STANZA MALAM
di bawah rimbun dedaunan Teh Pagilaran
kau diam membisu
- Iklan -
aku pilih menyimpan rindu
berkelindan dalam kelap-kelip terkaan cahaya
selama satu pekan siang yang tak menjadi apa-apa
“dik, cinta yang sukar telah kita jalani
semoga masa nanti, ketika kau dengar
dekut burung hantu, malam itu adalah
lilin bahagia kita bersama”
sepoci teh malam ini
akan menemani
hingga pagi nanti
Dr.susanto Pati
PEKABAR NASIB SENJA
kudapati sore di pelataran pantai Sigandu
sendiri cukup senja menjadi peradu
dan sedikit dari nelayan yang telah lelah
saban hari bercengkrama dengan riak ombak
menunggu ikan-ikan nyangkut dalam keramba rusak
sore itu nasib menunggangi waktu
melahirkan sembilu
mencipta gagu
pekabar yang nanar telah berlalu
dari penjuru pantai Sigandu
BAI’AT MALAM
hening sepi
cukup tarian lilin yang menikmati
hening
antara padi padi menguning
karena kekurangan air
antara denyut nadi
dan angin bersemilir sepi
ada adalah gerak cahaya menyimpan
derai kematian
terlihat dari ketinggian awan
meriak air mencari pohon pijakan
Dukuhmulyo, 2016-2019
MEGA MERAH BELUM SEMPURNA
ketika mega memerah belum sempurna
menyimpan cerita tiada terkira
jika awan menyembunyikan mata air
ketika semua bertanya?
air dimana ada air
sungai berhenti mengalir
berpindah dari galon ke galon
berubah jadi gelas gelas plastik
air dimana ku menemukan air
kacang ijo belum siap di panen
daun bayam belum siap untuk dihidangkan
senja belum sempurna memerah
aku telah lelah menggali
untuk mencari
setetes air untuk melegakan tenggorokan ini
2016-2019
SAJAK AWAN
langit tak akan bergeser
seperti tanah-tanah mulai tergeser
langit tak akan berputar
seperti awan hitam yang akan menurunkan hujan
berkilau bintang-bintang
bercahaya kecil
lupakan dingin menggigil
sajak awan mulai tergencir dan mengalir
ketika tertiup angin dari selatan
semua itu, tak terpikirkan
angin mampu menghanguskan
semua awan
dalam lelap ingatan
menyaksikan saat menakutkan
awan menjelma hitam tak karuan
Jl. Dr. Susanto 04 Pati,
Tentang Penyair
Niam At-Majha, lahir dan tinggal di Bumi Mina Tani Pati. Menulis novel dan puisi. Dan menulis buku puisi bersama Dari Dam Sengon Ke Jembatan Panengel (Dewan Kesenian Kudus 2013) Solo Dalam Puisi (Pawon Sastra Solo 2014)Sang Peneroka(Penerbit Gabang Yogyakarta,2014) Tifa Nusantara 2 (Pustaka Senja 2015), Tifa Nusantara 3 (2016) Ketua Komite Sastra Dewan Kesenian Pati (2015-sekarang) Suluk Santri (Diandra, 2018) buku Puisi Tunggalnya Nostalgi dan Melankoli (Pilar Nusantara 2018). Akun FB; Niam At-Majha. IG Niam At-Majha.