• Tentang Kami
  • Redaksi
  • Cara Kirim Tulisan
LP Maarif NU Jateng
  • Beranda
  • BeritaTerkini
  • Sastra
  • Artikel
  • Hikmah
  • FikihTanya Jawab
  • Tokoh
  • Jurnal
  • Informasi
  • Download
    • Juara Lomba Video Profil Sekolah/Madrasah 2020
    • Majalah MOPDIK 2020
    • Banner Selamat Tahun Ajaran Baru
  • Ma’arif CenterNU Career
  • Kirim Tulisan!
No Result
View All Result
  • Beranda
  • BeritaTerkini
  • Sastra
  • Artikel
  • Hikmah
  • FikihTanya Jawab
  • Tokoh
  • Jurnal
  • Informasi
  • Download
    • Juara Lomba Video Profil Sekolah/Madrasah 2020
    • Majalah MOPDIK 2020
    • Banner Selamat Tahun Ajaran Baru
  • Ma’arif CenterNU Career
  • Kirim Tulisan!
No Result
View All Result
LP Maarif NU Jateng
ADVERTISEMENT
Home Artikel

Epistemologi Maulid Nabi

13/11/2019
in Artikel, Opini
Reading Time: 3min read
0 0
0
Epistemologi Maulid Nabi
0
SHARES
58
VIEWS
Bagikan ke FacebookBagikan ke Whatsapp

Oleh Junaidi Abdul Munif

Maulidan, maulidan shalawate NU
Manaqiban, manaqiban wasilahe NU (Syiiran NU, dipopulerkan Habib Syech)

Rabiul Awwal (Mulud-Jawa) adalah bulan pembacaan maulid nabi secara kolosal di Indonesia. Maulidan secara kontinu melekat pada warga nahdliyin (NU) sebagaimana ditegaskan dalam Syiiran NU yang sering dilantunkan oleh Habib Syech bin Abdul Qadir Assegaf. Lirik Syiiran NU menjadi diferensiasi antara Islam puritan dan Islam Nusantara annahdliyah.

Maulid nabi merentang dalam selasar epistemologi Islam Nusantara. Hidup dalam keyakinan warga nahdliyin yang melampaui logika-logika positivistik. Namun benarkah demikian?

Bacajuga:

Jangan Menunda-nunda Sesuatu

Ketidakadilan dan Kesabaran

14/04/2021
4
Melestarikan Tradisi Ruwahan

Melestarikan Tradisi Ruwahan

13/04/2021
3

Karakter Guru dan Karakter Siswa

13/04/2021
5
SAJAK-SAJAK BENI SETIA 

Stilistika “Mohon Izin”

07/04/2021
6

Dalam mukadimah kitab Daqaiqul Akhbar (kabar-kabar gaib) dijelaskan bahwa Allah menciptakan syajaratul yaqin (pohon keyakinan) dan nur Muhammad sebelum menciptakan seluruh alam raya ini. Dari ruh inilah kemudian tercipta ruh khulafaur rasyidin (Abu Bakar, Umar, Usman, Ali), ruh para nabi, ruh para makhluk, dan seluruh alam raya ini.
Kitab yang diajarkan di pesantren-pesantren nahdliyin tersebut memang berisi tentang hal-hal gaib yang didapatkan ulama-ulama yang memiliki ilmu kasyaf. Sebagian menyebut kitab ini berisi kisah-kisah Israiliyat, yakni kisah-kisah mistis yang tidak logis.

Namun bagi kalangan pesantren, sumber pengetahuan tidak hanya didapatkan dari sesuatu yang empiris. Epistemologi irfani cukup mendominasi dalam kukuhnya tradisi maulid. Nalar irfani sebagai sumber pengetahuan yang diyakini berdasar titah (nasehat, khabar) dari ulama-ulama kasyaf.

Tradisi membaca maulid nabi mengecambah di kalangan nahdliyin dan banyak cerita-cerita mistik yang mengiringinya, sehingga membaca shalawat dan maulid memiliki dimensi esoteris-metafisis.

Banyak yang percaya saat mahallul qiyam, Rasulullah ikut hadir di antara jamaah pembaca maulid. Tentu tidak semua orang bisa menyaksikan peristiwa ini dengan kasat mata. Hanya orang-orang bersih jiwanya yang diberi “izin” untuk melihat peristiwa agung ini.

Maulid nabi secara lahiriah adalah merayakan kelahiran biologis manusia sempurna, yaitu Muhammad bin Abdullah dari rahim Aminah. Tapi nur Muhammad sebagai ruh telah diciptakan jauh sebelumnya, menjadi causa prima dari segala yang dicipta (makhluk).
Pembacaan shalawat dalam maulid menunjukkan kecintaan umat Islam pada nabi pemberi syafaat. Ungkapan terima kasih pada Baginda Rasul, karena dari dirinya semua bermula.
Sebagai tradisi, maulid nabi (masih) dituduh sebagai amalan bidah yang tidak dikerjakan oleh nabi. Di media sosial muncul meme yang tegas berbunyi: Nabi Muhammad tidak butuh dirayakan kelahirannnya, tetapi diikuti sunnah-sunnahnya.

Tentu ada banyak cara mencintai Nabi. Semua orang memiliki kadar pemahaman yang berbeda-beda demi mengekspresikan cintanya pada Kanjeng Nabi. Andai membaca maulid adalah bidah, pengamalnya dituduh meninggalkan sunnah-sunnah nabi, ini jadi tuduhan yang terlalu simplistis.

Sepanjang usianya selama 63 tahun, Nabi Muhammad menjadi rasul selama 23 tahun. Selama itu nabi menyampaikan khabar, hadits, dan perbuatan (atsar) yang kita generalisasi sebagai sunnah. Sebelum menjadi nabi, ada sirrah (sejarah) nabawiyah yang juga merupakan samudera nilai yang bisa kita selami.

Persoalan membaca maulid nabi melebihi perkara definisi sunnah-bidah. Jika pun bidah, maka ini diyakini nahdliyin sebagai bidah hasanah yang dianjurkan dilakukan untuk mendapatkan fadhilah (keutamaan) sebagai muslim.

Nilai maulid nabi yang dibaca umat Islam selama 12 hari selama bulan Rabiul Awwal dan hari-hari lainnya menunjukkan kecintaan muslim pada nabinya tidak terperi. Dalam komunalisme masyarakat Indonesia, pembacaan maulid dan perayaan maulid nabi mengejawantahkan suatu kesadaran eksistensial manusia, yang tidak ada jika nur Muhammad tidak diciptakan.

Muslim yang menyadari bahwa ruhnya adalah pancaran dari nur Muhammad memerlukan sebuah ritus yang menunjukkan kecintaannya pada nabi pamungkas itu.

Terlepas dari tradisi, maulid nabi menyimpan romantika tentang sejarah nabi yang ditulis dalam bait-bait indahnya. Dan dari sinilah pangkal tolak tuduhan kelompok pembidah maulid yang mendasarkan pada pemahaman positivistik.

Warga nahdliyin kebanyakan dianggap tidak tahu kandungan bait-bait maulid. Sebuah tuduhan yang bisa jadi benar karena pengamal maulid tidak hanya santri yang mahir berbahasa Arab.

Belum banyak pembacaan maulid nabi yang diiringi dengan penerjemahan arti bait-bait shalawatan. Kita mafhum, sebagai umat “minimalis” kita sering merasa cukup dengan melestarikan tradisi.

Menurut Noor Achmad (2018) dalam pembacaan maulid nabi kita seolah hanya memberi sesuatu pada nabi, tetapi kita belum mendapatkan sesuatu (mengambil) dari nabi Muhammad. Mendapatkan sesuatu artinya adalah meneladani perilaku nabi, mengimplementasikan akhlak nabi dalam perilaku sehari-hari.

Rasulullah memang menjanjikan bahwa siapa yang membaca shalawat padanya akan diberi syafaat. Namun ini merupakan “kriteria” minimal dalam konteks kehidupan kiwari yang memerlukan individu-masyarakat yang merupakan miniatur akhlak nabi.

Karakter Nabi Muhammad diharapkan mampu menjawab persoalan kehidupan yang semakin pelik, mulai dari persoalan domestik (rumah tangga) sampai persoalan sosial-politik. Nilai-nilai yang terkandung dalam bait-bait maulid adalah sumber keteladanan Nabi Muhammad yang harus ditiru oleh umatnya.

Dalam konteks ini kita seperti menemukan titik tengah antara orang yang gemar membaca maulid nabi dan menganjurkan mengikuti sunnah nabi seraya enggan (membidahkan) pembacaan maulid (peringatan tanggal lahir) nabi.

Kita perlu merengkuh kembali epistemologi bayani dari makna-makna kitab Dziba, Simtuddduror, Barzanji, dan lain-lainnya. Menjadikannya sebagai sumber nilai yang kita baca, pahami, dan aktualisasi.

Cara seperti itu akan meneguhkan epistemologi bayani, irfani, dan burhani dari tradisi maulid nabi. Selain yakin mendapat pahala dari Allah dan syafaat dari Kanjeng Nabi tentunya.

-Penulis adalah guru dan aktif pengurus GP. Ansor Desa Kedungwungu, Grobogan.

Tags: Epistemologi Maulid NabiJunaidi Abdul MunifNU Jateng
ShareSendTweet
Previous Post

Tukang Kebun itu Pahlawan!

Next Post

Mencari Format Ideal Pendidikan

Related Posts

Jangan Menunda-nunda Sesuatu
Artikel

Ketidakadilan dan Kesabaran

14/04/2021
4
Melestarikan Tradisi Ruwahan
Artikel

Melestarikan Tradisi Ruwahan

13/04/2021
3
Artikel

Karakter Guru dan Karakter Siswa

13/04/2021
5
Next Post
Menaja Pelajaran PMP

Mencari Format Ideal Pendidikan

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

IKUTI KAMI

  • 2.1k Fans
  • 1.2k Followers
  • 1.7k Subscribers
  • Trending
  • Comments
  • Latest
Hasil Survei: Hanya 11 Persen Masyarakat Jateng Setuju PJJ Dipermanenkan

Hasil Survei: Hanya 11 Persen Masyarakat Jateng Setuju PJJ Dipermanenkan

26/07/2020
Pendapat Bapak Kedokteran Dunia yang Belum Dipahami

Pendapat Bapak Kedokteran Dunia yang Belum Dipahami

28/10/2019
Lomba Video Profil LP Ma’arif PWNU Jateng Diundur Sampai Desember 2020

Lomba Video Profil LP Ma’arif PWNU Jateng Diundur Sampai Desember 2020

24/07/2020
Bolehkah Qurban Dulu, Bayar Belakangan?

Bolehkah Qurban Dulu, Bayar Belakangan?

14/07/2020
Penyakit Kronis Penulis Pemula

Membangkitkan Media Sosial PTKIS

15
Menjadi Penulis itu Butuh Proses Panjang

Menjadi Penulis itu Butuh Proses Panjang

6
Lomba Video Profil LP Ma’arif PWNU Jateng Diundur Sampai Desember 2020

Lomba Video Profil LP Ma’arif PWNU Jateng Diundur Sampai Desember 2020

4
Pengurus LP Ma’arif PWNU Jateng Evaluasi Program

Respon Wacana Mendikbud, LP Ma’arif Jateng Lakukan Survei

4
Pemulia Tradisi Lisan

Pemulia Tradisi Lisan

16/04/2021
Hikmah Menjaga Lidah 

Hikmah Menjaga Lidah 

15/04/2021
Jangan Menunda-nunda Sesuatu

Ketidakadilan dan Kesabaran

14/04/2021
Melestarikan Tradisi Ruwahan

Melestarikan Tradisi Ruwahan

13/04/2021

Tulisan Terbaru

Pemulia Tradisi Lisan

Pemulia Tradisi Lisan

16/04/2021
6
Hikmah Menjaga Lidah 

Hikmah Menjaga Lidah 

15/04/2021
4
Jangan Menunda-nunda Sesuatu

Ketidakadilan dan Kesabaran

14/04/2021
4
Melestarikan Tradisi Ruwahan

Melestarikan Tradisi Ruwahan

13/04/2021
3
LP Maarif NU Jateng

Maarifnujateng.or.id merupakan media siber resmi milik Lembaga Pendidikan Ma’arif NU Jawa Tengah. Platform ini merupakan media penerbitan multisegmen yang memfasilitasi dan memotivasi pendidik, peserta didik LP Ma’arif NU serta masyarakat umum untuk memahami, menjiwai dan mencintai Ahlussunnah Waljamaah Annahdliyah serta mengembangkan kemampuan literasi.

Instagram

  • Marhaban Ya Ramadan 1442H
LP Ma
  • Selamat Harlah Pergunu ke 69 th... 🤗

@pergunu_jateng @pp_pergunu 

#pergunu #harlahpergunu69
  • Selamat dan Sukses atas Dilantiknya Pengurus SAKO Ma
  • Rangkaian acara Harlah NU ke-98 PWNU Jawa Tengah akan disiarkan secara LIVE di youtube Maarif NU Jateng

Catat tanggalnya ya... 🤗
  • Rangkaian acara Harlah NU ke-98 PWNU Jawa Tengah akan disiarkan secara LIVE di youtube Maarif NU Jateng

Catat tanggalnya ya... 🤗

Alamat Redaksi

Jalan dr. Cipto No. 180 Karangtempel, Kota Semarang, Jawa Tengah 50124

Email:
asnapustaka@gmail.com
HP: 0821-3761-3404

Ikuti Kami

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Cara Kirim Tulisan

© 2020 Maarifnujateng.or.id - Hak cipta terpelihara Lembaga Pendidikan Ma'arif NU Jawa Tengah.

No Result
View All Result
  • Berita
  • Artikel
    • Opini
    • Esai
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
    • Pustaka
  • Hikmah
  • Tokoh
  • Fikih
  • Informasi
    • Lomba
    • Pengumuman
  • Download
    • Majalah MOPDIK 2020
    • Banner Selamat Tahun Ajaran Baru
  • Ma’arif Center
  • Cara Kirim Tulisan!

© 2020 Maarifnujateng.or.id - Hak cipta terpelihara Lembaga Pendidikan Ma'arif NU Jawa Tengah.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

Go to mobile version