Oleh Irna Maifatur Rohmah
Anak merupakan salah satu rizki yang dinantikan oleh pasangan. Kehadirannya menjadi magnet bagi beberapa pihak sekaligus. Antusias dan keinginan untuk memberikan yang terbaik tidak bisa dinafikan oleh semua orang. Semua orang tua pasti ingin yang terbaik untuk anaknya.
Rasa sayang pada anak terus dituangkan dalam setiap aktivitas dan perkembangan anak. Setiap anak bergerak dipantau dan sigap apabila terjadi sesuatu pada anak. Rasa sayang yang diberikan terkadang menjadi penghambat perkembangan dan pertumbuhan apabila diberikan secara berlebihan. Saking sayangnya pada anak, orang tua tidak sadar menjadi penghambat tersebut. Padahal anak butuh mengeksplore dan mencoba banyak hal di sekitarnya.
Untuk itu, orang tua dalam menyayangi anak juga perlu rambu-rambu agar tidak masuk ke area yang harus dialami anak agar bisa bertumbuh dan berkembang dengan baik. Di antaranya sebagai berikut:
- Iklan -
Jangan beri bantuan terlalu dini. Sebagai orang tua terkadang kita gemas dengan perilaku anak yang kesulitan untuk melakukan hal yang sederhana. Anak menangis atau merengek meminta bantuan pada kita. Dengan sigapnya kita maju untuk membantu anak. Sehingga anak terbebas dari masalah dan senang. Namun, hal tersebut kurang baik apabila anak terlalu dini mendapat bantuan dari orang tua. Padahal sebenarnya anak bisa melakukannya sendiri. Hanya dengan senjatanya yakni menangis, kita langsung membantunya. Hal ini akan menyebabkan anak menjadi pribadi yang kurang baik dalam mencari problem solving. Dampaknya, ketika dewasa anak selalu mencari bantuan untuk menyelesaikan masalah. Ia tidak bisa memutuskan solusinya sendiri dan selalu mencari validasi dari orang lain.
Tidak terlibat dalam sosial anak terlalu jauh. Menemani anak untuk bermain memang menyenangkan. Anak dapat terpantau interaksinya dengan temannya dan terhindar dari hal yang diinginkan. Hal ini tidak menjadi masalah. Namun, orang tua harus memberikan kesempatan bagi anak untuk bersosial dengan temannya. Biarkan mereka bersosial sendiri tanpa ikut campur orang tua. Anak memiliki dunianya sendiri dan orang tua hanya perlu memantau. Hindari keterlibatan orang tua yang terlalu jauh dalam lingkungan sosial anak. Hal ini akan menjadikan anak tidak pemberani dan sosial skillnya kurang.
Tidak berharap terlalu tinggi. Memiliki anak dengan segudang prestasi dan hal baik memang menjadi impian banyak orang tua. Orang tua akan selalu mengusahakan yang terbaik untuk anaknya. Segala upaya baik fisik maupun finansial disiapkan untuk anak. Namun, kita sebagai orang tua kadang terlalu egois dan kurang memperhatikan kondisi anak. Anak menjadi tertekan dengan harapan orang tuanya. Padahal tidak selalu yang diinginkan orang tua sejalan dengan keinginan dan potensi anak. Sebagai orang tua, kita perlu lebih bijak lagi dalam menaruh harapan pada anak. Anak diberi kebebasan untuk mengembangkan potensinya bukan untuk menjadi juara. Anak perlu diajak diskusi agar orang tua tau apa yang diinginkan anak. Serta, jangan berharap terlalu tinggi pada anak. Cukup beri dukungan dan afirmasi positif pada anak. Untuk proses dan hasil biarkan anak yang menjalankan dengan enjoy.
Tidak membatasi aktivitas anak. Bagi anak, dunia memang sangat menakjubkan. Banyak hal yang ingin digapai dan dieksplore. Hal ini kadang membuat orang tua khawatir apabila anak beraktivitas di luar ruangan atau hal yang baru. Kekhawatiran ini menggiring anak untuk tidak mencoba sama sekali. Padahal anak bisa diberi peringatan dengan baik untuk berhati-hati dan dipantau oleh orang dewasa. Bukan langsung dilarang untuk mencobanya. Terkecuali memang hal yang berbahaya. Jika untuk hal-hal wajar biarkan anak untuk mencoba dan jangan lupa dipantau.
Tidak ada orang tua yang tidak sayang pada anaknya. Semuanya ingin anaknya baik-baik saja dan terhindar dari masalah serta memiliki prestasi atau kebanggaan bagi orang tuanya, Namun orang tua kadang lupa untuk memberi pengalaman pada anak yang harus dilakukan oleh anak sendiri. Tanpa campur tangan secara langsung oleh orang tua. Di sini orang tua perlu memberi kesempatan pada anak untuk mengeksplore dunianya. Menciptakan pengalaman baru untuk bekalnya di kemudian hari. Sebab suatu ketika anak harus bisa melakukan banyak hal sendiri tanpa keterlibatan orang tua. Hal ini bisa dimuali dengan orang tua yang menyayangi anaknya dengan memperhatikan rambu-rambu atau cara di atas.
-Alumni UIN Prof KH Saifuddin Zuhri Purwokerto