MIRING KE LAUT
Bahwa kita suatu hari miring ke laut, membuat
rumah di atas ombak.
Saling mencintai, bahkan
- Iklan -
dengan sedekat ini.
Merangkai mawar laut, yang maut
berpagut.
Dari kejauhan, menggulung bayangan biru tua.
Biru muda kita, mata air samudra raya.
Tubuh kita mengapung,
tulang-tulang ikan
menyusur.
Kembali ke tepian,
pasir-pasir putih.
Jiwa menyatu, begitu selalu.
MINGGU
Minggu yang manis:
sekantong mata yang liris.
Lalu berkedip keinginan, melebar mata ke samping.
Hampir, menyentuh pucuk cemara gunung.
Pendaki menemukan cinta, di antara
batu-batu delima.
Juga pohon pinus, udara
terbuka.
Yang memperlihatkan lumut hijau,
menghampiri … kegembiraan.
Bagaimana mempersiapkan lagi,
perjumpaan hari.
Aku meyakini ada padamu, itu berati
aku telah melihatnya.
Minggu yang manis:
sekantong mata yang liris.
DAPUR
Dari yang sederhana … memiliki harga diri
Seseorang mengubah dapur, sebab demikian seharusnya
Bumbu yang tegas untuk menggarami
dari kehampaan,
kepada pengertian mencintai
Untuk mencium wangi, yang panas
Buah kompensasi,
di antara tulang dan bawang
Untuk menemukan rasa terbaik,
tabik
Mengunci bibir,
sesuatu yang mengagumkan
ASLI
Ini dia keaslian yang kuinginkan
Tetes mungil embun
bangkitkan hiruk-pikuk matahari Juni
Rumah musim kita, merambat
lambat
pada kejernihan pagi
kemurnian hari
lebih lama
mengitari mahkota bunga
KEHORMATAN
Ini kehormatan, yang kuyakini sejak mula
Masih kuyakini berterusan
:
kita hidup, menjiwai
kita redup, memaknai, dan
aku di sini
terus mencintai sekitarku
keluarga, saudara
orang-orang yang menyanyangikuku
sebagaima aku menyayanginya
dengan itu telah tercipta cinta
Faris Al Faisal, penyair. Ketua Komite Sastra Dewan Kesenian Indramayu dan Ketua Lembaga Basa lan Sastra Dermayu. Email ffarisalffaisal@gmail.com, Facebook www.facebook.com/faris.alfaisal.3, Twitter @lfaisal_faris, IG @ffarisalffaisal.