SUNGAI PANJANG DAN RIMBUN LAINNYA
katakan padaku, mengapa di tubuhmu
ada sungai panjang
yang berkelok, yang lambat arusnya
tepian sungai itu batu kali
berwarna murung
licin dan tak tentu
katakan padaku, mengapa di bibirmu
ada kabut putih
yang semakin memucat ketika tanganmu mengepal
yang dinginnya mulai menuruni lekuk leher, dada
dan rimbun lainnya
katakan padaku, mengapa kau sedikit menggeser pantatmu
seperti dingin itu menusukmu
- Iklan -
dan kau perih
Purwokerto, 2023
SUSU IBU
dari langit seriat mengiba
sebab telah sekian kemelut susu ibu
tak lasuh tumpah
separuh dadanya kemarau
dia nyaris menjelma gurun pasir
; rumah-rumah Ismail
bersimpuh ia sebelum menyerahkan
payudara kepada usia anaknya
ia berdoa, surga di bawah kakinya
membawa sepiring nasi
dan melahirkan aliran asi
Purwokerto, 2023
MUSIM PANEN
ini musim panen
sebagaimana dapat kita hirup aroma ketegangan
pada akar-akar padi
bekal makan siang hantaran ibu
bosan menunggu di tepi perdu
semestinya, matahari membakar lamunan kelaparan
atau angin lenggang bertiup di ladang-ladang
tetapi tidak. Panen kita dicuri harga kemeja
kopi di kafe tak dapat ditukar dengan asin peluh
ini musim panen
tetapi aku tidak dapat mencicipi bibirmu di meja-meja restoran
tempat ikan-ikan mentah dihargai mahal
ini musim panen
padi-padi tercerabut bersamaan dengan membubutnya nafsu
mengulum dadamu
Purwokerto, 2023
BERTEDUH DI DADAMU
aku berteduh di dadamu
dari panas kepalaku
akal yang bergaya kuasa, protes manusia
daya sukma dan liurnya
Allah, yang Maha Rahman!
pemilik pisau paling tajam
doa murah manusia, aku pun memeliharanya
berdebu, kumuh, gelandangan
cemas yang terus menyulut
menciptakan jilat kilat atau apa saja
aku berteduh di dadamu
ada juga kubiarkan diriku rebah
pada pundakmu yang
bismillah
Purwokerto, 2023
SEBAGAIMANA CINTA
barangkali seperti halnya Isa dalam tubuh Maryam
kau di dalam diriku menjadi barakah
yang tak diduga-duga
sebagaimana bertemunya dua mata Adam dan Hawa
lahirlah segala cinta di tanah kita
pemberian yang terus saja menciptakan kau dan aku
di mana pun, dengan wajah apa pun
kau maupun aku
akan saling melihat
dan terus melumat
begitu pula sewaktu Qais menggila
kau atau aku akan tetap menjadi Laila
menembus kegembiraan atau luka
kau tetap terjaga
dalam keheningan dan keriuhan dada
di antara simsalabim dan kun-Nya
Purwokerto, 2023
Efen Nurfiana. Ia telah menamatkan pendidikan Magisternya di Universitas Islam Negeri Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto. Karya-karyanya termuat dalam beberapa antologi, media online dan koran. Selain itu, karyanya terdokumentasi dalam kumpulan sajak Dadamu Serumpun Pohon (Wadas Kelir Publisher, 2023), Gus Mus dan Simbolisme Feminin (Wadas Kelir Publisher, 2023). Selama menjadi mahasiswa ia turut dalam kegiatan redaksi di galeri seni rupa Sksp-literary.com.