Oleh Tasya Desan Fitriani*
Peliknya suasana hati yang dirasakan pengarang, pada akhirnya akan menjadi sebuah catatan rasa yang digores dengan penanya. Sebuah ungkapan hati yang selalu tertuang dalam diksinya, membuat pembaca merasakan hal yang sama dengan apa yang disampaikan pengarang, entah itu tentang cinta, politik, sosial, dan Tuhan. Jejak pena yang dituliskan pengarang sebisa mungkin tidak membuat pembaca berhenti saat membaca karya tulis pengarang.
Bisingnya hara-huru tentang korupsi para pejabat, terlukanya hati karena merindu seseorang, menyuarakan bentuk peduli pada sesama, saling mengingatkan kepada manusia lain dengan Tuhan, membuat para penulis menyuarakan ke dalam karyanya baik puisi, cerpen, film, drama, dan lain-lain untuk ditujukan kepada penikmat sastra. Dalam karyanya, penulis menyiratkan nasehat yang ia tujukan kepada pembaca. Menghabiskan waktu dengan menikmati karya sastra tidak akan sia-sia jika di dalamnya terdapat nasehat yang membangkitkan jiwa malas pada pembaca dalam menghadapi konfil kehidupan.
Jejak pena yang dituliskan Dani Cipta A. dalam kumpulan puisinya yang bertajuk Puisi Rindu (Jejak Publisher, 2020) yang memuat 54 puisi dengan tema berbeda, mampu membuat pembaca terbangun dari kemalasan dan kebimbangan hidup. Dalam bukunya, penulis menyampaikan berbagai rasa tentang cinta, politik, sosial dan Tuhan, dengan meninggalkan kesan yang tidak biasa bagi pembaca. Puisinya sangat mewakili kehidupan pembaca yang dicampuri dengan berbagai konflik dalam kehidupan, tidak hanya cinta yang kebanyakan buku puisi remaja pada era saat ini.
- Iklan -
Kumpulan puisi Dani Cipta A. mewakili pembaca dalam kehidupannya dalam menghadapi permasalah hidup yang kompleks. Diksi yang dituliskan tidak membuat pembaca bingung mencari makna di setiap tajuk puisi. Catatan rasa tentang cinta yang ditokohi oleh Sakana yang dipanggil Sakinah sangat menarik hati pembaca, dan membuat suasana hati pembaca menjadi ceria. Realitas lainnya seperti politik dan sosial juga disajikan Dani Cipta A. dalam menyuarakan hati rakyat “hukum seperti pisau. Mengiris di bawah, menyembah di atas” sudah biasa hukum Indonesia yang selalu mengorbankan rakyat demi pemerintahnya hidup makmur. Indonesia tanpa kemiskinan hanya angan-angan belaka para partai dalam demonya. Hukum Indonesia yang semakin bobrok membuat penulis geram dan mendemonstrasikannya melalui tulisan. Namun dalam puisinya, Dani Cipta A. sedikit mengangkat kalimat yang berbau pornografi. Sehingga karyanya harus memiliki aturan batas usia bagi pembaca.
Dani Cipta A. mengajarkan saya untuk meminta ampun kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena sejatinya manusia yang hidup di dunia adalah seorang yang selalu berbuat dosa kepada Tuhannya. Bait puisi yang membuat saya tersentuh terdapat pada puisi bertajuk Pengampunan Dosa, berikut kutipannya:
Aku seorang pendosa
Ajarkanlah sebuah mantra
untuk ku baca dalam bait-bait doa:
“Ya Tuhan, sesungguhnya aku telah menganiaya
Setiap jengkal darah dalam diriku
dengan kezhaliman yang banyak
sedangkan tidak ada yang menganpuni
Kecuali kemurahan dirimu
Ampunkanlah aku” (hlm. 35)
Setiap tema yang diangkat Dani Cipta A. dalam puisinya selalu memenangkan makna yang tersirat. sederhana, tetapi maknanya selalu menyentuh hati. Diksi yang mudah dipahami membuat pembaca mudah mengerti maksud yang disampaikan penulis. Tema yang diangkat sangat serasi dengan kehidupan manusia, dimana terdapat konflik cinta, politik, sosial, dan konflik batin dengan Sang Pencipta. Jejak pena yang ditinggalkan Dani Cipta A. dalam puisinya seperti sedang meramalkan suasana pembaca. Ia tahu masalah apa saja yang sering timbul dalam kehidupan manusia dan ia selalu menyajikan makna dan jalan keluar dari permasalahan itu lewat goresan pena yang ia ciptakan. Apapun permasalahannya, terdapat titik terang di setiap puisinya.
Seperti penyair pada umumnya yang menyajikan keragaman guratannya dalam sebuah puisi, Dani Cipta A. memiliki point utama dalam mengajarkan kehidupan, dimana ia sebagai penyair mengingatkan kepada pembaca bahwa hanya kepada Tuhan kita meminta pertolongan, dan jika berbuat dosa segeralah bertaubat. Tidak ada yang mengampuni dosa-dosa manusia kecuali Tuhan Yang Maha Esa.
Tentang kerinduan yang ditulis Dani Cipta A. mewakilkan perasaan manusia yang tidak bisa dikatakan dengan kalimatnya sendiri. Ia seperti peramal cinta yang menuliskan perasaan orang lain ke dalam bentuk puisi yang indah dan menyentuh saat dibaca. Seorang penyair memang selalu mewakili perasaan pembaca. Guratan Dani Cipta A. yang beragam temanya tidak akan membuat pembaca bosan, dan ketika dibaca akan mengalami loncatan permasalah konflik yang ada di kehidupan nyata, baik tentang sosial, agama, politik, dan cinta.
*Tasya Desan Fitriani. Seorang mahasiswi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Muhammadiyah Purwokerto.