Oleh: Inayatun Najikah
Buku yang berjudul Konspirasi ini diterbitkan oleh Penerbit Kakatua pada tahun 2024 untuk edisi yang pertama. Ia merupakan esai-esai penting milik Marchiavelli dalam Discourse on Livy yang diterjemahkan oleh Renanda Yafi Atolah. Hadirnya buku ini untuk membahas sifat-sifat dari konspirasi itu sendiri. Didalamnya berisi segala hal mengenai konspirasi terhadap penguasa, penyebabnya, metodenya, bahayanya, sampai cara menumpasnya.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mengartikan konspirasi sebagai komplotan atau persekongkolan. Dimana yang dimaksudkan adalah tindakan atau rencana rahasia yang dilakukan oleh dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan tertentu, seringkali ilegal atau berbahaya. Pada salah satu kalimat yang terdapat pada bagian pendahuluan, disebutkan bahwa konspirasi itu sangat penting dan berbahaya dibandingkan perang terbuka karena lebih banyak penguasa kehilangan nyawa dan kekuasaan mereka.
Buku yang memiliki ketebalan 74 halaman ini menawarkan berbagai konsep konspirasi lengkap dengan contoh yang pernah terjadi. Beberapa judulnya antara lain; konspirasi oleh satu orang, konspirasi oleh beberapa orang, konspirasi oleh orang-orang lemah dan kuat, hingga konspirasi yang ditujukan terhadap lebih dari satu penguasa. Meski begitu, dalam buku ini juga menjabarkan tentang bahaya setelah adanya konspirasi dan taktik dalam menumpas konspirasi itu sendiri.
Menurut penulis, konspirasi itu dirancang oleh orang-orang yang memiliki kedudukan atau orang-orang yang dekat dengan penguasa. Karena tanpa hal tersebut tampaknya sangat mustahil konspirasi akan berhasil, kecuali mereka yang melakukannya adalah benar-benar gila. Pada esai yang diberi judul Konspirasi oleh orang-orang lemah, penulis mengatakan jika orang tanpa kekuasaan tidak bisa mendapatkan siapapun yang akan tetap setia kepada mereka, karena tidak ada yang bisa setuju melakukan apa yang mereka inginkan tanpa imbalan untuk mengambil resiko besar. (hal 9)
Kasus Perennis terhadap Commodus, Plautianus terhadap Severus, dan Sejanus terhadap Tiberius adalah beberapa contoh kasus konspirasi yang dilakukan oleh orang-orang kuat. Mereka telah diberikan kekayaan, kehormatan, dan gelar sedemikian rupa sehingga tidak ada yang kurang untuk melengkapi kekuasaan mereka, kecuali gelar kekaisaran itu sendiri. Namun karena kurangnya hal ini, mereka menjadi tidak puas dan terdorong melakukan konspirasi untuk merebut hal tersebut. Meski berakhir dengan hasil yang sesuai dengan ketidakbersyukuan mereka. (hal 11)
Selain banyak contoh konspirasi yang dijabarkan pada masing-masing judulnya, ada juga bahaya setelah konspirasi yang perlu diketahui. Menurut penulis, hanya ada satu bahaya setelah terjadinya konspirasi itu. Yaitu kemungkinan seseorang yang masih hidup akan membalas dendam atas kematian sang penguasa. Bisa jadi mereka masih ada ikatan saudara, anak atau bahkan pendukung yang diharapkan untuk melanjutkan kepemimpinannya. Namun dari bahaya yang mungkin terjadi itu, tidak ada yang lebih tak terhindarkan atau lebih ditakuti daripada ketika rakyat memiliki kecondongan yang baik terhadap penguasa. Karena tak dipungkiri, kekuasaan yang sebenarnya adalah pada rakyatnya. (hal 56)
Karena memiliki halaman yang tak begitu tebal dan juga per masing-masing judulnya hanya membahas inti dari apa yang hendak disampaikan, kiranya buku ini sangat pas untuk menemani dikala waktu santai. Selain itu, kehadiran buku ini menjadi sebuah wawasan dan informasi baru yang kita ketahui tentang konspirasi dan segala yang berkaitan dengannya. Selamat membaca.
Judul : Konspirasi
Penerjemah : Renanda Yafi Atolah
Penerbit : Kakatua
Tebal : 74 Halaman
Tahun Terbit : 2024
ISBN : 978-623-84761-4-5