Oleh : Ananda Fitria Ramadhanti
Dalam kehidupan, pendidikan sejak dini amat penting karena tentu sangat berpengaruh pada proses perkembangan diri pada anak. Proses perkembangan di dunia pendidikan tak terlepas dari sebuah karakter yang berkaitan dengan tujuan dari sebuah pendidikan, di mana dalam tujuan tersebut akan menghasilkan SDM yang berkualitas, dan salah satu tingkat keberhasilannya dapat diukur dari tingginya kualitas pendidikan itu sendiri. Terkait dengan hal tersebut pendidikan karakter tentu akan sangat berperan aktif terhadap penanaman sekaligus pencapaian tujuan pendidikan. Sehingga tentu saja guru akan sangat berperan penting terhadap pembentukan karakter pada anak.
Salah satu tujuan pendidikan tentunya berfokus pada proses penyerapan pengalaman-pengalaman yang dialami sang anak, yang pastinya akan memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan karakter pada anak untuk dapat menyesuaikan diri dan beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Hal tersebut tentu sejalan dengan pernyataan langeveld bahwa secara keseluruhan dari tujuan pendidikan adalah mendidik manusia, di mana pemupukan atau penanaman dalam membentuk karakter itu berlangsung saat usia dini, maka itu yang dikatakan Pendidikan karakter pada usia dini.
Guru selaku peran utama yang sangat mendorong dan mempengaruhi perkembangan karakter anak tentunya dapat menggunakan berbagai media pendukung untuk membangun pendidikan karakter, salah satu cara dalam membangun pendidikan karakter anak adalah dengan memberikan literasi pengayaan kepribadian melalui media buku cerita anak, buku cerita anak dalam hal ini adalah buku yang di dalamnya mengandung pengayaan kepribadian. Di sisi lain buku tersebut tentu dilengkapi oleh gambar-gambar yang mengandung nilai positif bagi sang anak dalam proses penanaman pendidikan karakter, buku yang mengandung pengayaan kepribadian merupakan buku yang dapat meningkatkan kualitas diri anak, maksud dari kualitas tersebut adalah kualitas dari karakter dan sikap para pembaca.
- Iklan -
Buku cerita anak yang mengandung pengayaan kepribadian biasanya berisi mengenai cerita-cerita yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Selain itu, buku tersebut juga dilengkapi dengan visualisasi menggunakan gambar kartun untuk menarik minat baca anak. buku cerita anak tentu saja bisa dijumpai di toko buku, selain itu apabila sekolah memiliki fasilitas perpustakaan, maka guru dapat memanfaatkan buku-buku pengayaan tersebut sebagai media mengenalkan isi buku sembari menceritakan kepribadian yang terkandung dalam buku cerita, dan tentu saja secara tidak langsung guru dan orang tua akan memahami karakter pada setiap masing-masing anak melalui tanggapan-tanggapan yang mereka berikan.
Salah satu contoh buku pengayaan kepribadian adalah Beruang Kutub dan Panda karya Matthew J. Baek. Inti dari buku tersebut mengajarkan bahwa perbedaan merupakan sebuah hal yang menarik dan bukan merupakan sebuah halangan untuk membentuk sekaligus mempererat tali persaudaraan dengan orang lain. Buku ini dapat membentuk karakter sang anak dengan mengajarkan bahwa perbedaan merupakan hal yang sangat unik, dilain sisi kita juga dapat memberikan pemahaman pada sang anak bahwa kita semua mahkluk yang sama tetap akan dapat bersatu meski dalam sebuah perbedaan. Dan tentunya masih banyak buku-buku pengayaan kepribadian lain yang dapat membentuk karakter anak sejak dini. Perlu diketahui bentuk perhatian kecil yang diberikan melalui buku pengayaan kepribadian tentu akan sangat berpengaruh terhadap proses pembentukan karakter anak dimasa yang akan datang.
Dengan berbagai kondisi psikologis anak yang beraneka macam, pengembangan pendidikan karakter bagi anak sangatlah dibutuhkan. Aspek-aspek yang dikembangkan dalam pendidikan karakter antara lain menumbuhkan kesadaran, memiliki kemampuan menilai, memiliki sikap pengertian, serta kemampuannya dalam memecahkan masalah baik secara individu atau pun kelompok (Munthe & Halim, 2019). Aspek-aspek tersebut merupakan pondasi bagi anak untuk menjalani kehidupannya di masa remaja hingga dewasa. Dengan penanaman pendidikan karakter sejak dini, anak diharapkan akan memiliki perilaku yang baik dan bermoral sesuai dengan di mana ia tinggal. Perilaku yang baik dan bermoral merupakan salah satu tujuan nasional dan cita-cita bangsa, yaitu menjadi manusia cerdas dan berakhlak mulia.
Peran penting yang dimiliki oleh sang guru dalam memberikan arahan dalam penanaman pendidikan karakter, tentu saja membutuhkan berbagai strategi, guru dapat merencanakan strategi-strategi khusus untuk memberikan pendidikan karakter melalui buku cerita anak, terutama agar menjadi citra pertama siswa bahwa sang guru memiliki aura yang positif sehingga siswa juga dapat merasakan suasana yang positif. Guru harus mampu menempatkan diri menjadi pengarah sekaligus pembina dalam rangka mengembangkan pendidikan karakter anak. Kemampuan guru dalam berkomunikasi kepada siswa dapat menjadi faktor penentu berhasil atau tidaknya pemberian pendidikan karakter tersebut. Sebagai pengarah sekaligus pembina, guru harus bisa menyampaikan gagasan yang akan disampaikan dengan sebaik mungkin agar menghindari multitafsir. Selain itu Guru harus memiliki sikap yang terbuka, maksudnya guru dapat menampung apa yang menjadi keluh kesah anak dan dapat menjadi pemberi saran kepada setiap anak. Perlu diketahui setiap hal yang dilakukan oleh guru, sedikit banyaknya tentu akan memengaruhi pembentukan karakter pada anak.
Pemberian literasi pengayaan melalui buku cerita anak dapat dilakukan dengan berbagai cara. Untuk kelas bawah, guru dapat menjadi pembaca cerita bagi para siswa. Menjadi pembaca cerita bukanlah tugas yang mudah. Karena usia siswa kelas bawah masih rendah, guru harus dapat menerapkan strategi dalam membaca supaya para siswa tidak merasa jenuh dan bosan. Guru juga dapat menggunakan alat bantu atau alat peraga untuk mendukung visualisasi cerita. Setelah dibacakan cerita, guru dapat menanyakan kepada siswa mengenai cerita yang dibacakan. Pada akhir sesi, guru menyampaikan pesan-pesan moral apa saja yang dapat diambil dari cerita tersebut.
Kegiatan tersebut dapat dilakukan pada saat awal atau akhir pembelajaran. Sementara itu, untuk kelas atas guru dapat menjadi pengarah dan pembimbing kepada siswa. Guru dapat menugaskan siswa untuk membaca 1 buku cerita anak dalam 1 hari. Kemudian, anak dapat merefleksikan isi cerita dan pesan moral dari buku tersebut ke dalam sebuah buku. Guru dapat membuat asesmen singkat berupa menanyakan kepada anak mengenai perilaku-perilau apa saja yang dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan cerita yang telah dibaca.
Pemberian pendidikan karakter melalui buku cerita anak memiliki manfaat yang baik untuk siswa. Pertama, siswa akan memiliki sikap dan karakter yang baik. Buku cerita anak memiliki pesan moral yang baik di dalamnya. Apabila guru berhasil dalam menyalurkan literasi pengayaan kepribadian tersebut, niscaya siswa dapat menyerap pesan moralnya dan dapat menerapkannya ke dalam kehidupan sehari-hari. Kedua, selain mengembangkan pendidikan karakter, pemberian literasi pengayaan melalui buku cerita anak juga dapat mengembangkan daya imajinatif siswa. Siswa dapat mengeksplorasi setiap hal yang ada pada cerita tersebut. Ketiga, siswa menjadi lebih kreatif dalam melakukan suatu hal. Dalam buku cerita, tentunya akan disajikan mengenai pemecahan masalah atas konflik yang ada. Dari hal tersebut, siswa dapat belajar bahwa pemecahan masalah tidak hanya dilakukan dengan satu solusi saja, melainkan juga dapat menggunakan solusi lain.
Pendidikan karakter melalui literasi pengayaan pada buku cerita anak juga dapat memperkenalkan banyak hal baru kepada anak. Buku cerita anak menyediakan banyak pengalaman-pengalaman yang baru ditemui oleh para siswa. Pengalaman baru yang didapat tersebut dapat membuka daya pikir siswa bahwa dunia yang sedang mereka geluti bukan hanya dunia yang saat ini mereka alami aja, melainkan banyak sekali dunia-dunia lain. Hal tersebut dapat memacu siswa untuk memiliki karakter rasa ingin tahu yang tinggi. Rasa ingin tahu yang tinggi menyebabkan siswa menjadi lebih bahagia karena menurunkan kadar kecemasan. Selain itu, siswa juga cenderung memiliki rasa empati dan pengertian yang tinggi pada lingkungan sekitar. Secara tidak langsung, dengan memiliki rasa empati dan pengertian yang tinggi, siswa akan mudah berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain di sekitar, dengan begitu akan menumbuhkan rasa supel siswa untuk berinteraksi dengan orang lain dan perlahan pembentukan karakter anakpun akan terbentuk seiring berjalannya waktu.
-Ananda Fitria Ramadhanti, mahasiswi Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Muhammadiyah Purwokerto.