Oleh : Inayatun Najikah
Siapa yang tidak mengenal Rumi. Seorang tokoh yang lekat dengan syair-syair sufistiknya. Rumi dikenal sebagai pendiri Madzhab cinta. Rumi dan cinta adalah dua hal yang selalu melekat. Banyak yang mengagumi keindahan syair-syair Rumi terutama karena kedalaman maknanya. Dan salah satu buku yang mengkaji syair-syair Maulana Jalaluddin Rumi adalah buku karya Afifah Ahmad yang berjudul Kitab Cinta dan Ayat-ayat Sufistik ini.
Buku ini diterbitkan oleh Afkaruna.id pada tahun 2021 yang memiliki ketebalan 223 halaman. Didalamnya tersaji enam bagian. Keenam bagian tersebut adalah Konsep Cinta dan Manusia; Perempuan dan Kesetaraan; Etika Sosial, Toleransi, dan Perdamaian; Beribadah dengan Bahagia; Rumi dan Karya-karya yang Membersamainya; serta Album Puisi Rumi.
Memilih judul buku dengan kata “ngaji” lantaran berdasar dari pengalaman penulis mengikuti berbagai kelas Rumi dengan metode klasik ala pesantren, yaitu Sorogan (membaca dan membahas baris demi baris matan kitab). Oleh karenanya penulis berharap buku ini mampu menjadi langkah awal para pembaca dalam mengenal keluasan makna syair-syair Rumi.
Afifah Ahmad, seorang perempuan kelahiran Semarang yang saat ini berdomisili di Teheren, menjadikan kitab Tafsir Matsnawi Ma’nawi karya Karim Zamani sebagai rujukan utama dalam penyusunan buku ini. Tidak hanya syair yang berasal dari kitab Rumi yang berjudul Matsnawi Ma’nawi tersebut, tetapi juga dari Divan e-Syams, dan Divan e-Kabir.
- Iklan -
Ngaji Rumi dalam buku ini berisi keindahan cinta dan kemanusiaan berikut dimensi-dimensinya. Bahkan pada bab awal kita akan melihat proses perjalanan mengenal cinta dari seorang Jalaluddin Rumi. Bagi Rumi cinta itu tidak dapat didefinisikan. Seindah apapun bahasa yang digunakan untuk mendefinisikan cinta, tetap akan mengalami keterbatasan. Rumi juga menjelaskan bahwa semesta ini tercipta karena cinta. Cinta merupakan Anugerah Tuhan. (halaman 31)
Tuhan, Engkaulah yang menyalakan api cinta di dunia
Hingga semestaku menjadi manis dan penuh suka cita
(Rumi, Divan-e Syams, puisi 99, baris 13)
Ramadan telah tiba dan kita sambut hari raya
Gembok itu telah hadir bersama kuncinya
Saat mulut terkunci, terbukalah penglihatan
Lalu cahaya memancar dalam diri kita
Ramadan tiba tuk berkhidmat pada hati
Dan bersama kita sang penawar hati
(Rumi, Divan-e Syams, puisi ke-370)
Satu penggalan dari banyak syair yang tercatat pada buku ini. Dimana syair tersebut merupakan ekspresi kebahagiaan Rumi dalam menyambut datangnya bulan Ramadan. Rumi menggambarkan puasa sebagai band-e dahan atau penutup mulut. Maknanya, saat sedang berpuasa, kita tidak hanya menjaga mulut dari makan dan minum, tetapi juga mengontrol pembicaraan kita agar tidak menyakiti perasaan orang lain. (halaman 140)
Inilah buku yang pas sekaligus memikat. Meski dengan pelan-pelan kita menyerap makna yang terkandung didalamnya, namun disanalah letak kenikmatannya. Kita tak perlu tergopoh-gopoh untuk segera menuntaskan. Karena perjalanan cinta akan mengantarkan kita pada kemuliaan. Maka selamat membaca.
Judul : Ngaji Rumi ; Kitab Cinta dan Ayat-ayat Sufistik
Penulis : Afifah Ahmad
Penerbit : Afkaruna.id
Tebal : 223 Halaman
Tahun Terbit : 2021
ISBN : 978-623-93728-7-3