Oleh Muhammad Nur Faizi
Lembaga Pendidikan Ma’arif Nahdlatul Ulama PWNU Jawa Tengah mengadakan Pekan Olahraga dan Seni Ma’arif (Porsema) ke XII yang diikuti oleh seluruh siswa siswi MI/SD, MTs/SMP, hingga MA/SMA/SMK di wilayah Jawa Tengah. Kegiatan ini terselenggara dari tanggal 9 sampai 12 Februari 2023 dengan 23 cabang lomba yang terdiri dari 9 cabang olahraga dan 14 cabang seni. Kegiatan ini terselenggara sebagai wujud pengabdian LP Ma’arif NU PWNU Jawa Tengah untuk mengembangkan bibit unggul yang tersebar di berbagai lembaga pendidikan. LP Ma’arif NU PWNU Jawa Tengah menargetkan terciptanya generasi gemilang di masing-masing lembaga pendidikan.
Selain menggali potensi, LP Maarif Jawa Tengah juga ingin membangun semangat sportifitas dan persaudaraan antar lembaga pendidikan. Harapannya dengan acara seperti ini, seluruh elemen pendidikan dapat bekerjasama dan saling bantu mengatasi permasalahan pendidikan di negeri ini. Terlebih masalah semangat belajar siswa siswi yang naik turun, yang dengan acara Porsema XII dapat diketemukan solusinya bersama.
Bentuk Porsema XII yang menggerakkan banyak cabang lomba, juga menjadi inspirasi banyak pihak untuk mengembangkan potensi peserta didik dengan tidak berfokus di satu bidang saja. Kemampuan peserta didik yang beragam, dapat terwadahi dengan program lomba yang banyak. Dan tentunya kompetisi antar peserta didik, dapat memicu semua peserta untuk terus berkembang meningkatkan kemampuannya di jenis perlombaan tersebut.
- Iklan -
Peserta didik yang tidak terlalu fasih dalam urusan akademik, bisa berpartisipasi dalam cabang seni dan olahraga. Bidang seni merupakan muatan keindahan jiwa yang terlukiskan oleh manusia melalui dimensi tertentu. Dimensi seni ini sangat penting karena sisi lain manusia yang menginginkan keindahan yang nyata. Selain itu, bidang olahraga juga tidak kalah pentingnya untuk membentuk sistem tubuh yang sehat dan ideal. Sehingga dua bidang (baca: olahraga dan seni) adalah bagian penting yang ingin dikembangkan oleh LP Ma’arif NU PWNU Jawa Tengah melalui perlombaan.
Potensi Pengembangan Diri
Potensi pengembangan diri dalam acara Porsema adalah hal mutlak yang bisa terlaksana. Komunikasi serta tukar pikiran menjadi hal yang bisa dilakukan antar individu. Peserta didik dapat mengukur dirinya dengan melihat kemampuan dari peserta didik yang lain. Apabila terdapat kelemahan dalam diri, bisa segera terlihat dan secepatnya dapat diperbaiki.
Bapak atau ibu guru yang mendampingi siswa dalam acara Porsema juga bisa meninjau langsung kemampuan yang dimiliki oleh muridnya. Seberapa jauh peserta didik itu berkembang dan seberapa jauh kemampuan yang telah dikuasai. Semua data yang didapatkan oleh bapak dan ibu guru, akan menjadi bahan evaluasi untuk perkembangan murid kedepannya.
Dengan modal seperti itu, kekayaan pengalaman akan didapatkan oleh peserta didik. Sehingga wahana belajar mereka menjadi lebih luas. Belajar bagi peserta didik tidak hanya terfokus dalam ruang kelas saja, namun bisa juga dengan melakukan interaksi dengan peserta didik yang lainnya. Mereka bisa mempelajari langsung dan mengobservasi di lingkungan sekitar.
Lingkup pembelajaran yang luas inilah, yang sebenarnya dibutuhkan oleh peserta didik. Siswa siswi dapat memadukan pembelajaran yang ada di kelas dan pembelajaran yang ada di lapangan. Sehingga proses pembelajaran tidak terkesan monoton karena hanya berfokus pada satu tempat. Proses pembelajaran menjadi sangat luas dan guru menjadi sangat banyak dengan proses interaksi yang padat.
Pertahankan Acara Porsema
Potensi yang dimiliki oleh acara Porsema inilah yang harus digali secara dalam dan dipertahankan agar bakat yang dimiliki oleh siswa teraplikasikan secara sempurna. Proses asah kemampuan seperti kegiatan lomba ini, penting terlaksana untuk mengevaluasi hal-hal yang kurang terserap oleh peserta didik.
Selain itu, lomba Porsema juga bisa menjadi ajang promosi pendidikan karakter yang ditampilkan di lingkungan pendidikan. Porsema menjadi satu pintu yang akan memantik acara serupa untuk melakukan gerakan yang sama. Yaitu sama-sama memajukan pendidikan Indonesia. Sama-sama meningkatkan potensi dan keahlian dari peserta didik. Dan lebih dari itu, Porsema menjadi garda terdepan untuk membangun lingkup pendidikan yang menyenangkan.
Dengan banyaknya manfaat yang ditorehkan oleh Porsema, maka penting kiranya untuk menghadirkan acara seperti ini di waktu berikutnya. Tentunya elemen tambahan seperti perluasan jangkauan peserta dan banyaknya jenis perlombaan yang digelar juga dapat diperhitungkan di pagelaran selanjutnya. Lebih dari itu semua, Porsema bisa menjadi percontohan untuk hadirnya sistem pembelajaran yang menarik, untuk bisa diterapkan semua guru dalam kelas.
Guru bisa memadukan pelajaran dasar dengan kesenian ataupun olahraga. Sehingga membuat memori yang tidak mudah terlupakan oleh siswa. Sistem pembelajaran yang kreatif seperti ini juga bisa meningkatkan semangat siswa untuk belajar. Siswa akan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, sehingga dalam dirinya akan terus merasa haus ilmu pengetahuan. Hal seperti inilah yang menjadi inti dari acara Porsema, yaitu menjadi program penyemangat dalam belajar dan menjadi tempat evolusi proses pembelajaran kreatif.