Oleh Natasya Anisa Putri
Studi Islam memiliki makna bagian dari kajian keislaman dengan cakupan analisis pengetahuan agama dan kejadian dalam kehidupan beragama. Pendekatan secara umum diterapkan melalui berbagai disiplin keilmuan, baik yang sifatnya prinsip normatif maupun historis empiris. Berdasarkan metodologi kedua pendekatan tersebut adalah komponen yang tentunya begitu penting dalam kajian keislaman, seperti halnya pendekatan Islam pada segi normatif keagamaan yang harus dijangkau oleh kaum muslim dengan pendekatan tentang agama Islam yang merupakan lingkup kajian. Islam memberikan pelajaran akan kehidupan yang dinamis dan progresif, menghargai akal serta pikiran melalui ilmu pengetahuan dan tekhnologi, menyikapi dengan seimbang dalam memenuhi kebutuhan material dan spiritual bersamaan dengan mengembangkan kepeduliaan sosial, menghargai waktu, bersikap terbuka, demokratis, berorientasi pada kualitas, sederajat, hubungan kerja sama, anti penguasaan pada sistem sosial politik, mencintai keterbukaan, mengutamakan kebersamaan, berakhlak mulia, serta sikap-sikap positif lainnya yang dapat diterapkan.
Untuk Metodologi Studi Islam sendiri merupakan sebuah metode atau usaha dengan pemikiran terbuka dan sistematis untuk mengetahui, mencermati serta membahas secara detail mengenai perihal yang berhubungan dengan agama Islam, baik hubungan pada ajaran, sejarah maupun praktik-praktik pelaksanaannya secara nyata dalam kehidupan sehari-hari disepanjang prosesnya. Pada Metodologi Studi Islam terdapat istilah-istilah diantaranya adalah pertama ada paradigma yang secara etimologis memiliki arti sebuah model teori ilmu pengetahuan atau kerangka berpikir. Dalam tradisi Islam, sebagaimana dibahas dalam ushul fiqih, ada dua garis besar ilmu, yaitu ilmu makhluk yang berarti ilmu dengan sumber dari hasil analisis dan penelitian bersifat semetara. Dan ada ilmu Allah Ta’ala yaitu ilmu yang bersumber dari al-quran dan hadis dengan sifat yang kekal/abadi.
Kemudian istilah kedua ada pendekatan sederhananya pendekatan studi Islam adalah cara pandang seseorang dalam memandang agama Islam yang selanjutnya bisa digunakan untuk memahami Islam itu sendiri. Dalam istilah pendekatan ini terdapat beberapa sudut pandang yang digunkan masyarakat untuk mengartikan agama Islam diantaranya dari sudut pandang filosofis yaitu dalam memahami islam dilakukan cara mencari jawaban atas hakikat segala sesuatu atau mencari hikmah akan sesuatu yang berada dibalik objek, pendekatan ini lebih ditekankan kepada pendalaman terlebih dahulu segala sesuatu mengenai Islam. Lalu dari sudut pandang antropologis dimana lebih menekankan pada pengkajian terhadap manusia dan budayanya. Yang bertujuan akan lebih mengetahui sifat fisik dan sifat budaya manusia sederhananya pendekatan ini lebih kepada upaya memahami agama dengan cara memandang wujud praktik keagamaan yang tumbuh serta berkembang dalam masyarakat.
- Iklan -
Kemudian dari sudut pandang sosiologis dimana cenderung melihat masalah-masalah sosial yang ada disekitar. Sudut pandang ini lebih menekankan untuk memahami orang-orang sekitar sehingga dapat menemukan solusi keberagamaan didalamnya. Selanjutnya sudut pandang historis dalam memahami Islam yaitu dengan mengkaji sejarah islam itu sendiri. Ketiga ada istilah Metodologi, menurut bahasa atau etimologi metode berasal dari bahasa Yunani yaitu meta yang berarti sepanjang dan hodos yang berarti jalan. Jadi, metode merupakan suatu ilmu mengenai cara atau langkah-langkah yang harus di tempuh pada suatu disiplin tertentu untuk mencapai tujuan itu sendiri.
Selanjutnya ada Ruang Lingkup Metodologi Studi Islam dimana Agama sebagai sasaran kajian dapat dikategorikan menjadi tiga, yaitu agama sebagai doktrin dari tuhan yang berarti doktrin akan muncul ketika manusia berpikir tuhan itu ada sebagai simbol perlindungan. Kemudian ada agama sebagai Interaksi Sosial dimana artinya akan terjadi dinamika & struktur masyarakat yang dibentuk oleh agama. Serta agama sebagai gejala budaya yang secara tidak langsung akan berpengaruh erat terhadap sikap masyarakat pemeluk agama terhadap doktrin yang ada.
Kemudian dalam Metodologi Studi Islam terdapat sebuah urgensi dimana seiring berkembangnya zaman, agama lantas tidak hanya berfungsi sebagai penegasan terhadap doktrin semata namun agama juga harus mampu dipelajari secara akademik. Urgensi studi Islam dapat dipahami dengan 3 kondisi yaitu munculnya perbedaan pandangan antara insider dan outsider yang memerlukan jalan tengah, insider tersebut adalah para pengkaji agama yang berasal dari agamanya sendiri (orang dalam).
Sedangkan outsider adalah para pengkaji non-muslim yang mempelajari agama Islam dan menafsirkannya kedalam berbagai analisis dan pembacaan menggunakan metodologi tertentu (orang luar). Kondisi yang kedua yaitu kondisi umat Islam yang saat ini berada dalam problematik memiliki arti bahwa umat Islam berada dalam posisi yang terpinggirkan dan lemah dalam berbagai aspek kehidupan, sementara di sisi lain dunia terus berkembang dengan modernisasinya.
Dengan kondisi tersebut, umat Islam dituntut untuk melakukan pergerakan pola pemikiran yang diharapkan dapat mencetuskan konsep serta gagasan yang cemerlang agar mampu bersaing dengan perkembangan globalisasi. Kondisi yang ketiga yaitu umat manusia dan peradabannya berada dalam suasana problematis berarti pesatnya perkembangan serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern telah membuka era baru dalam perkembangan budaya dan peradaban umat manusia. Pada suasana seperti ini, tentunya umat manusia memerlukan aturan, nilai, dan norma serta pegangan hidup yang universal dan diakui atau diterima oleh semua bangsa, untuk terciptanya kemakmuran dan kesejahteraan hidup umat manusia.
-Mahasiswi Program Studi Hukum Ekonomi Syariah, Fakultas Syariah, UIN Raden Mas Said Surakarta