Oleh Hilal Mulki Putra
Dalam masa pandemi kali ini coba kita tanyakan kembali seberapa jauh kualitas pendidikan kita berkembang sedemikian rupa, apakah sistem pendidikan kita mengalami perkembangan atau malah mengalami penurunan. Dalam realitanya bersekolah daring menjadikan keseharian bagi guru sebagai pendidik, siswa sebagai yang didik dan orang tua siswa juga sebagai pendidik sangat terasakan sekali.
Tetapi apakah bisa dalam situasi proses bersekolah atau pembelajaran daring dalam kondsisi pandemi kali ini dapat menjadikan siswa sebaga harapan bagi daerahnya. Nah dalam esai kali ini akan kita bahas secara bersama-sama yang pastinya didalam tulisan ini penulis tuangkan dengan penelitian ilmiah secara langsung di lapangan.
Dalam keseharian penulis menjadi seorang tenaga pendidik di salah satu Madrasah Ibtidaiyah di sebuah desa menjadikan penulis melihat secara langsung bagaimana proses dan hasil pembelajaran yang telah diperoleh oleh para siswa meliputi, metode, materi hingga tahap penilaian dan pastinya evaluasi.
- Iklan -
Banyak orang tua yang tak puas dengan cara belajar daring yang diberikan oleh guru dan dilakukan oleh para buah hati kesayangan mereka yang bertindak sebagai siswa. Para siswa kebanyakan hanya diberikan tugas dan si guru hanya bisa menyampaikan materi dengan efektif lewat pertemuan di rumah si guru atau siswa atau yang sering disebut dengan home visit, hal ini harusnya menjadi sebuah perhatian bersama agar materi yang disalurkan oleh guru dapat dimengerti dengan baik oleh para siswa.
Mau tidak mau suka tidak suka para guru, siswa dan wali siswa harus menerima proses pembelajaran daring yang berlangsung walaupun proses dan hasil yang didapat tidak seoptimal dengan mendapatkan nateri didalam kelas dikarenakan keterbatasan enntah itu komunikas, pemahaman hingga fasilitas.
Memang benar kita memiliki kearifan lokal sendiri dalam hal pembelajaran yang tidak bisa kiblatkan kepada system pembelajaran barat. Tetapi tidak ada salahnya kok kita juga mencontoh model pembelajaran dari barat. Pertanyaannya sekarang mau apa tidak dan konsepnya seperti apa dulu.
Berbicara tentang konsep pastinya penting sebelum kita kreasikan dalam sistem pembelajaran yang akan dilakukan, dalam pengalaman penulis sendiri pembelajaran secara daring tidak selamanya malah dianggap kendala tetapi harus juga dianggap sebagai fasilitas yang memungkinkan agar para siswa dan guru dapat melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar walaupun tidak dapat bertemu secara tatap muka.
Belajar Daring itu keuntungan atau kerugian?
Berbicara tentang keuntungan atau kerugian memnag kita harus bedah dahulu secara bersama-sama. Memang dalam realitanya dalam pengalaman penulis sendiri pembelajaran lewat smartphone atau barang elektronik lainnya menjadikan guru dan siswa ada pembatas atau sikap yang menghalangi ingin interaksi secara langsu dalam KBM yang sesungguhnya.
Tetapi sekat tersebut tidak menjadikan kita langsung pasrah atau menerima, harusnya menjadikan kita sebagai pendidik anak, murid, adik ataupun keluarga yang lain agar tetap menerima hak dan kewajiban yang harus dilakukan dalam menjadi seorang siswa dari suatu sekolah atau madrasah.
Kita dapat pula berinovasi membuat video-video menarik tentang pembelajaran agar dikemas lebih menarik tetapi kadang ada beberapa kecemasan karena nantinya berimbas dengan penggunaan kuota internet yang digunakan oleh para siswa yang pastinya kuotanya dibelikan oleh para orang tua mereka.
Dalam pandangan penulis sendiri hal tersebut malah masuk ke kerugian bagi seorang murid sehingga akhirnya siswa tidak maksimal dalam memperoleh informasi sesuai materi yang disampaikan oleh guru. Dalam pengamatan dan penelitian yang dilakukan oleh penulis sendiri di lingkungan Madrasah yang penulis ampu, memang problem merancang metode pembelajaran yang bisa dikemas menarik, menyenagkan dan dapat memahamkan.
Tetapi hingga saat ini untuk beberapa guru belum bisa menentukan menyimpulan metode apa yang harus ditentukan agar proses pembelajaran secara daring lebih jelas dalam pemahamnan dan penyampaian materi. Tetapi walaupun telah menilik beberapa kekurangan bahkan bisa disebut kerugian tidak serta merta kita mengesamping keuntukngan atau kelebihan dari sistem belajar daring ini. Salah satu kelebihannya yang akan saya tulis lebih dalam adalah mengajarkan agar kita sebagai pendidik ataupun malah yang didik agar lebih mensyukuri tetap dapat mencari dan menerima ilmu pengetahuan walaupun dengan cara yang mungkin bisa dibilang lebih modern atau orang awam seperti penulis yang pertama kali mengalami bisa dibilang agak ruwet.
Membentuk Karakter Siswa
Dalam pandangan penulis sendiri memaksakan materi dikala pandemi covid kali ini memang bukan menjadi hal yang wajib bagi guru tetapi malah harusnya kita sebagai tenaga pendidik atau fasilitator mulai mengarahkan minat dan bakat siswa agar bakat dan minatnya juga dapat lebih berkembang walaupun akhirnya menjadikan ketercapaian kurikulum sebagai nomer selnajutnya.
Mengapa penulis berpandangan demikian karena mungkin saja siswa telah mengalami frustasi, stress hingga depresi dikarenakan menumpuknya tugas Sehingga memungkin kita sebagai tenaga pendidik untuk merefresh pikiran peserta didik dengan hal yang lebih menyenangkan dan lebih mengasah karakter siswa dan bakat minat siswa dengan dikemas dalam konsep pembelajaran.
Karakter yang ingin dibentuk seperti tolong menolong dalam masa pandemi sehingga menjadikan siswa memiliki sifat simpati, empati dan solidaritas kepada sesama makhluk hidup. Minat dan bakat yang ingin kita juga ingin kembangkan adalah seperti cita-cita mereka yang akan kita arahkan walaupun terkendala jarak dan waktu tetapi tetap kita salurkan dengan memberikan video-video tutorial yang dapat dipilih siswa beserta dengan metode dan prosedurnya.
Kebijakan pemerintah mendukung atau menurunkan kualitas pendidikan? Beberapa kebijakan pemerintah yang mendukung tentang pembelajaran jarak jauh adalah menyediakan progam pembelajaran seperti lewat progam pembelajaran di salah satu saluran televise nasional yang memang dilihat dari aspek kelebihan memang hadi sebagai fasilitas yang baik tetapi dari pandangan penulis sendiri hal tersebut memnag belum menjadi 100% solusi untuk saat ini, penulis sendiri lewat esai ini memberikan apresiasi pemerintah dalam penyediaan fasilitas pendidikan dalam masa pandemi ini seperti, bantuan paket internet gratis bagi para guru dan siswa serta penyediaan saluran pendidikan di salah satu stasiun televisi. Tetapi sebagai warga negara bukankan selain apresiasi kita juga memberikan saran dan kritik kepada pemerintah yang bersifat membangun karena dalam pandangan penulis sendiri pembagian paketan gratis kepada semua peserta didik tidak menjadikan solusi karena bisa saja malah menjadikan pembodohan yang seharusnya subsidi kuota tersebut dijadikan media pembelajaran malah dipergunakan untuk yang tidak seharusnya yang efeknya berimbas buruk kepada peserta didik.
Terus apakah solusi untuk pendidikan kita di masa pandemi kali ini. Dalam pandangan penulis sendiri kita sebagai pendidik bisa bekerja sama kepada pemerintah desa atau daerah setempat untuk membangkitkan semangat literasi pendidikan yang proses pembelajarannya dapat dikemas dengan desain kegiatan yang interaktif, sehingga walaupun daring para peserta didik dapat tetap mengasah, mencari dan menemukan minat dan bakat mereka sesuai dengan kelebihan masing-masing walaupun dalam daring ini tidak bisa terlalu dipaksakan dengan menjadikan hasil 100% menjadi hal yang wajib.
Terkait dengan kondisi pandemi covid-19 kali ini memang belum bisa dipaksakan untuk melakasanakan proses pembelajaran tatap muka mengingat kesehatan para peserta didik menjadi hal yang paling utama tanpa engesampingkan kualitas pendidikan yang harus diterima oleh mereka. Menurut Andrian Gandhi Wijanarko, implementasi pembelajaran secara daring melalui konsep pembelajaran tematik harus didesain dengan pendekatan saintifik. Artinya, apapun kondisinya jika pendekatan yang dilakukan dengan saintifik maka siswa tetap berpikir kritis dalam dalam yang dilakukannya karena pada dasarnya tematik itu menghilangkan tumpeng tindih.
Penulis menangkap lewat desain pembelaran tematik ini dalam kondisi pembelajaran daroing ini bertujuan agar siswa tetap dapat memusatkan perhatiannya pada satu tema atau topik tertentu, siswa tetap dapat mempelajari pengetahuan dan mengembangkan kompetensi mata pelajaran dalam tema yang sama dan siswa dapat memiliki pemahaman terhadap materi pelajaran yang lebih mendalam dan berkesan.
Siswa sebagai Generasi Emas Desa
Dalam benak penulis sebagai fasilitator para siswa yang penulis jadikan sebagai tempat mengabdi mendapati bahwasannya para siswa MI bisa memiliki kesempatan agar dapat menjadi generasi selanjutnya yang dapat menjadi angin segar dan secercah harapan untuk masyarakat desa terlebih masyarakat desa di lingkungan penulis sendiri.
Dikarenakan beragamnya cita-cita , minat dan bakat para peserta didik di Madrasah Ibtidaiyah desa kami akan dapat menjadikan desa ini lebih bernuansa beragam, indah dan pastinya bisa membawa kemajuan bagi desa kami. Tujuan kami juga diperkuat dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 pasal 3 tersebut dinyatakan bahwa “Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab” (dalam Salahudin dan Irwanto Alkrienciehie, 2013).
Dalam UU Nomor 20 tahun 2003 di sebutkan bahwa “setiap warga negara berhak mendapat kesempatan meningkatkan pendidikan sepanjang hayat. Setiap warga negara yang berusia tujuh sampaii dengan lima belas tahun wajib mengikuti pendidikan dasar. Setiap warga negara bertanggung jawab terhadap keberlangsungan penyelenggaraan pendidikan.”
Pentingnya pendidikan karakter menjadi masalah serius yang harus segera ditangani, karena pendidikan karakter merupakan kekuatan suatu bangsa. Implementasi dan kebijakan pendidikan berbasis karakter di sekolah merupakan langkah yang tepat dan strategis untuk membangun bangsa. Nilai-nilai luhur dapat bersumber dari kearifan lokal yang ada, nilai-nilai kebijaksanaan untuk mewujudkan cita-cita bangsa secara lahiriah dan batiniah (Muazimah, Wahyuni, 2020).
Generasi emas desa menjadi harapan bagi sekalian guru di madrasah yang kami gunakan sebagai tempat pengabdian sehingga dukungan semua masyarakat tokoh hingga orang tua sangat kami perlukan agar tujuan yang mulia ini dapat kita wujudkan secara bersama-sama.
– Penulis adalah Mahasiswa STAINU Temanggung.