TANAH BATUPUTIH
Inilah tanah kami,
tanah yang kini merindukan
gerak cangkul para petani.
Dahulu, tanah kami selalu
menunggu kedatanganmu;
memberikan sentuhan basah
pada mekar padi kehidupan.
Kebahagiaan kami
terbuat dari hal-hal sederhana,
semisal dijauhkan dari hama,
hingga memeluk hangat jerami bersama-sama.
- Iklan -
Inilah tanah kami,
yang kini nyaris makin sempit
seperti kesejahteraan.
Yogyakarta, 2025
KENANGAN SEDERHANA UNTUK SATU TAHUN KEPERGIANNYA
— Joko Pinurbo
Setelah satu tahun
ia pergi entah kemana,
kami hanya bisa mengenang
celana buatannya.
Dengan warna senja,
bermotif bunga randu,
akhirnya kami jadi tahu;
bahwa pulang dan rindu
cukup susah diajak bersatu.
Tapi akan selalu kami
sempatkan ke angkringan,
tempat menertawakan
kemiskinan kami sendiri.
Barangkali, itulah cara kami
mengenangmu,
selagi belum bisa bertemu.
Yogyakarta, 2025
PENGAKUAN
Masih setia kau menunggu mataku,
mata yang kini lebih lekat
menatap layar candu.
Selalu kau berikan,
sebuah keistimewaan padaku
setiap waktu, dan setiap perjumpaan.
Kuakui, ini adalah kegagalanku
dalam mencintaimu; surga dunia
yang tercipta dari susunan kata-kata.
Maka, maafkan jika sejak dulu
aku hanya menjadikanmu
sekadar kebutuhan
atau teman dalam kesendirian.
Kini aku merindukanmu kembali,
dan ingin merasakan
segala hal yang belum kukenali.
Yogyakarta, 2024
PENDAKIAN
Entah berapa jauh,
jarak yang mesti kutempuh,
agar sampai pada kantung matamu?
Mata yang menyimpan ketenangan
dan mampu membuat lupa
pada segala keluhan dan kelelahan.
Meski jalan ini penuh tanjakan,
akan terus kulewati
dengan bekal ketabahan hati.
Kerena pendakianku,
adalah pendakian rindu;
menuju kantung matamu.
Yogyakarta, 2024
MEDITASI
Jika kepedihan dan kenangan
tumbuh dari rahim waktu yang sama,
maka, untuk apa kita berada di sini,
membiarkan luka mekar
lebih lama?
Musim telah memberi tanda,
bagi setiap yang akan tumbuh
pun juga yang akan gugur
meninggalkan getah.
Sedang aku selalu menunggu,
akhir dari segala waktu
semata, agar kesedihan kita
bisa terasa sama rata.
Yogyakarta, 2024
Agus Widiey, lahir di Sumenep 17 Mei. Mahasiswa Filsafat UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta. Tulisannya tersebar diberbagai media, baik lokal maupun nasional. Antara lain: Kompas, Tempo, Suara Merdeka, Kedaulatan Rakyat, Pikiran Rakyat, Rakyat Sultra, Riau Pos, Majalah Kandaga, Majalah Pakubasa, Majalah Karas dll. Pernah menjuarai lomba cipta puisi yang diselenggarakan Majelis Sastra Bandung (2021) Saat ini bermukim di Yogyakarta.