Oleh Siwi Agustianingsih, S.Pd.
Sering kali dulu kita mendengar ucapan ”sehebat-hebatnya perempuan, tetap mesti bisa masak (di dapur) , mengasuh dan membesarkan anak, karena itu merupakan kodrat perempuan”. Sebelum membahas kodrat seorang perempuan, perlu diketahui bahwa kodrat sendiri memiliki arti yang berbeda dengan gender. Gender antara laki-laki dan perempuan bisa ditukar. Dalam artian, seorang laki-laki bisa mencari nafkah dan bisa pula mendidik anak dirumah. Begitupula perempuan, dia bisa bekerja diluar ataupun mengurus anak dirumah. Gender ada, untuk melengkapi tugas seorang laki-laki dan tugas seorang perempuan yang tidak bisa diselesaikan sendiri. Sedangkan kodrat itu ketentuan yang tidak bisa ditukar ataupun dirubah. Seperti mengandung, melahirkan dan menyusui. Itulah kodrat perempuan yang sesungguhnya, 3 hal yang tidak bisa dipindahtangankan kepada laki-laki.
Akan tetapi, kebanyakan masyarakat mengatakan bahwa kodrat seorang perempuan adalah manak, macak, dan masak. Sedangkan, telah dijelaskan bahwa kodrat dan gender berbeda. Disinilah gender berfungsi. Ketika seorang perempuan tidak bisa memenuhi tugasnya dirumah, laki-laki pun bisa membantu untuk menyelesaikannya. Akan tetapi, banyak masyarakat yang tidak memahami perbedaan tersebut. Sehingga membuat perempuan kewalahan dalam berkarier dan menyelesaikan tugas rumah.
RA Kartini dikenal sebagai sosok pemberani, yang semasa hidupnya terus memperjuangkan harkat dan martabat perempuan agar bisa mendapatkan hak yang sama dengan kaum laki-laki. Pada masa perjuangan kemerdekaan, tidak semua perempuan dapat bersekolah. Hanya perempuan bangsawan saja yang memiliki kesempatan mendapat pendidikan. Berawal dari situ, RA Kartini terdorong untuk memajukan kaum perempuan pribumi agar tidak dipandang memiliki kedudukan yang rendah. Dengan perjuangan seorang perempuan tersebut sehingga sekarang kita perempuan tidak dipandang sebelah mata, kita mampu mendapatkan kesetaraan dalam hal pendidikan, membuka lebar kesempatan perempuan untuk berkarya, mendorong percaya diri perempuan untuk berkarir, membangkitkan kualitas hidup perempuan.
- Iklan -
Butet Manurung yang bernama asli Saur Marlina Manurung merupakan lulusan Sastra Indonesia dan Antropologi Universitas Padjajaran. Butet dikenal sebagai salah satu pendiri Sokola Rimba, yaitu sekolah yang mengajarkan baca tulis kepada anak-anak Suku Anak Dalam di pedalaman Jambi. Sokola Rimba digelar dengan tujuan agar orang Rimba bisa melindungi diri mereka dari ketertindasan pihak luar. Seperti, perusahaan yang mengubah lahan hutan menjadi lahan bisnis dan merugikan orang Rimba.
Perjuangan Butet membangun sekolah ini tentu tak mudah. Dia bahkan sering mendapat penolakan karena orang Rimba menganggap pendidikan adalah budaya luar. Namun, Butet tidak menyerah dan terus mengajar hingga akhirnya pada 2004 dianugerahi “Heroes of Asia Award 2004” oleh majalah Times.
Perempuan adalah makhluk yang sangat istimewa, yang mampu melakukan hal luarbiasa untuk memajukan kehidupan, begitupun peran perempuan terhadap kaum millenial dalam hal ini sangat diperlukan. Generasi millenial itu yang bagaimana? Yah…generasi millenial adalah sekelompok individu yang lahir pada kisaran tahun 1980 hingga awal tahun 2000 an, dimana generasi millenial tumbuh pada era teknologi dan komunikasi online. Generasi ini lebih fleksibel terhadap hal-hal yang baru dan segala kemungkinan yang akan terjadi.
Dalam hal ini saya menuliskan bagaimana peran kita sebagai perempuan terhadap kaum millenial. Bagi saya woman are shields, perempuan adalah PERISAI. Perisai adalah tameng sebagai lambang perjuangan, pertahanan, dan perlindungan untuk mencapai tujuan. PERISAI ini lebih dijelaskan yakni:
P (Pribadi)
Peran pertama perempuan harus dilandasi oleh pribadi yang baik, perilaku yang baik, berakhlak, dan menyenangkan. Sebelum seseorang menghadapi kaum millenial, dia harus terlebih dahulu selesai dengan dirinya sendiri. Anak kaum millenial dia adalah pribadi yang kritis. Oleh karena itu sebelum kita memberi contoh yang baik maka kita harus menjadi pribadi yang baik yang mampu menjadi contoh untuk kaum millenial. Supaya tidak terkesan Jarkoni.
E ( Empati)
Perempuan adalah pribadi yang mengutamakan perasaan. Dengan sikap empati yang dimiliki maka perempuan mampu memahami dan merasakan apa yang dialami oleh orang lain, dalam hal ini adalah kaum millenial. Mereka adalah sosok yang haus sentuhan kasih sayang, dengan perhatian dan empati yang tinggi maka anak akan menjadi pribadi yang hebat.
R ( Rasa Aman)
Perempuan adalah sosok yang memberikan rasa aman dan nyaman bagi anak. Rasa aman merupakan kebutuhan dasar semua manusia dan hanya bisa didapatkan melalui “sebuah hubungan yang penuh kehangatan dan dilandasi rasa percaya”. Jika hal ini didapatkan maka akan membuat seseorang/individu merasa bahwa dirinya dicintai, diinginkan, dan dihargai. Anak tidak akan pernah berlari pada tempat yang salah jika menemui sebuah masalah.
Ilmu
Di dalam keluargapun ibu adalah guru pertama dalam proses pendidikan bagi anak. pandangannya seorang ibu adalah guru sekalipun sekolah pertama bagi anak. Keterikatan Ibu dan anak dimulai sejak dalam kandungan. Ini terbukti dengan kondisi Ibu saat mengandung sangat berpengaruh kepada janinnya. Karena keterikatan inilah ibu memegang peran penting dalam memberikan pendidikan kepada anak sedini mungkin, yakni sejak dalam kandungan. Seorang perempuan dengan pengetahuan yang luas, tingkat pendidikan bagus, dan keshalehah yang tinggi tentu akan berbeda cara memberikan pendidikan kepada anak dibanding dengan seorang perempuan yang tidak mengenyam pendidikan.
Smart
Perempuan dalam mendidik kaum millenial harus lah perempuan yang smart, dengan menjadi perempuan yang smart maka kita tidak akan dibodohi oleh anak-anak kita. Kita harus belajar bagaimana caranya menyesuaikan diri dengan teknologi yang ada, kita mengawasi anak dan pergaulannya, kita mampu mengarahkan dan memfasilitasi anak-anak kita. Perempuan yang smart maka akan melahirkan generasi yang smart.
Akhlak
Perempuan dalam mendidik mengajarkan akhlak dalam kehidupan sehari-hari. Mengajarkan akhlak yang mulia bisa menjadi modal awal untuk menumbuhkan kebaikan lainnya dalam diri.
Inspiratif
Perempuan adalah sosok yang inspiratif, yang mampu membelah diri menjadi beberapa peran sekaligus. Yang memiliki berbagai macam profesi yakni menjadi manager keuangan, chef, guru, dokter, ART dan yang lainnya. Perempuan adalah makhluk tangguh yang memberi contoh pada anak-anaknya untuk menjadi pribadi yang tangguh tanpa banyak mengeluh.
Dari perempuan sebagai PERISAI ini lah lahir kaum millenial yang hebat dan berkarakter. Perempuan menggunakan mulutnya untuk mengatakan kebenaran, suaranya untuk kebaikan, telinganya untuk welas asih, dan hatinya untuk mencintai, wanita kuat bukan karena dia tidak takut tetapi dia terus maju dengan kuat meski ada rasa takut, jadilah wanita yang tak suka mengeluh karena keluhan akan membuat masalah bertambah, jadilah wanita yang tegar dengan balutan sabar dan tetap tenang meski perih menyambar. Semoga apapun kondisinya wanita tetap jaya dalam mendidik anak-anaknya.
-Lahir di Cilacap, 16 Agustus 1993, Guru Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri 2 Cimanggu, Penulis Buku CPNS “Bermodal Duit Sejuta”