Oleh: Nafilah Zulfa
Riffat Hassan adalah tokoh feminis perempuan yang lahir di ujung lorong suatu daerah yang berdampingan dengan Temple Road Lahore, Pakistan sekitar tahun 1945. Ia berasal dari keturunan keluarga terpandang yakni keluarga Sayyid (sebutan untuk keturunan Nabi). Ibunya bernama Dilara yang cenderung berpandangan feminis terhadap nasib kaum perempuan. Salah satu pandangan ibunya adalah mendidik anak perempuan lebih penting dari pada laki-laki. Sebab anak perempuan lahir dalam masyarakat Muslim dengan rintangan yang sangat hebat. Selama hidup tujuh belas tahun Riffat Hassan selalu dihantui bayang-bayang ketidakharmonisan dalam keluarga karena ayah dan ibunya selalu bertengkar. Sosok ibu yang selalu ia kagumi adalah sosok penyelamat baginya, karena dari ibunyalah sebenarnya pemikiran isu-isu gender dapat dilacak.
Hal yang menarik dai Riffat dalam dunia pendidikan ia menempuh dua model pendidikan yakni formal dan informal. Pendidikan informal ia peroleh dari pengalaman realitas empiris, baik keluarga dan kegemarannya membaca buku secara otodidak. Sedangkan pendidikan formalnya ia tempuh keika menginjak remaja melalui sekolah menengah berbahasa inggris dan konon sekolah itu menjadi sekolah favorit di daerahnya. Dengan berbekal bahasa inggris yang baik, Riffat mencoba mengembangkan dunia tulis menulis. Tidaklah mengherankan meskipun baru berusia tujuh belas tahun, ia mampu menyelesaikan tulisan dua volume puisi, cerita pendek adan artikel lainnya. Disamping hobi menulis, ia juga gemar menulis ia juga gemar membaca novel dan puisi yang cukup berbobot seperti Golden Tresury dan Uthering Heights.
Selanjutnya pendidikan formalnya ia tempuh di perguruan tinggi Inggris, di st Mary’s Collage Universitas Durham dan bethasil meraih prediakat cumloude yaitu predikat kehormatan di bidang sastra inggris dan failasat. Akhirnya ketika ia berusia 24 tahun sudah berhasil meraih gelar doktor dalm bidang filsafat. Dalam dsetasinya ia menulis tentang filasafat Muhammad Iqbal seoang penyair dari pakistan. Dari sinilah pemikirannya muncul terutama memahami konsep Adam dalam al-Qur’an.
- Iklan -
Dalam karir intelektual selanjutnya sekitar tahun 1974 sudah mulai mempelajari teks ayat-ayat al-Qur;an dan mencoba melakukan penafsiran terhadap ayat-ayat yang berbau perempuan. Ini yang penting menurut Riffat, sebab selama ini ayat-ayat al-Qur’an selalu ditafsirkan oleh kaum lelaki sehingga terdapat bias-bias patriarki dalam penafsirannya, karena kurang mengakomodir kaum perempuan.
Sekitar tahun 1972 ketika Riffat menjadi dosen penasihat Mahasiswa Islam cabang Oklahoma State Universuty Stillwater, lalu ia mendapat undangan untuk memberikan sambutan dalam acara seminar tahunan mengenai isu-isu gender. Dari sinilah Riffat kemudian melakukan studi tentang perempuan lebih serius.
Pada tahun 1983-1984, Riffat pernah terlibat dalam suatu proyek penelitian di Pakistan ketika itu, masa pemerintahan Ziaul Haq dan Islamisasi di Pakistan sedang di mulai. Tujuan Islami tersebut untuk membentuk masyarakat sejati.Namun pada akhirnya islamisasi justru menyebabkan konflik sosial dan disintegrasi di Pakistan dengan munculnya kalangan Islamis dan Nasionalis. Anehnya menurut Riffat, setiap negara atau pemerintahan mulai melakukan islami, tindakan pertama yang dilakukan adalah memaksa perempuan kembali masuk ke dalam rumah, membelakukan undang-undang yan g cenderung diskriminasi dan merugikan kaum perempuan.
Kondisi dan sistem politik yang semacam ini rupanya juga mendorong Riffat untuk memecahkan masalah diskriminasi dan ketidakadilan terhadap perempuan dalm masyarakat Islam melalui reintepretasi atas teks-teks al-Qur’an. Sebab menurutnya, adanya diskriminasi terhadap perempuan berakar dari asumsi-asumsi teologis yang keliru dan harus dibongkar melalui reinterpretasi terhadap al-Qu’an yang meupakan sumber nilai tertinggi bagi umat Islam. ide-ide cemerlang Riffat dinilai oleh banyak kalangan telah memberikan sumbangan yang cukup besar terhadap gerakan perempuan khususnya di Pakistan.
Terlepas dari kontroversi yang ada, Riffat adalah sosok perempuan yang produktif , progesif dan kreatif terbukti dengan karya-karyanya khususnya dalam karya yang berbau perempuan seperti: Women Living under Muslim Laws, Women’s Rights in Islam, Women’s Religion and sexuality, Muslim Women and Patriarcal Islam.
Riffat Hassan mengajarkan pada kita, sebuah sosok perempuan yang pemberani meskipun dalam intrik bayang-bayang kondisi politik yang tidak aman ia tetap semangat memperjuangkan kaum perempuan.