Oleh Drs. KH. Mohamad Muzamil
Allah adalah Maha Esa dalam zat, sifat dan af’al atau tindakan-Nya. Allah Maha Pencipta berbeda dengan seluruh ciptaan-Nya. Zat Allah tidak berupa jisim yang memiliki ukuran panjang dan lebar. Makhluk-makhluk-Nya memiliki jisim. Allah tidak membutuhkan ruang dan tempat, sedang seluruh makhluk-Nya membutuhkan ruang dan tempat.
Allah, tidak ada sekutu bagi-Nya, tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dia adalah Maha Kuasa, tempat bergantung semua makhluk-Nya. Semua yang ada di bumi dan di langit menghambakan diri atau beribadah kepada-Nya kecuali iblis yang diciptakan-Nya dari api. Allah juga menciptakan malaikat yang diciptakan-Nya dari cahaya (nur), yang selalu ta’at kepada-Nya. Sedangkan manusia diciptakan-Nya dari sari pati tanah (Nabi Adam As), diciptakan dari tulang rusuk Nabi Adam As (Sayyidah Hawa), diciptakan dari air mani (manusia pada umumnya).
Karena tercipta dari sari pati tanah, maka sesuai sifat tanah yang netral, akan menjadi panas jika dekat dengan api, dan akan menjadi bercahaya jika dekat dengan malaikat.
- Iklan -
Jika manusia dekat dengan api maka akan berwatak sombong menjulang ke atas, tidak mau merunduk ke bawah. Mereka merasa lebih hebat atau super bila dibandingkan dengan yang lain. Jika manusia dekat dengan cahaya maka ia akan menjadi terang, bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Mana yang baik dan mana yang buruk. Cahaya akan mampu memancar ke segala arah, dia akan menerangi keadaan di sekitarnya. Orang-orang yang berada di sekitarnya juga akan merasa tenang, damai dan tenteram.
Namun manusia memiliki kelebihan dari makhluk lainnya karena diberikan akal dan telah diajari Allah SWT tentang nama-nama benda semuanya.
Di antara makhluk-makhluk-Nya ada yang jinak dan adapula yang buas, tumbuh-tumbuhan juga ada yang manis, asam, bahkan juga ada yang beracun.
Semua ciptaan Allah SWT tersebut bukan sia-sia, semua ada manfaatnya, tergantung sikap umat manusia sendiri sebagai pemimpin di muka bumi. Alloh telah menciptakan bumi langit dan seisinya ini dengan teratur, indah dan semua mendapatkan rezekinya masing-masing. Namun karena keserakahan dan nafsu berkuasa manusia atas lainnya, alam menjadi tidak lagi bersahabat dengan manusia.
Watak manusia memang beraneka ragam, bergantung pada siapa dia berkawan atau bergaul. Mereka pun juga sama-sama memperebutkan pengaruh. Kadang juga saling memanfaatkan. Padahal kita diciptakan bersuku-suku dan berbangsa-bangsa bukan agar saking berperang satu sama lain, melainkan agar saling mengenal.
Ada makalah bahwa, kalau ia duduk bersama wanita maka akan menimbulkan syahwat. Jika ia duduk bersama pejabat maka ia ingin berkuasa. Jika dia duduk bersama orang kaya dia akan tama’. Jika dia duduk bersama ulama maka dia akan belajar beribadah kepada-Nya.
Semoga Allah mengampuni dan melindungi kita dari segala godaan, fitnah dan marabahaya, berkat perjuangan Nabi Muhammad Saw, keluarga dan para sahabatnya, amin.
-Penulis adalah Ketua Tanfidziyah PWNU Jawa Tengah.