• Tentang Kami
  • Redaksi
  • Cara Kirim Tulisan
LP Maarif NU Jateng
  • Beranda
  • BeritaTerkini
  • Sastra
  • Artikel
  • Hikmah
  • FikihTanya Jawab
  • Tokoh
  • Jurnal
  • Informasi
  • Download
    • Juara Lomba Video Profil Sekolah/Madrasah 2020
    • Majalah MOPDIK 2020
    • Banner Selamat Tahun Ajaran Baru
  • Ma’arif CenterNU Career
  • Kirim Tulisan!
No Result
View All Result
  • Beranda
  • BeritaTerkini
  • Sastra
  • Artikel
  • Hikmah
  • FikihTanya Jawab
  • Tokoh
  • Jurnal
  • Informasi
  • Download
    • Juara Lomba Video Profil Sekolah/Madrasah 2020
    • Majalah MOPDIK 2020
    • Banner Selamat Tahun Ajaran Baru
  • Ma’arif CenterNU Career
  • Kirim Tulisan!
No Result
View All Result
LP Maarif NU Jateng
ADVERTISEMENT
Home Artikel

Hubbul Wathan Minal Iman dalam Pendidikan Pancasila

01/06/2020
in Artikel, Opini
Reading Time: 5min read
0 0
0
Ilustrasi NU Online

Ilustrasi NU Online

135
SHARES
114
VIEWS
Bagikan ke FacebookBagikan ke Whatsapp

Oleh: Anisa Rachma Agustina

Hubbul Wathan Minal Iman adalah cinta tanah air merupakan bagian dari iman. Konsep ini tidak lepas dari peran ulama Nahdlatul Ulama. Konsep ini merupakan benih dan semangat kemerdekaan yang membara. Gagasan Hubul Wathan Minal Iman pertamakali dicetuskan salah satunya oleh K.H. Abdul Wahab Chasbullah salah satu pendiri dari Nahdlatul Ulama. Mencintai agama dan tanah air adalah dua bagian yang tidak bisa dipisahkan. Keduanya saling tarik menarik seperti dua kutup magnet. Semangat para pendiri Nahdlatul Ulama dalam mewujudkan kehadiran NKRI harus senantiasa kita pertahankan.

Menurut Bizawie, pada tahun 1919, K.H. Abdul Wahab Chasbullah mengadakan pertemuan setiap hari Kamis di kota Surabaya dengan sepupunya yakni: K.H. Hasyim As’syari dan HOS Cokrominoto. Merekam berdiskusi tentang hubungan ajaran islam dengan spirit kebangsaan atau nasianalisme. Pada kenyataanya politik di bawah kolonial Belanda menyadarkan aktivitas gerakan Islam dan juga gerakan nasionalisme sebelum kemerdekaan. Lahirnya kesadaran gerakan islam seperti NU dan Muhammadiyah sebagai pemimpin kesadaran bagsa. Nasionalisme pada masa itu berarti menolak penjajahan, dan juga mencari jati diri pada sejarah masa lalunya. K.H. Hasyim Asyari menyadari secara kultural, gerakan Islam dan nasionalis berbeda satu sama lain, namun dalam sudut pandang ideologi berupa kebutuhan terhadap kemerdekaan suatu bangsa (Hamidulloh Ibda 2017: 252)

Pada tahun 1934, K.H. Abdul Wahab Chasbullah merumuskan lagu Mars Syubbanul Wathan berikut adalah lagu yang beliau tulis:

Bacajuga:

Penyakit Kronis Penulis Pemula

Membangkitkan Media Sosial PTKIS

08/03/2021
5
Ilustrasi monitor.co.id

Dialog Damai NU dalam Pendidikan Abad Ke-21

03/03/2021
7

Estetika Sufistik dalam Sastra Indonesia

02/03/2021
10
Santri Juga Laik Diwisuda

Santri Juga Laik Diwisuda

01/03/2021
6

Ya Lal Wathan Ya Lal Wathan Ya Lal Wathan

Hubbul Wathan minal Iman

Wala Takun minal Hirman

Inhadlu Alal Wathan

Indonesia Biladi

Anta ‘Unwanul Fakhoma

Kullu May Ya’tika Yauma

Thomihay Yalqo Himama

Pusaka Hati Wahai Tanah Airku

Cintamu dalam Imanku

Jangan Halangkan Nasibmu

Bangkitlah Hai Bangsaku

Pusaka Hati Wahai Tanah Airku

Cintamu dalam Imanku

Jangan Halangkan Nasibmu

Bangkitlah Hai Bangsaku

Indonesia Negriku

Engkau Panji Martabatku

Siapa Datang Mengancammu Kan Binasa di bawah dulimu

Lagu ini sering dilantunkan di lingkungan warga Nahdliyin, sebelum memulai sebuah acara para peserta terlebih dahulu menyanyikan lagu Indonesia Raya lalu dilanjutkan lagu Ya Lal Wathan. Dengan menyanyikan lagu ini diharapkan muncul semangat kebangsaan dan nasionalisme pada jiwa para warga Nahdliyin.

NU juga ikut berperan dalam terbentuknya Pancasila sebagai dasar negara salah satunya adalah K.H Hasyim Asyari dan kiai lainnya kemudian Presiden Soekarno merumuskan Pancasila sebagai dasar negara. Itulah awal lahirnya nasionalisme dari para ulama Nusantara.

Slogan Hubul Wathan Minal Iman diharapkan akan membentuk karakter cinta tanah air, bangga terhadap bangsanya, bahasa, budaya, sehingga mau berkorban untuk kemajuan bangsanya. Salah satu wujud cinta tanah air adalah menjaga kerukunan antar umat beragama, sesuai sila ke tiga Pancasila yakni Persatuan Indonesia. Saat kita bisa menjunjung tinggi nilai toleransi maka sila ke tiga pancasila sudah mengalir dalam jiwa kita.

Seringkali kita mengabaikan dan meniadakan Persatuan Indonesia karena keegoisan dan ketamakan kita, padahal kita berpijak pada bumi yang sama bumi Nusantara. Kesalahpahaman meruncingkan permasalahan, perdebatan hingga terjadinya tawuran. Telah terjadi keributan di jalan Abubakar Lambogo dua, di mana kedua kubu saling melempar batu. Polsek makasar langsung mendatangi TKP dan membubarkan kerumunan. Keributan ini terjadi akibat pemukulan terhadap salah seorang pemuda di lokasi (detiknews, 30/05/2020)

Saat kita menghadirkan sila ke dua dalam pancasila yakni Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab, tindak kekerasan sesama warga bisa dihindari, rasa kemanusiaan yang terjalin sebagai lambang pengamalan sila ke dua pada Pancasila. Begitupula sila-sila yang lain saling terikat satu sama lain. Pancasila didesain sebagai dasar negara Indonesia yang terdiri dari berbagai macam pulau, suku bagsa, dan bahasa, dengan kultur yang bermacam-macam pula.

Dalam sebuah jurnal bertajuk Relasi Nilai Nasionalisme dan Konsep Hubbul Wathan Minal Iman dalam Pendidikan Islam yang ditulis Hamidulloh Ibda mengungkapkan bahwa dalam Pancasila terdapat substansi agama yang sangat religius karena mengandung inti dari ajaran agama. NKRI memiliki Pancasila yang di dalamnya memuat unsur religi yang sangat terbuka, modern, moderat dan plural. Konsep Hubbul Wathan Minal Iman yang dicetuskan para ulama NU sangat masuk dalam pendidikan Pancasila.

Pendidikan Pancasila

Semua jenjang pendidikan harus menyertakan pendidikan Pancasila di dalamnya supaya sila-sila Pancasila bukan hanya di hafal oleh peserta didik namun juga isi kandungan dari tiap sila-silanya tertanam pada jiwa seluruh peserta didik. Adanya Pancasila yang ikut tumbuh dalam setiap jati diri diharapkan akan menimbulkan rasa cinta tanah air. Pendidikan pancasila di harapkan dapat membentuk karakter manusia yang bermoral dan berbudi pekerti luhur.

Terjadinya banyak kasus korupsi pada pemerintahan ini karena hilangnya nilai-nilai Pancasila pada setiap jiwa koruptor. Mereka tidak menghadirkan Pancasila selama bertugas. Sila-sila Pancasila saling berkaitan ketika seorang koruptor memahami makna sila pertama yakni Ketuhanan Yang Maha Esa, dia akan menghadirkan Tuhan dalam setiap pekerjaannya, sehingga apapun langkah yang akan ia ambil akan mendapat konsekuensi. Setiap gerak-geriknya ada yang mengawasi sehingga orang yang tidak mengahadirkan Tuhan dalam hidupnya akan semena-mena, karena ia anggap hidupnya bebas tanpa pengawasan.

Adanya pendidikan Pancasila diharapkan dapat dijadikan sebagai media untuk menanamkan pondasi nilai-nilai moral kepada para generasi penerus bangsa. Keberadaan Pendidikan Pancasila dalam semua jenjang pendidikan demi mewujudkan tujuan negara. Dalam jurnalnya Hamidullah Ibda juga mengungkapkan bahwa Pancasila sebagai falsafah bangsa Indonesia, bukan sebagai agama. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa mencerminkan tauhid dalam konsep keimanan Islam. Indonesia terdiri dari berbagai agama yang saling bahu membahu untuk terbentuknya NKRI.

Alur yang panjang akan terbentuknya Pancasila hingga dirumuskan sebagai dasar negara diharapkan para generasi muda dapat mengambil petuah dan memaknai Pancasila. Menjaga toleransi beragama, pengamalan sila pertama. Memanusiakan manusia, sesuai sila kedua. Membudayakan semangat persatuan sesuai sila ke tiga yakni Persatuan Indonesia. Membudayakan musyawarah untuk mencapai mufakat sesuai sila keempat. Membudayakan sikap saling menghargai satu sama lain sesuai sila kelima Pancasila.

– Mahasiswa Prodi PAI STAINU Temanggung, Penggiat Literasi Pena Aswaja.

Tags: Anisa Rachma AgustinaHubbul Wathan Minal Iman dalam Pendidikan Pancasila
Share135SendTweet
Previous Post

UIN Walisongo Dinanti Jadi Universitas Riset Ahlussunnah Waljamaah

Next Post

Silaturahmi Virtual Sambut New Normal

Related Posts

Penyakit Kronis Penulis Pemula
Artikel

Membangkitkan Media Sosial PTKIS

08/03/2021
5
Ilustrasi monitor.co.id
Artikel

Dialog Damai NU dalam Pendidikan Abad Ke-21

03/03/2021
7
Artikel

Estetika Sufistik dalam Sastra Indonesia

02/03/2021
10
Next Post
Idulfitri di Tengah Pandemi

Silaturahmi Virtual Sambut New Normal

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

IKUTI KAMI

  • 2k Fans
  • 1.2k Followers
  • 1.7k Subscribers
  • Trending
  • Comments
  • Latest
Hasil Survei: Hanya 11 Persen Masyarakat Jateng Setuju PJJ Dipermanenkan

Hasil Survei: Hanya 11 Persen Masyarakat Jateng Setuju PJJ Dipermanenkan

26/07/2020
Pendapat Bapak Kedokteran Dunia yang Belum Dipahami

Pendapat Bapak Kedokteran Dunia yang Belum Dipahami

28/10/2019
Lomba Video Profil LP Ma’arif PWNU Jateng Diundur Sampai Desember 2020

Lomba Video Profil LP Ma’arif PWNU Jateng Diundur Sampai Desember 2020

24/07/2020
Bolehkah Qurban Dulu, Bayar Belakangan?

Bolehkah Qurban Dulu, Bayar Belakangan?

14/07/2020
Menjadi Penulis itu Butuh Proses Panjang

Menjadi Penulis itu Butuh Proses Panjang

6
Lomba Video Profil LP Ma’arif PWNU Jateng Diundur Sampai Desember 2020

Lomba Video Profil LP Ma’arif PWNU Jateng Diundur Sampai Desember 2020

4
Pengurus LP Ma’arif PWNU Jateng Evaluasi Program

Respon Wacana Mendikbud, LP Ma’arif Jateng Lakukan Survei

4

Hadapi Revolusi Industri 4.0, LP Ma’arif NU Jateng Kuatkan SIMNU

3
Penyakit Kronis Penulis Pemula

Membangkitkan Media Sosial PTKIS

08/03/2021
Harlah ke 47, STAINU Purworejo Ziarah ke Muassis

Harlah ke 47, STAINU Purworejo Ziarah ke Muassis

07/03/2021
Pelantikan PC Fatayat NU Banjarnegara masa Khidmat 2020-2025

Pelantikan PC Fatayat NU Banjarnegara masa Khidmat 2020-2025

07/03/2021

SMA 26 NU Diharap Jadi Pioner Penyebar Islam Rahmatan Lil Alamien

07/03/2021

Tulisan Terbaru

Penyakit Kronis Penulis Pemula

Membangkitkan Media Sosial PTKIS

08/03/2021
5
Harlah ke 47, STAINU Purworejo Ziarah ke Muassis

Harlah ke 47, STAINU Purworejo Ziarah ke Muassis

07/03/2021
4
Pelantikan PC Fatayat NU Banjarnegara masa Khidmat 2020-2025

Pelantikan PC Fatayat NU Banjarnegara masa Khidmat 2020-2025

07/03/2021
7

SMA 26 NU Diharap Jadi Pioner Penyebar Islam Rahmatan Lil Alamien

07/03/2021
2
LP Maarif NU Jateng

Maarifnujateng.or.id merupakan media siber resmi milik Lembaga Pendidikan Ma’arif NU Jawa Tengah. Platform ini merupakan media penerbitan multisegmen yang memfasilitasi dan memotivasi pendidik, peserta didik LP Ma’arif NU serta masyarakat umum untuk memahami, menjiwai dan mencintai Ahlussunnah Waljamaah Annahdliyah serta mengembangkan kemampuan literasi.

Instagram

  • Rangkaian acara Harlah NU ke-98 PWNU Jawa Tengah akan disiarkan secara LIVE di youtube Maarif NU Jateng

Catat tanggalnya ya... 🤗
  • Rangkaian acara Harlah NU ke-98 PWNU Jawa Tengah akan disiarkan secara LIVE di youtube Maarif NU Jateng

Catat tanggalnya ya... 🤗
  • Selamat Harlah NU ke-95
  • Selamat Harlah NU ke-95

Alamat Redaksi

Jalan dr. Cipto No. 180 Karangtempel, Kota Semarang, Jawa Tengah 50124

Email:
asnapustaka@gmail.com
HP: 0821-3761-3404

Ikuti Kami

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Cara Kirim Tulisan

© 2020 Maarifnujateng.or.id - Hak cipta terpelihara Lembaga Pendidikan Ma'arif NU Jawa Tengah.

No Result
View All Result
  • Berita
  • Artikel
    • Opini
    • Esai
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
    • Pustaka
  • Hikmah
  • Tokoh
  • Fikih
  • Informasi
    • Lomba
    • Pengumuman
  • Download
    • Majalah MOPDIK 2020
    • Banner Selamat Tahun Ajaran Baru
  • Ma’arif Center
  • Cara Kirim Tulisan!

© 2020 Maarifnujateng.or.id - Hak cipta terpelihara Lembaga Pendidikan Ma'arif NU Jawa Tengah.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

Go to mobile version