Oleh Hamidulloh Ibda
Lucu, geli, ngakak, ngedap-ngedapi, bahkan terharu. Ya, begitu kira-kira ilustrasi perasaan hati saya ketika pendidikan dan pelatihan Gerakan Literasi Ma’arif (GLM) Ramadan zona 4 yang terlaksana di Saung Pondok Pesantren Karang Santri Bendosari, Bandunggede, Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung, Senin (17/3/2025) kemarin.
Perasaan itu muncul ketika ada santri Pondok Pesantren Karang Santri bernama Fatchul Qalib bertanya kepada narasumber dalam agenda Gerakan Literasi Ma’arif (GLM) Ramadan zona 4. “Di mana lokasi kantor pusat GLM?” demikian tanyanya.
Saya pun yang berposisi di luar forum langsung ngakak meski tidak di lokasi. Sebab, Gerakan Literasi Ma’arif (GLM) Ramadan bukan organisasi masyarakat, namun ini bagian dari program GLM Plus Lembaga Pendidikan Ma’arif NU PWNU Jawa Tengah periode 2024-2029 yang terlaksana tahun pertama ini.
- Iklan -
Awalnya, Kang Qalib si santri tersebut memang cengengesan, namun ia tampak serius ketika mengajukan sejumlah pertanyaan. Saat sesi saya menyampaikan materi, ia juga tampak serius dan siap menjadi Pemimpin Umum Lembaga Pers Siswa (LPS) di SMA Nur Lintang Temanggung yang satu naungan dengan Pesantren Karang Santri.
Di akhir sesi, teman-temannya mengajukan dirinya untuk menerima sertifikat penghargaan yang diberikan oleh Tim GLM Lembaga Pendidikan Ma’arif NU PWNU Jawa Tengah Niam At-Majha kepada perwakilan santri Pesantren Karang Santri Fatchul Qalib. Turu mendampingi saya (Koordinator Gerakan Literasi Ma’arif (GLM) Plus Lembaga Pendidikan Ma’arif NU PWNU Jawa Tengah Hamidulloh Ibda). Kegiatan itu diikuti 100 santri dalam kegiatan bertema Gerakan Murid Ma’arif Menulis Kreatif Selama Ramadan (GEMUKKAN).
Hidupkan GLM Ramadan
Ramadan 1446 H ini memang beda. Bagi saya, LP. Ma’arif NU PWNU Jawa Tengah sangat luar biasa karena menyetujui program GLM Ramadan yang saya tawarkan. Bisa jadi, kita harus berpikir positif bahwa bulan Ramadan bukan hanya sebagai waktu untuk memperkuat keimanan dan ketakwaan, tetapi juga momen yang tepat untuk memperbanyak kegiatan positif yang bisa meningkatkan kualitas diri, termasuk dalam bidang literasi.
GLM Ramadan hadir sebagai salah satu program yang mengajak masyarakat, khususnya di lingkungan Ma’arif, untuk memanfaatkan bulan Ramadan sebagai waktu untuk memperbaiki kemampuan membaca, menulis, dan berpikir kritis.
Gerakan Literasi Ma’arif (GLM) Plus adalah sebuah inisiatif yang digagas untuk mengembangkan budaya literasi di kalangan siswa, guru, dan masyarakat di bawah naungan LP. Ma’arif NU PWNU Jawa Tengah periode 2024-2029. GLM Plus bertujuan untuk menjadikan literasi sebagai bagian penting dalam keseharian, bukan hanya sebagai alat untuk memperoleh pengetahuan, literasi, numerasi, pendidikan inklusi, tetapi juga sebagai cara untuk meningkatkan pemahaman terhadap nilai-nilai kehidupan, termasuk agama, sosial, dan budaya. Gerakan ini berfokus pada upaya peningkatan minat baca, keterampilan menulis, serta kemampuan berpikir kritis yang dapat membantu peserta didik lebih siap menghadapi tantangan zaman.
Pada saat Ramadan, GLM kita desain dengan GLM Ramadan. Ya, sebab Ramadan menjadi bulan yang penuh berkah, memberikan kesempatan luar biasa untuk memperdalam ilmu dan memperbaiki kualitas diri. GLM Ramadan hadir dengan tujuan untuk mengintegrasikan kegiatan literasi dengan semangat Ramadan yang penuh keberkahan. Program ini dirancang untuk meningkatkan kualitas literasi dalam konteks agama, sosial, dan budaya, serta menumbuhkan semangat berbagi ilmu di kalangan umat.
Beberapa kegiatan yang menjadi bagian dari GLM Ramadan meliputi sejumlah materi. Pertama, Pers, Jurnalistik, dan Manajemen Redaksi. Kedua, Strategi Penulisan Berita. Ketiga, Strategi Penulisan Artikel Populer (Opini/Esai). Keempat, Strategi Desain dengan Canva. Kelima, Strategi Penulisan Puisi. Keenam, Strategi Penulisan Cerpen. Ketujuh, tindak lanjut.
Delapan Zona
Pada tahun pertama pelaksanaan GLM Ramadan 1446 H / 2025 M ini tersebar pada 8 (delapan) titik zona. Pertama, Jum’at, 7 Maret 2025 di MTs Hasyim Asyari Jompong, Sumber, Kacamatan Kradenan, Kabupaten Blora. Kedua, Sabtu, 8 Maret 2025 di MA. Roudlotusysyubban Tawangrejo, Jl. Tawangrejo – Winong RT.01/RW.06, Tawangrejo, Winong, Pati. Ketiga, Ahad, 9 Maret 2025 di Pondok Pesantren Mislakhul Muta’allimin, Jalan Santri Nomor 24 Karangtengah, Warungpring, Pemalang.
Keempat, Senin, 17 Maret 2025 di Pesantren Karang Santri Bendosari, Bandunggede, Kec. Kedu, Kabupaten Temanggung. Kelima, Selasa, 18 Maret 2025 di SMK Andalusia Wonosobo, Jalan Raya Wonosobo – Kertek No.KM.05, Area Gn., Ngadikusuman, Kecamatan Kertek, Kabupaten Wonosobo.
Keenam, Rabu 19 Maret 2025 di SMK Ma’arif NU 1 Bener, Jalan Magelang No.Km. 12, Kaliboto, Bener, Kec. Bener, Kabupaten Purworejo. Ketujuh, Sabtu, 22 Maret 2025 di Aula RA / MI Riyadhus Sholihin Dusun III, Nguter, Kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo. Kedelapan, Ahad, 23 Maret 2025 di SMK Ma’arif Kota Mungkit Magelang, Jl. Letnan Tukiat Nglerep, Jangkungan, Deyangan, Kec. Mertoyudan, Magelang.
Pada GLM Ramadan itu, beberapa narasumber menjadi pengisi acara, yaitu Koordinator GLM Plus dan Wakil Rektor INISNU Temanggung Dr. Hamidulloh Ibda, dosen FIPP UNNES dan Direktur Babad.id Abdul Arif, M.Pd., sastrawan dan editor sastra Maarifnujateng.or.id Niam At-Majha. Sedangkan narasumber dari pihak mitra media yaitu Angga Saputra, S.E., (pcnupati.or.id), Wahyu Egi Widayat (Kabartemanggung.com), Qomarul Adib (Suaranahdliyin.com), Syaiful Mustaqim, S.Pd.I (Soearamoeria.com).
Manfaat GLM Ramadan
GLM Ramadan saya klaim memberikan banya manfaat. Pertama, meningkatkan kualitas literasi. GLM Ramadan membantu peserta didik meningkatkan keterampilan literasi mereka, baik dalam membaca, menulis, maupun berpikir kritis. Selain itu, sekolah, madrasah, dan pesantren juga termotivasi untuk mendirikan LPS. Dengan demikian, mereka dapat memperoleh pengetahuan yang lebih luas dan mendalam, serta dapat menerapkan ilmu tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Kedua, menumbuhkan semangat berbagi ilmu. Salah satu aspek penting dari GLM Ramadan adalah berbagi ilmu dan pengalaman. Melalui berbagai kegiatan seperti diskusi buku atau lomba menulis, peserta didik dan masyarakat dapat saling bertukar informasi dan memperkaya pemahaman mereka.
Ketiga, menumbuhkan kesadaran akan pentingnya literasi agama. Selain literasi umum, GLM Ramadan juga memperkenalkan pentingnya literasi agama dalam kehidupan sehari-hari. Memahami nilai-nilai agama dengan baik dapat membantu seseorang menjalani kehidupan yang lebih baik dan lebih bermakna.
Keempat, membentuk karakter yang lebih baik. Kegiatan literasi yang dilakukan selama Ramadan dapat membantu peserta didik untuk lebih disiplin, fokus, dan tekun. Hal ini dapat membentuk karakter mereka agar lebih tangguh dalam menghadapi tantangan hidup, serta lebih bijaksana dalam membuat keputusan.
GLM Ramadan adalah sebuah inisiatif yang sangat bermanfaat dalam meningkatkan kualitas literasi di masyarakat. Melalui program ini, masyarakat di lingkungan Ma’arif dapat memperdalam pengetahuan mereka tidak hanya dalam bidang akademik tetapi juga dalam pemahaman agama. Ramadan sebagai bulan penuh berkah menjadi waktu yang tepat untuk memperkuat semangat literasi dan berbagi ilmu.
Dengan adanya GLM Ramadan, diharapkan akan tercipta masyarakat yang lebih cerdas, kritis, dan mampu beradaptasi dengan perubahan zaman, sambil tetap menjaga nilai-nilai keagamaan yang mulia. Lalu, adakah saran dan masukan untuk GLM Ramadan?
-Dr. Hamidulloh Ibda, penulis adalah Koordinator Gerakan Literasi Ma’arif (GLM) Plus LP. Ma’arif NU PWNU Jawa Tengah.