• Tentang Kami
  • Redaksi
  • Cara Kirim Tulisan
LP Maarif NU Jateng
  • Beranda
  • BeritaTerkini
  • Sastra
  • Artikel
  • Hikmah
  • FikihTanya Jawab
  • Tokoh
  • Jurnal
  • Informasi
  • Download
    • Juara Lomba Video Profil Sekolah/Madrasah 2020
    • Majalah MOPDIK 2020
    • Banner Selamat Tahun Ajaran Baru
  • Ma’arif CenterNU Career
  • Kirim Tulisan!
No Result
View All Result
  • Beranda
  • BeritaTerkini
  • Sastra
  • Artikel
  • Hikmah
  • FikihTanya Jawab
  • Tokoh
  • Jurnal
  • Informasi
  • Download
    • Juara Lomba Video Profil Sekolah/Madrasah 2020
    • Majalah MOPDIK 2020
    • Banner Selamat Tahun Ajaran Baru
  • Ma’arif CenterNU Career
  • Kirim Tulisan!
No Result
View All Result
LP Maarif NU Jateng
ADVERTISEMENT
Home Artikel

Model Pembelajaran Pancasila Ideal

31/10/2019
in Artikel, Opini
Reading Time: 3min read
0 0
0
Memutus Mental Korup dari Ruang Kelas

Ilustrasi

0
SHARES
70
VIEWS
Bagikan ke FacebookBagikan ke Whatsapp

Oleh Nanang Qosim, M.Pd.

Bung Karno dalam pidatonya di depan Badan Penyelidikan Persiapan Kemerdekaan (Herberth Feith dan Lance Castle, Pemikiran Politik Indonesia 1945-1965, LP3ES), menyebut bahwa Pancasila mempunyai lima sila yang dapat diperas menjadi ekasila: nilai gotong-royong. Lalu, bagaimana jika gotong royong itu diaplikasikan ke dalam dunia pendidikan, khususnya dalam model pengajaran, maka jawabnya Pancasila menolak dua model pengajaran utama (mainstream), yaitu model pengajaran kompetisi, dan model individual.

Model kompetisi, siswa belajar dalam suasana persaingan. Guru diberi imbalan dan ganjaran (stick-and-carrot, reward and punishment approach) untuk memotivasi siswa memenangi kompetisi. Tujuan evaluasi model ini adalah menempatkan anak didik dalam urutan (sistem ranking).

Model ini diadopsi mayoritas institusi pendidikan di Indonesia. Kelemahan mendasarnya, model ini hanya menerapkan standar seragam sehingga bisa menimbulkan rasa minder bagi siswa berperingkat biasa-biasa saja dan yang lebih rendah lagi. Celakanya lagi, model kompetisi kerap menyulut permusuhan dan mentalitas menghalalkan segala cara, termasuk menyontek untuk meraih skor tinggi.

Bacajuga:

Penyakit Kronis Penulis Pemula

Membangkitkan Media Sosial PTKIS

08/03/2021
5
Ilustrasi monitor.co.id

Dialog Damai NU dalam Pendidikan Abad Ke-21

03/03/2021
7

Estetika Sufistik dalam Sastra Indonesia

02/03/2021
10
Santri Juga Laik Diwisuda

Santri Juga Laik Diwisuda

01/03/2021
6

Padahal, jika kita merujuk pada teori multiple intelligence (Thomas Armstrong, Sekolah Para Juara, Kaifa, 2002), setiap anak memiliki setidaknya delapan kecerdasan: cerdas alam, cerdas kata, cerdas angka, cerdas gambar, cerdas tubuh, cerdas musik, cerdas bergaul, cerdas diri. Artinya, bisa saja ada anak yang lemah dalam pelajaran matematika (kecerdasan angka), tapi dia hebat dalam pelajaran mengarang (kecerdasan kata). Atau, ada anak yang mahir dalam ilmu pengetahuan alam (kecerdasan alam), tapi kurang cakap dalam pelajaran olahraga (kecerdasan tubuh). Maka itu, standar kuantitatif semata tidaklah cukup menakar, dan bahkan memasung, potensi anak didik.

Kedua, model individual yang banyak diterapkan di Amerika Serikat. Model ini mengutamakan setiap anak didik belajar secara mandiri sesuai dengan kemampuan masing-masing. Untuk itu, disiapkan modul khusus yang memungkinkan anak belajar sendiri dengan pengawasan minimal dari pengajar. Murid jarang berinteraksi di ruang kelas, yang ditata sedemikian rupa dengan beberapa learning centers supaya murid bisa belajar sesuai minat dan kebiasaan masing-masing.

Tragisnya, model ini mulai menyusupi pendidikan di Indonesia. Misalnya, ada satu kursus matematika dan bahasa Inggris terkenal berkurikulum internasional yang menjalankan model pengajaran individual. Sehingga, anak memang cerdas dalam pelajaran yang dileskan, tapi tidak menambah jejaring teman di sana. Kembali, ini menyimpang dari model pengajaran Pancasilais yang berwatak gotong royong.

Moderat
Penolakan Pancasila terhadap kedua model di atas tak pelak membuat model pengajaran Pancasilais idealnya mampu meretas jalan tengah antara keduanya. Caranya, model pengajaran Pancasila memberikan penekanan pada kerja sama. Asumsi dasarnya tentang manusia adalah sebagai homo socius.

Merujuk Adam Smith dalam Theory of Moral Sentiments (1759), manusia sebagai makhluk individual yang hidup berdampingan dengan sesamanya (co-existent beings). Di sini, manusia dibebaskan mengejar kepentingan pribadinya, asalkan dia juga memainkan peran dalam menunjang kelangsungan hidup sesamanya. Pendeknya, model pengajaran Pancasila adalah sekaligus model pembelajaran kooperatif (cooperative learning).

Menurut Anita Lie dalam Cooperative Learning (Grasindo, 2002), supaya bisa optimal, model pengajaran berbasiskan kerja sama ini harus memiliki lima unsur. Pertama, saling ketergantungan positif. Artinya, guru harus memberikan proyek sekolah atau tugas sedemikian rupa sehingga para siswa dalam satu kelompok tugas harus bahu-membahu menyelesaikannya. Individu yang satu tidak akan optimal tanpa yang lain.

Kedua, tanggung jawab perseorangan. Tidak boleh ada free rider alias anggota kelompok yang berleha-leha tidak bekerja. Karena orang yang demikian akan mengalangi penuntasan tugas yang diberikan. Dengan begitu, aspek penilaian terhadap individu tetap berjalan, persis seperti kelebihan di dalam model pengajaran individual.

Ketiga, tatap muka. Guru mesti memberikan tugas yang mewajibkan semua anggota kelompok bertatap muka dan berdiskusi. Jadi, meskipun masing-masing individu punya tugas sesuai kemampuan masing-masing (aspek individual), mereka tetap harus membahas bersama bagaimana menyelesaikan proyek itu secara sempurna (aspek sosial).

Keempat, komunikasi antar anggota. Ini terkait dengan unsur ketiga berupa diskusi. Siswa atau anggota kelompok seyogianya dilatih terlebih dahulu untuk bersikap asertif dalam menyampaikan pendapatnya secara bernas dan efektif. Juga, untuk memiliki kemampuan mendengarkan secara baik. Tanpa kemampuan komunikasi yang baik, proses tugas kelompok dapat menyulut permusuhan sebagaimana risiko yang terjadi dalam model pengajaran kompetisi.

Kelima, evaluasi proses kelompok. Guru atau pengajar dalam model ini mesti melakukan evaluasi terhadap proses kinerja kelompok secara keseluruhan demi menimbang apakah proses belajar telah berjalan secara optimal.

Akhir kata, terbukti Pancasila sebagai pandangan-dunia (world-view) yang berperan sebagai landasan pengembangan ilmu pengetahuan (Slamet Soetrisno, Filsafat Pancasila, Penerbit Andi, 2006), mampu menjadi landasan sahih bagi pengembangan model pengajaran dalam ilmu pendidikan.

Pancasila mampu menjadi titik tolak perumusan model pengajaran yang sesuai dengan alam pikir dan corak budaya khas masyarakat Indonesia. Yaitu, konsep cooperative learning yang memberikan penekanan selaras antara aspek kolektivitas (keseragaman) dan aspek individualitas (keunikan).

Sudah saatnya Indonesia kembali menengok model pengajaran Pancasila demi mengukuhkan kembali identitas bangsa dan melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas prima. Mari kita bersama terapkan model pengajaran Pancasila demi melahirkan anak-anak bangsa yang religius, berkeadaban, patriotis-nasionalis, demokratis, dan sosialistis–perwujudan dari masing-masing sila dalam Pancasila.

-Penulis adalah Dosen Fakultas Sains dan Teknologi (Sainstek) UIN Walisongo Semarang, Pengurus LTN NU Kota Semarang.

Tags: LP Ma'arif PWNU JatengModel Pembelajaran Pancasila IdealNanang QosimNU Jateng
ShareSendTweet
Previous Post

Islam dan Pendidikan Kemanusiaan

Next Post

LP Ma`arif NU Jateng dan UNICEF Gelar Workshop SIPBM di Kabupaten Semarang

Related Posts

Penyakit Kronis Penulis Pemula
Artikel

Membangkitkan Media Sosial PTKIS

08/03/2021
5
Ilustrasi monitor.co.id
Artikel

Dialog Damai NU dalam Pendidikan Abad Ke-21

03/03/2021
7
Artikel

Estetika Sufistik dalam Sastra Indonesia

02/03/2021
10
Next Post
LP Ma`arif NU Jateng dan UNICEF Gelar Workshop SIPBM di Kabupaten Semarang

LP Ma`arif NU Jateng dan UNICEF Gelar Workshop SIPBM di Kabupaten Semarang

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

IKUTI KAMI

  • 2k Fans
  • 1.2k Followers
  • 1.7k Subscribers
  • Trending
  • Comments
  • Latest
Hasil Survei: Hanya 11 Persen Masyarakat Jateng Setuju PJJ Dipermanenkan

Hasil Survei: Hanya 11 Persen Masyarakat Jateng Setuju PJJ Dipermanenkan

26/07/2020
Pendapat Bapak Kedokteran Dunia yang Belum Dipahami

Pendapat Bapak Kedokteran Dunia yang Belum Dipahami

28/10/2019
Lomba Video Profil LP Ma’arif PWNU Jateng Diundur Sampai Desember 2020

Lomba Video Profil LP Ma’arif PWNU Jateng Diundur Sampai Desember 2020

24/07/2020
Bolehkah Qurban Dulu, Bayar Belakangan?

Bolehkah Qurban Dulu, Bayar Belakangan?

14/07/2020
Menjadi Penulis itu Butuh Proses Panjang

Menjadi Penulis itu Butuh Proses Panjang

6
Lomba Video Profil LP Ma’arif PWNU Jateng Diundur Sampai Desember 2020

Lomba Video Profil LP Ma’arif PWNU Jateng Diundur Sampai Desember 2020

4
Pengurus LP Ma’arif PWNU Jateng Evaluasi Program

Respon Wacana Mendikbud, LP Ma’arif Jateng Lakukan Survei

4

Hadapi Revolusi Industri 4.0, LP Ma’arif NU Jateng Kuatkan SIMNU

3
Penyakit Kronis Penulis Pemula

Membangkitkan Media Sosial PTKIS

08/03/2021
Harlah ke 47, STAINU Purworejo Ziarah ke Muassis

Harlah ke 47, STAINU Purworejo Ziarah ke Muassis

07/03/2021
Pelantikan PC Fatayat NU Banjarnegara masa Khidmat 2020-2025

Pelantikan PC Fatayat NU Banjarnegara masa Khidmat 2020-2025

07/03/2021

SMA 26 NU Diharap Jadi Pioner Penyebar Islam Rahmatan Lil Alamien

07/03/2021

Tulisan Terbaru

Penyakit Kronis Penulis Pemula

Membangkitkan Media Sosial PTKIS

08/03/2021
5
Harlah ke 47, STAINU Purworejo Ziarah ke Muassis

Harlah ke 47, STAINU Purworejo Ziarah ke Muassis

07/03/2021
4
Pelantikan PC Fatayat NU Banjarnegara masa Khidmat 2020-2025

Pelantikan PC Fatayat NU Banjarnegara masa Khidmat 2020-2025

07/03/2021
7

SMA 26 NU Diharap Jadi Pioner Penyebar Islam Rahmatan Lil Alamien

07/03/2021
2
LP Maarif NU Jateng

Maarifnujateng.or.id merupakan media siber resmi milik Lembaga Pendidikan Ma’arif NU Jawa Tengah. Platform ini merupakan media penerbitan multisegmen yang memfasilitasi dan memotivasi pendidik, peserta didik LP Ma’arif NU serta masyarakat umum untuk memahami, menjiwai dan mencintai Ahlussunnah Waljamaah Annahdliyah serta mengembangkan kemampuan literasi.

Instagram

  • Rangkaian acara Harlah NU ke-98 PWNU Jawa Tengah akan disiarkan secara LIVE di youtube Maarif NU Jateng

Catat tanggalnya ya... 🤗
  • Rangkaian acara Harlah NU ke-98 PWNU Jawa Tengah akan disiarkan secara LIVE di youtube Maarif NU Jateng

Catat tanggalnya ya... 🤗
  • Selamat Harlah NU ke-95
  • Selamat Harlah NU ke-95

Alamat Redaksi

Jalan dr. Cipto No. 180 Karangtempel, Kota Semarang, Jawa Tengah 50124

Email:
asnapustaka@gmail.com
HP: 0821-3761-3404

Ikuti Kami

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Cara Kirim Tulisan

© 2020 Maarifnujateng.or.id - Hak cipta terpelihara Lembaga Pendidikan Ma'arif NU Jawa Tengah.

No Result
View All Result
  • Berita
  • Artikel
    • Opini
    • Esai
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
    • Pustaka
  • Hikmah
  • Tokoh
  • Fikih
  • Informasi
    • Lomba
    • Pengumuman
  • Download
    • Majalah MOPDIK 2020
    • Banner Selamat Tahun Ajaran Baru
  • Ma’arif Center
  • Cara Kirim Tulisan!

© 2020 Maarifnujateng.or.id - Hak cipta terpelihara Lembaga Pendidikan Ma'arif NU Jawa Tengah.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

Go to mobile version