram

  • #harlahansor #harlahansor88
  • #harlahfatayatnu #harlahfatayatnu72
  • #maarifnujateng #maarifnu #maarif #lpmaarif #lpmaarifnu #lpmaarifnujateng
  • Marhaban ya Ramadhan..
  • Selamat 70th Harlah PERGUNU, Guru Mulia Membangun Peradaban Bangsa.

#pergunu #pergunujateng #pergunupusat #harlahpergunu #harlahpergunu70
  • Selamat 70th Harlah PERGUNU, Guru Mulia Membangun Peradaban Bangsa.

#pergunu #pergunujateng #harlahpergunu70 #harlahpergunu
  • #pwnujateng #pwnu #pwnujawatengah #nujateng #lpmaarif #lpmaarifnu #lpmaarifnujateng #maarifnujateng #maarifnu
  • #pwnujateng #pwnujawatengah #pwnu #nujateng #lpmaarif #lpmaarifnu #lpmaarifnujateng #maarifnujateng #maarifnu
  • Mugi husnul khatimah, yai...

Alamat Redaksi

Jalan dr. Cipto No. 180 Karangtempel, Kota Semarang, Jawa Tengah 50124

Email:
asnapustaka@gmail.com
HP: 0821-3761-3404

Ikuti Kami

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Cara Kirim Tulisan

© 2020 Maarifnujateng.or.id - Hak cipta terpelihara Lembaga Pendidikan Ma'arif NU Jawa Tengah.

No Result
View All Result
  • Berita
  • Artikel
    • Opini
    • Esai
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
    • Pustaka
  • Keislaman
    • Hikmah
    • Fikih
    • Tokoh
  • Program
    • LSP P2
    • Ma’arif Career
  • Lomba
    • Lomba Sekolah dan Madrasah Unggulan
  • Unduh
  • Kirim Tulisan!

© 2020 Maarifnujateng.or.id - Hak cipta terpelihara Lembaga Pendidikan Ma'arif NU Jawa Tengah.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

Go to mobile version