Oleh : Hasna Rachmawati
Kata orang zaman dahulu, zaman iki wes berkembang ya cah. Zaman dulu orang ke mana-mana suka berjalan kaki sekarang orang sukanya menggunakan kendaraan. Zaman dahulu orang sukanya kalau menunggu atau mengirim kabar menggunakan surat kabar zaman sekarang orang sukanya menggunakan alat elektronik. Kata orang sekarang, saiki nek arek opo-opo wes simple. Sama halnya di dunia pesantren orang zaman dahulu berpikiran kalau di pesantren itu enak sudah dikasih uang saku, minta apapun boleh sudah bisa mengaji dapat ilmu banyak, hidup di dalam pesantren sungguh nikmat luar biasa.
Demikian dengan pikiran orang zaman sekarang yang berpikiran negatif tentang pondok, orang banyak tidak suka dengan adanya pondok pesantren mereka mengira kalau hidup di pesantren anak nggak bisa ngapa-apa, anak menjadi tidak tau caranya mencari uang. Orang zaman sekarang berpikiran hanya bagaimana caranya mencari uang yang banyak dan bisa sukses tidak memikirkan bagaimana uang bisa di dapat kalau bukan diimbangi dengan beribadah. Demikian banyak orang berpikiran kalau anak di pondok akan ketinggalan zaman.
Dunia pesantren sekarang harus mampu ikut bagian dalam perkembangan zaman sekarang. Dari masa ke masa, kondisi fisik zaman yang sudah berbeda tentu teknologi berasal dari pemikiran yang modern. Perkembangan zaman yang pesat ini hanya membawa dampak positif. Banyak sekali hal-hal yang buruk bahkan merusak dunia. Salah satunya adalah akibat moral yang sudah rusak. Tanpa berpikir panjang orang dengan mudahnya mencederai nilai kemanusiaan. Dari situlah, mari kita belajar tentang bagaimana pendidikan di dunia pesantren yang sangat mengasyikkan dan membawa dampak positif bagi kehidupan yang sangat mengerikan ini.
- Iklan -
Pendidikan di Dunia Pesantren
Pondok pesantren adalah suatu lembaga pendidikan Islam yang tumbuh dan diakui oleh masyarakat sekitar dengan sistem asrama yang santri-santrinya menerima pendidikan agama melalui sistem pengajian atau madrasah, yang sepenuhnya berada di bawah kedaulatan dan kepemimpinan seorang atau beberapa orang kiai dengan ciri khas yang bersifat kharismatik dan independen dalam segala hal.
Kurikulum pesantren yang selama ini mengkiblat pada sistem pendidikan ribath dari hadramaut yang dibawa oleh para dai pertama di Jawa dahulu, kini ditambahkan dengan kurikulum ala barat yang mendominasi era sekarang. Dengan perpaduan ini akan memberikan bekal santri, agar dapat menyesuai dengan pergerakan zaman yang semakin maju ini. Sehingga, tidak hanya pengetahuan umum, namun juga menguasai pengetahuan agama yang kuat sebagai pegangan hidup.
Demikian dengan kurikulum Pondok Pesantren Salafiyah, dalam pembelajaran yang diberikan kepada santri, pondok pesantren menggunakan manhaj dalam bentuk jenis-jenis tertentu dalam cabang ilmu tertentu. Apa itu manhaj? Manhaj dalam pesantren salafiyah dapat diartikan sebagai arahan pembelajaran tertentu. Kitab harus dipelajari sampai tuntas, sebelum dapat naik jenjang ke kitab lain yang lebih tinggi tingkat kesulitannya. Dengan demikian, masa tamat program pembelajaran tidak diukur dengan satuan waktu juga tidak didasarkan tamat atau tuntasnya santri mempelajari kitab yang telah ditentukan.
Peran santri di era zaman now
Santri merupakan sebutan bagi orang yang belajar ilmu agama. Santri kerap dipandang sebelah mata. Mereka dipandang sebagai kaum kolot atau kaum yang ketinggalan zaman. Santri identic dengan tradisional, hanya sibuk mengurusi urusan agama saja. Penulis ini juga kadang juga dibilang oleh teman-temannya yang tidak suka oleh pondok pesantren karena memutuskan untuk mondok. Dia bilang “untuk apa mondok itu?”. Dia beranggapan mondok tidak menjanjikan apapun bagi masa depan. Tentu saja anggapan itu tidak benar. Santri tidak hanya mereka yang sibuk di pesantren dengan ilmu agamanya saja.
Beberapa keberhasilan santri berprestasi harus menjadi pelecut semangat sekaligus kebanggaan bagi para santri nusantara lainnya. Tetap optimistis menjawab tantangan zaman. Pantang menyerah untuk terus belajar dan belajar. Karena identitas santri sendiri adalah orang yang belajar dan tak kenal lelah. Tidak ada kata mantan bagi kata santri.
Yang ada sekali santri ia melekat seumur hidup bagi penyandangnya. Indonesia sangat memerlukan peran santri. Dalam sejarah negeri ini, santri mempunyai andil yang amat besar. Menjadi pahlawan yang gigih memerangi penjajah yang mencoba merebut tanah air. Nabi pernah bersabda, Tholabul ilmi faridhoton ‘ala muslimin wa muslimatin. Mencari ilmu wajib hukumnya bagi orang muslim laki-laki maupun perempuan.
Berdasarkan hadis di atas sudah, saatnya para santri bangkit. Menjadi agent of change (agen perubahan). Tidak hanya belajar ilmu agama saja. Tetapi juga ilmu umum. Ini sesuai hadis nabi. Karena kata ‘ilmu tidak diperinci. Bisa saja ilmu agama atau umum. Karena ilmu umum maupun agama sama-sama ilmunya Allah SWT. Menghadapi tantangan zaman yang kian mengglobal. Di semua lini kehidupan, mulai dari ekonomi, politik, sosial dan budaya. Santri harus mampu menjadi subyek dalam berbagai bidang kehidupan. Mengamalkan ilmu yang ia peroleh dari pesantren. Tidak harus menjadi kiai. Melainkan biasa pejabat, birokrat, insinyur, direktur, pengusaha, dokter, seniman hingga tenaga pendidik bahkan pedagang dan petani serta lainnya.
Solusi Pondok Pesantren dalam menghadapi zaman now
Pondok pesantren telah melakukan perubahan-perubahan. Dalam hal ini dapat dibuktikan dengan keberadaan pondok pesantren yang telah melakukan inovasi-inovasi baru, yang terkait dengan dunia pendidikan. Oleh karena itu, pondok pesantren harus merespon dengan baik perihal tantangan sistem pendidikan pesantren di era modernisasi ini, melalui sebagai berikut modernisasi aspek kurikulum, modernisasi pembelajaran.
Modernisasi pendidikan Islam dalam perkembangannya, menyelenggarakan pendidikan kontemporer, hal itu tidak hanya mengubah basis sosiokultural dan pengetahuan elite santri, melainkan juga mengimbas pada umat Islam secara keseluruhan. Elit santri dan ulama, yang awalnya tumbuh dan berkembang dalam sistem pendidikan pesantren, kini tumbuh, berkembang, dan didewasakan oleh sistem pendidikan modern melalui media sosial Islam lainnya.
Keadaan ini menyebabkan perubahan hubungan ulama dan santri dengan para pengikutnya. Intensitas hubungan personal yang semula dapat berlangsung lama, terbatas, dan berkembang dalam suasana emosional kini menjadi lebih terbuka dan rasional. ditemukan pondok pesantren yang hanya terfokuskan terhadap pendidikan agama Islam atau keislaman yang murni. Maka pada saat ini sudah tidak asing lagi dimata kita bahwa pondok pesantren sudah melakukan berbagai perkembangan meliputi konten konten Islami, pendidikan dan dakwah yang mengajak kebaikan.
Dari artikel di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan pondok pesantren pada zaman sekarang sudah mulai mengikuti zaman globalisasi. Masih menggunakan metode tradisisonal tapi juga diimbangi dengan metode modern supaya santri itu bukan terbilang anak yang kulot atau ketinggalan zaman. Demikian juga anak sejak kecil harus sudah di ajari ilmu agama islam supaya apa? Anak bisa menjaga tata karma dan tau bagaimana sikap yang baik yang harus dimiliki oleh yang seumuran mereka. Bukan untuk menjadi orang yang suka kriminalitas karena tidak memiliki ilmu.
Solusi dari tantangan era globalisasi yang tertera yaitu pondok pesantren harus mengembangkan pondoknya supaya orang tau pondok tersebut sudah mengikuti zaman walaupun didalamnya masih mengajarkan metode tradisional dan santri juga harus berprestasi untuk bisa menjadi penerus bangsa yang mulai rusak ini. Jadi, Ayo Mondok Karena Pesantrenku Keren Lho.
– Mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah INISNU Temanggung