Oleh Hamidulloh Ibda
Ungkapan legendaris Julius Caesar, Veni, vidi, vici (aku datang, aku melihat, aku menaklukkan) pernah menggema di medan sejarah dunia. Kalimat singkat itu bukan sekadar retorika, tetapi penanda atas kemenangan yang cepat, gemilang, dan penuh keyakinan. Pada 10-13 September 2025, semangat serupa akan menemukan gaungnya kembali di Wonosobo, Jawa Tengah, melalui ajang Pekan Olahraga dan Seni Ma’arif (Porsema) XIII Lembaga Pendidikan Ma’arif NU PWNU Jawa Tengah tahun 2025.
Porsema XIII akan berlangsung pada 10–13 September 2025 di Kabupaten Wonosobo. Gelaran ini menghadirkan 5.577 peserta, didampingi 1.794 official, serta lebih dari 4.000 partisipan yang akan menyemarakkan pesta olahraga dan seni terbesar di lingkungan Ma’arif Jawa Tengah. Porsema bukan sekadar lomba. Ia adalah pertemuan energi, perjumpaan semangat, dan ajang pembuktian bahwa kader Ma’arif mampu berkompetisi dengan menjunjung tinggi sportivitas, kreativitas, sekaligus nilai religiusitas.
Ajang ini dipastikan semakin meriah dengan hadirnya tokoh nasional dan daerah. Menteri Agama RI Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, Gubernur Jawa Tengah Komjen Pol (Purn) Drs. Ahmad Luthfi, serta Kepala Kanwil Kemenag Jateng H. Saiful Mujab dijadwalkan menghadiri pembukaan Porsema XIII. Kehadiran mereka menjadi simbol pengakuan bahwa Porsema adalah perhelatan strategis yang menyiapkan generasi muda unggul, berdaya saing, dan berkarakter.
- Iklan -
Ajang Olahraga dan Seni
Porsema XIII hadir bukan sekadar sebagai arena kompetisi, melainkan juga panggung luas bagi para kader Ma’arif untuk mengekspresikan potensi terbaiknya. Ajang ini dibangun di atas dua sayap utama: olahraga dan seni.
Di bidang olahraga, peserta akan menunjukkan ketangkasan, kecepatan, dan kerja sama tim melalui beragam cabang mulai dari catur, lari jarak jauh dan sprint, hingga tenis meja beregu dan bulutangkis. Semangat kolektif juga hadir lewat cabang bola voli, futsal, dan sepak takraw, yang menuntut kekompakan dan strategi lapangan. Tidak ketinggalan, Senam Nahdlatul Ulama (SNU), lompat jauh, dan basket menjadi wadah untuk memperlihatkan kekuatan fisik sekaligus ketahanan mental.
Sementara itu, ranah seni menjadi ruang kreativitas tanpa batas. Dari pencak silat NU Pagar Nusa Seni Wiraloka yang menampilkan keindahan gerak tradisi, hingga debat bahasa Inggris dan Arab yang melatih daya pikir kritis serta kemampuan berbahasa global. Seni rupa dan literasi hadir lewat kaligrafi, desain poster digital, serta penulisan biografi kiai lokal. Spirit religius diperkaya melalui Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ), puisi religi, qasidah, dan rebana.
Keterampilan berorasi diasah lewat berbagai cabang pidato dalam empat bahasa: Inggris, Arab, Indonesia, dan Jawa, termasuk kategori khusus pidato empat bahasa sekaligus. Generasi digital pun diberi ruang melalui film dokumenter NU dan video reportase kegiatan, yang merekam realitas dengan perspektif muda. Sebagai penutup, festival talenta PDBK menunjukkan bahwa Porsema XIII adalah rumah inklusi, tempat setiap potensi anak bangsa dihargai dan diberi kesempatan.
Junjung Tinggi Sportivitas
Lebih dari sekadar meraih medali atau piala, Porsema XIII menanamkan nilai sportivitas sebagai roh utama kompetisi. Spirit ini menegaskan bahwa kemenangan tidak hanya diukur dari jumlah poin atau gelar juara, melainkan dari kemampuan peserta untuk menjaga kejujuran, menghargai lawan, dan menerima hasil dengan lapang dada. Setiap pertandingan menjadi ruang pendidikan karakter, tempat peserta ditempa untuk berani bersaing tanpa mengorbankan etika dan akhlak.
Sportivitas juga tercermin dalam semangat kebersamaan di luar arena. Para peserta dari berbagai daerah dan latar belakang tidak hanya hadir sebagai rival, melainkan juga sebagai saudara dalam satu keluarga besar Ma’arif NU. Dari sinilah nilai ukhuwah ditumbuhkan bahwa meskipun berbeda dalam tim dan posisi, mereka tetap menyatu dalam cita-cita yang sama: membangun generasi yang sehat jasmani, kuat rohani, dan berdaya saing.
Lebih jauh, sportivitas di Porsema XIII diharapkan menjadi teladan bagi dunia pendidikan dan masyarakat luas. Ketika siswa, guru, dan official menunjukkan perilaku sportif, mereka sedang mengirim pesan bahwa pendidikan sejati bukan hanya mengasah kecerdasan otak, tetapi juga membentuk watak mulia. Dengan cara inilah, Porsema XIII tidak sekadar melahirkan juara di arena lomba, tetapi juga membentuk manusia unggul yang siap menaklukkan tantangan kehidupan dengan jiwa besar.
Veni, Vidi, Vici
Sebagaimana Caesar mengukir kemenangan dalam sejarahnya, peserta Porsema XIII pun hadir bukan sekadar untuk bertanding, melainkan untuk menaklukkan tantangan diri sendiri, menjalin persaudaraan, dan mengibarkan semangat Ma’arif NU di kancah yang lebih luas.
Porsema XIII adalah panggung kolektif di mana ribuan anak bangsa menyatakan tiga manifesto. Pertama, Veni — Kami datang, dengan niat suci dan semangat tinggi. Kedua, Vidi — Kami melihat, belajar, dan memahami makna kompetisi sehat. Ketiga, Vici — Kami menaklukkan, bukan lawan, melainkan keterbatasan diri untuk meraih prestasi terbaik.
Porsema XIII bukan hanya tentang siapa yang tercepat, terkuat, atau terampil dalam berkesenian. Lebih dari itu, ajang ini adalah ruang pembelajaran bersama, tempat nilai-nilai Ma’arif NU ditanamkan dan dipraktikkan melalui kompetisi yang sehat. Dari setiap gerak olahraga hingga bait seni yang ditampilkan, tersimpan pesan bahwa generasi muda harus siap berkontribusi bagi bangsa dengan jiwa yang sportif, kreatif, dan religius.
Dengan semangat Veni, vidi, vici, Porsema XIII di Wonosobo akan menjadi catatan sejarah baru bahwa kader Ma’arif NU mampu hadir, melihat, dan menaklukkan bukan dengan kekerasan, melainkan dengan prestasi, persaudaraan, dan pengabdian. Dari sinilah, gema Porsema XIII akan melampaui batas arena lomba, menjadi inspirasi untuk membangun peradaban yang unggul, inklusif, dan bermartabat.
Dari Wonosobo, Porsema XIII menggemakan pesan bahwa olahraga dan seni bisa menjadi jalan kemenangan yang elegan, penuh makna, dan membawa maslahat. Begitu!
-Dr. Hamidulloh Ibda, M.Pd., Koordinator Juri Lomba Seni, Koordinator Tim Media, dan Panitia Pekan Olahraga dan Seni Ma’arif (Porsema) XIII Lembaga Pendidikan Ma’arif NU PWNU Jawa Tengah tahun 2025



