Judul Buku: Riwayat Para Guru (Biografi Intelektual Dosen STAINU Temanggung)
Penulis: Tim Mahasiswa PAI V A STAINU Temanggung
Penerbit: CV Pilar Nusantara
Cetakan: April 2020
- Iklan -
Tebal: 14 X 21 cm, x+ 142 Halaman
ISBN: 978-623-7590-06-4
Widyiaswara merupakan sebutan lain dari guru, meskipun kata ini jarang digunakan namun mempunyai persamaan kata dengan guru, dan tidak mengurangi makna dan esensi dari sebuat kata. Guru dalam akronim jawa berarti di gugu dan ditiru. Dalam makna yang menyeluruh guru adalah seseorang yang perilaku dan tindak-tanduknya digugu dan ditiru oleh para peserta didiknya. Buku berukuran 14 x 21 cm ini berisi tentang kumpulan biografi guru atau di ranah perguruan tinggi guru juga disebut dosen, yang mengampu di STAINU Temanggung.
Buku ini disusun atas prakasa seorang dosen hebat sekaligus penggerak literasi di kampus hijau kami memanggil STAINU Temanggung, seorang yang berasal dari Pati dan sekarang berdomisili di Semarang beliau adalah Hamidulloh Ibda, selaku pembimbing dan pengampu mata kuliah Karya Tulis Ilmiah. Dalam prakatanya beliau menuliskan bahwa mata kuliah KTI adalah salah satu daya dukung untuk menguatkan menulis-meriset bagi mahasiswa dan praktis sehingga menjadi produk ilmiah. Pak Ibda menambahkan rumus dalam penguatan literasi yakni pembelajaran, pembiasaan, dan keteladanan, adalah komponen penting yang harus diterapkan oleh manusia.
Mahasiswa didikan Pak Ibda bukan hanya dijejali dengan materi saja namun juga sesuatu yang kelak bisa berguna apabila dapat memanfaatkan dengan baik. tugas yang beliau berikan selalu mengarahkan para mahasiswa supaya mempunyai kemampuan dalam dunia literasi. Perjuangan mengenalkan literasi di kampus yang sedang berkembang ini adalah tantangan berat untuk beliau, namun ternyata beliau mampu membudayakan literasi dengan tugas yang beliau berikan kepada mahasiswannya.
Buku ini berisi tiga puluh empat biografi dosen STAINU Temanggung yang digarap mahasiswa PAI semester V STAINU Temanggung setiap biografi di tulis dengan bahasa yang ringan dan mudah dipahami, dengan judul yang menarik setiap biografinya. Penulis melalui jalur wawancara lalu menuangkan biografi para dosen dan dikumpulkan menjadi buku bersampul hijau ini. Ide dari buku ini sangat inspiratif karena tak banyak mahasiswa yang tau tentang latar belakang dosen yang mengampu mereka, namun mereka bisa temukan di buku ini. Tanpa harus bertanya kepada yang bersangkutan, cukup membaca dan memahami lewat buku ini.
Salah satu tulisan dari Dheta Ari Sabila, yang menulis tentang biografi Kaprodi PAI Ibu Luluk Ifadah, yang lahir pada 16 Juni 1984 memotivasi banyak orang, beliau adalah aktivis perempuan sekaligus pendidik yang amat dicintai peserta didiknya. Ibu Luluk merupakan dosen yang sangat inspiratif dan inovatif, beliau memberikan energi positif terhadap para mahasiswa. (Hlm. 35) saat bertemu di kelas anda akan merasakan atmosfir yang berbeda karena Bu Luluk mengajar dengan hati maka mahasiswa akan menerima dengan hati pula. Beliau terkesan ramah dan jarang marah, di beberapa pertemuan jarang sekali bahkan tidak pernah kami menjumpai Bu Luluk marah. Pembawaan yang keibuan membuat kegiatan belajar menjadi sangat menyenangkan. Beliau juga aktivis yang ikut andil membesarkan gairah NU di Temanggung.Beliau juga menjadi pembicara diberbagai event, dan memperoleh berbagai macam penghargaan. Sebagai praktisi pendidikan beliau membantu membuka pola pikir masyaraka yang terjebak pada pendidikan yang pragmatis.
Pada halaman 80 tulisan dari Ahmad Farihin yang berjudul Pelestari Budaya Jawa (Biografi Adrian Gandi Wijanarko, M.Pd) pak Gandhi sapaan akrab kami, lahir di Magelang pada 9 Maret 1991. Beliau mengenyam pendidikan SD hingga SMA Di Kota Kembang Magelang, kemudian melanjutkan studi ke perguruan Tinggi di Universitas PGRI Semarang (UPGRIS). Dan melanjutkan studi pasca sarjana di Universitas Negeri Semarang. Dalam biografi yang ditulis oleh Farihin ternyata Pak Ghandi menekuni bisnis burung semasa kuliah. Semasa kuliah beliau juga akrab dengan para budayawan, menjadikan beliau sangat akrab dengan budaya Jawa. Saat anda berpapasan dengan Pak Ghandi anda akan sering menjumpai beliau menegankan kemeja batik disetiap kesempatan.
Beliau adalah seseorang yang mempunyai cinta kasih terhadap anak-anak, mempunyai keinginan untuk terus melestarikan budaya Jawa dimana beliau dilahirkan, sekarang beliau aktif di organisasi Nahdlatul Ulama dan menjadi dosen di STAINU Temanggung. (Hlm. 82) jika anda ingin lebih mengenal Pak Gandi anda bisa masuk ke STAINU Temanggung dan bergabung dengan prodi PGMI.
Tulisan dari Chozin Asror juga tak kalah menarik untuk diulik Chozin menulis biografi pahlawan literasi di kampus hijau yakni Bapak Hamidulloh Ibda seorang dosen sekaligus Kaprodi PGMI STAINU Temanggung, beliau selalu mengajarkan para mahasiswa untuk melek literasi, memberikan tugas yang bisa membuat para mahasiswa berkembang dan mempunyai kemauan yang lebih dalam bidang jurnalistik, beliau mengajarkan bagaimana menulis opini dan mengirimnya kesurat kabar.
Beliau juga aktif dalam berbagai organisasi ke NU an, diantaranya adalah pengurus bidang Diklat dan Litbag LP Ma’ARIF PWNU Jawa Tenggah periode 2018-2023, pengurus lembaga Ta’lif wan Nasyr Nahdlatul Ulama (LTN NU) Temanggung periode 2019-2024. (Hlm. 95) Pak Ibda juga pernah menjadi wartawan di Harian Pelita dan juga Jateng Ekspres. Malang melintang di dunia jurnalistik tulisannya tersebar di berbagai surat kabar baik media cetak maupun daring, beliau juga salah satu dosen yang sangat produktif menulis baik itu jurnal ilmiah, artikel maupun buku. Salah satu buku beliau yang menjadi favorit saya adalah “Stop Pacaran Ayo Nikah” yang beliau jadikan sebagai mahar saat mempersunting Ibu Dian Istri beliau, saat orang lain mempersembahkan harta benda dan perhiasan ber gram-gram Pak Ibda justru menulis dan mempersembahkan buku hasil karyanya untuk sang pujaan hati. Inspiratif sekaligus membuat kepingin di persunting dengan buku.
Beliau juga telah menulis ribuan karya, anda bisa menemukan karya-karya beliau di rangkum dalam buku ini. Keaktifan dan kepiawaian beliau dalam menulis menumbuhkan motivasi para mahasiswa untuk mengikuti jejak beliau dan beliau adalah salah satu orang yang tidak pelit ilmu, dekat dengan mahasiswa, dan selalu mau menanggapi pertanyaan mahasiswa bukan hanya berkaitan dengan mata kuliah yang beliau ampau maupun dunia jurnalistik.
Biografi penutup yang di tulis dalam buku ini adalah biografii seorang pakar matematika yang lahir Di Temanggung, dan merupakan adik kandung dari Ibu Luluk Ifadah, M.SI Kaprodi PAI. Beliau adalah Najib Mubarok, sebelum anda mengenal Pak Najib mungkin anda akan mengira Pak Najib itu killer namun setelah anda mengenal beliau, anda akan memahami bahwa beliau mempunyai hati yang amat lembut, murah senyum dan sangat enak untuk diajak diskusi, pembelajaran yang beliau tawarkan kepada peserta didik bisa dibilang beda dengan dosen lain, beliau memperkenalkan berbagai macam teknologi supaya mahasiswa tidak ketinggalan zaman dan melek teknologi.
Hal bisa diteladani dari beliau adalah beliau orang yang sangat menghargai waktu, beliau selalu berusaha datang tepat waktu, dan tidak membiarkan kami menunggu, gaya bicara beliau yang khas dan cara beliau menerangkan masih tergambar dalam benak kami. Dua gagasan beliau adalah tentang pesantren. Bagi Pak Najib, pesantren merupakan tempat paling ideal sebagai lembaga pendidikan karakter Di Indonesia. (Hlm. 140) beliau adalah lulusan dari PP Wahid Hasyim Yogyakarta dan PP Al-Islah Gunung Sari. Matematika sangat akrab dengan beliau, menurut Pak Najib matematika bukan hanya sebatas angka, tapi lebih berpengaruh pada nalar dan pemikiran kritis.Pakar Matematika yang satu ini ternyata juga menyukai hujan. (*)
Buku ini sangat inspiratif, seharusnya setiap mahasiswa baru harus memiliki buku ini supaya mereka lebih bisa mengenal para dosen dari biografinya. Akan tetapi, isi dari biografi ini kurang komplit, ada beberapa dosen yang tidak di tulis tanggal dan tahun kelahirannya, dalam pengeditan foto juga tampak distorsi, objek tampak lebih gendut dari pada aslinya. Semoga kedepannya setiap dosen bisa mempunyai satu buku satu biografi semoga Pak Ibda dapat merealisasikan ini.
–Diresensi oleh Anisa Rachma Agustina mahasiswa Prodi PAI, Penggiat Literasi Pena Aswaja STAINU Temanggung